KONDISI TANAH PENENTUAN GAYA REAKSI TANAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. KONDISI TANAH

Penelitian ini dilakukan di daerah persawahan Desa Nagrak Kabupaten Cianjur. Tanah di daerah persawahan Desa Nagrak Kabupaten Cianjur memiliki kadar air rata-rata 125.56 basis kering dengan bulk density 0.61 gcm 3 . Distribusi ukuran partikel sampel tanah didasarkan pada hasil uji Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Tanah, IPB menunjukkan bahwa tanah tersebut mengandung pasir 9.15 , debu 31.65 , dan liat 55.92 termasuk tekstur Liat Clay. Berdasarkan hasil pengujian konsistensi tanah, batas cair sampel tanah Desa Nagrak Kabupaten Cianjur adalah 78 dengan batas plastis 30 sehingga indeks plastisitasnya adalah 48 . Hal ini menunjukkan bahwa sampel tanah tersebut memiliki sifat plastisitas tinggi.

B. PENENTUAN GAYA REAKSI TANAH

Pengukuran tahanan penekanan merupakan salah satu cara untuk menentukan gaya reaksi tanah. Pada saat penetrometer ditekan, plat sirip akan menembus tanah sehingga tanah akan memberikan reaksi untuk menahan masuknya plat tersebut. Pada saat pergerakan plat sirip, tanah akan mengalami keruntuhan dalam bentuk geseran. Tahanan penekanan dipengaruhi oleh kondisi tanah, ketenggelaman plat sirip, dan sudut kemiringan sirip. Dari hasil pengukuran tahanan penekanan tanah dapat diketahui bahwa lapisan tanah yang paling dalam lebih padat dari lapisan tanah di atasnya. Tahanan penekanan akan semakin tinggi seiring dengan semakin dalam lapisan tanah ditekan, semakin besarnya luas permukaan plat sirip dan semakin kecil sudut kemiringan plat sirip. Tahanan penekanan tanah paling besar terjadi pada saat sudut tekan plat sirip 45 karena sifat tanah sawah lumpur yang mengalir apabila ditekan. Berdasarkan hasil pengukuran tahanan penekanan tanah, kedalaman tanah cenderung memiliki hubungan linier terhadap tahanan penekanan tanah. Data- 37 data hasil pengukuran pada sudut tekan penetrometer 30 , 45 , 60 , 75 , dan 90 disajikan pada Lampiran 1, sedangkan grafik-grafik hubungan antara kedalaman penekanan plat dengan tekanan tanah disajikan pada Gambar 21, Gambar 22, Gambar 23, Gambar 24, dan Gambar 25 . Data-data tahanan penekanan tanah tersebut digunakan sebagai input analisis parameter- parameter desain. y = 0,0316x 3 - 1,0495x 2 + 12,067x + 2,6911 R 2 = 0,9789 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 5 10 15 20 25 kedalaman cm tekan an kP a Gambar 21. Grafik hubungan antara kedalaman penekanan plat dengan tekanan tanah pada sudut tekan 30 . y = 0,0087x 3 - 0,2531x 2 + 3,7295x + 30,657 R 2 = 0,98 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 5 10 15 20 25 kedalaman cm te k a na n k P a Gambar 22. Grafik hubungan antara kedalaman penekanan plat dengan tekanan tanah pada sudut tekan 45 . 38 y = 0,0256x 3 - 0,9145x 2 + 11,012x + 3,0074 R 2 = 0,9932 10 20 30 40 50 60 70 5 10 15 20 25 kedalaman cm te k a na n k P a Gambar 23. Grafik hubungan antara kedalaman penekanan plat dengan tekanan tanah pada sudut tekan 60 . y = 0,0379x 3 - 1,1831x 2 + 11,618x + 10,495 R 2 = 0,976 10 20 30 40 50 60 70 80 5 10 15 20 25 kedalaman cm te k a n a n k P a Gambar 24. Grafik hubungan antara kedalaman penekanan plat dengan tekanan tanah pada sudut tekan 75 . 39 y = 0,0298x 3 - 1,1011x 2 + 13,101x + 1,0923 R 2 = 0,9545 10 20 30 40 50 60 70 5 10 15 20 25 kedalaman cm te k a na n k P a Gambar 25. Grafik hubungan antara kedalaman penekanan plat dengan tekanan tanah pada sudut tekan 90 . C. ANALISIS PARAMETER DESAIN Analisis parameter desain didahului dengan penentuan gaya yang ditumpu roda yang diperoleh dari bobot traktor, beban tarik, dan rolling resistance. Berdasarkan hasil pengukuran, bobot traktor yang digunakan adalah 334 kg atau 3.27 kN, beban tarik 13 bobot traktor 1.08 kN, dan rolling resistance 0.25 bobot traktor 0.82 kN sehingga untuk satu roda diperoleh F h 0.95 kN dan F v 1.64 kN.

1. Gaya Reaksi Tanah