PERFORMANSI RODA TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 3. Pola gerak sirip dari roda bersirip gerak Hermawan et al., 1998. Menurut Hermawan et al. 1997, reaksi tanah saat melawan gerak sirip, meningkat perlahan-lahan dan mencapai nilai maksimum ketika sirip berada pada titik terendah dalam tanah, lalu menurun tanpa menyebabkan adanya perlawanan gerak sirip sampai sirip meningggalkan tanah. Sinkage terbesar dari gerak sirip terjadi saat gaya reaksi tanah terbesar dan titik kerja gayanya bergeser dari ujung menuju pusat sirip. Peningkatan slip sirip dari 25 sampai 50 memberikan gaya reaksi tanah yang besar terhadap gerak sirip, tapi tidak berpengaruh langsung terhadap titik kerja dari gaya yang dihasilkan.

C. PERFORMANSI RODA

Selain oleh kondisi traktor, performansi roda traksi juga dipengaruhi oleh kondisi lahan. Pada lahan sawah, untuk meningkatkan traksi dari roda maka digunakan roda sangkar. Lahan sawah harus dapat mendukung laju lalu lintas traktor. Roda traksi traktor pertanian salah satunya berfungsi untuk menghasilkan traksi. Traksi yang diperoleh merupakan hasil dari aksi-reaksi roda traksi dengan landasannya. Aksi putaran roda traksi dan beban dinamis yang dimilikinya mengakibatkan reaksi dari landasan berupa gesekan dan geseran di antara lapisan landasan yang menerima beban tersebut. Kejadian tersebut dapat mengakibatkan slip pada roda traksi yang akan mengurangi kecepatan maju traktor dan tenaga tarik yang dihasilkan. Semakin besar traksi, maka tenaga tarik yang dihasilkan akan semakin besar pula. Dan semakin besar tenaga tarik maka efisiensi traksi akan semakin besar pula. Pada slip optimum akan tercapai gaya tarik dan efisiensi traksi yang maksimum. 8

1. Ketenggelaman Roda Sinkage

Mandang dan Nishimura 1991 menyatakan bahwa kemampuan lalu lintas traktor tidak hanya ditentukan oleh kelunakan dan kelemahan tanah tetapi juga tergantung pada kemampuan alat tersebut untuk bekerja pada kondisi tanpa adanya sinkage. Kemampuan ini disebut sebagai daya apung dari kendaraan. Sinkage adalah terjadinya penurunan permukaan tanah akibat gaya dari luar dengan mengabaikan distribusi dalam tanah khususnya lalu lintas, yang dapat mengakibatkan pemadatan tanah. Penurunan permukaan terjadi sampai pada keadaan di mana gaya penahan dari tanah seimbang dengan beban yang diberikan. Kenaikan beban dapat menyebabkan kenaikan sinkage Mandang dan Nishimura, 1991. Batas sinkage pada kemampuan lalu lintas traktor maksimum adalah 15 – 20 cm, tetapi hal ini tergantung pada alat traksi traktor, kondisi profil dan permukaan tanah. Ketenggelaman roda sinkage yang besar dapat menimbulkan tahanan gelinding rolling resistance yang semakin besar. Menurut Sembiring, et al. 1990 tahanan gelinding adalah besarnya tahanan yang harus diatasi traktor untuk dapat bergerak menarik melalui rodanya. Besarnya tahanan gelinding dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah dan ukuran roda. Bila traktor tenggelam atau masuk ke dalam tanah maka dapat menaikkan tahanan gelinding dan gaya angkat serta dapat menurunkan gaya tarik. Menurut Triratanasirichai 1991, semakin besar slip yang terjadi maka ketenggelaman roda juga akan semakin besar. Metode pengukuran ketenggelaman roda yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode alat ski dengan mekanisme 4 batang hubung yang dilengkapi sensor infrared distancemeter. Selain itu dinyatakan bahwa kisaran ketenggelaman roda yang terjadi pada traktor dua roda di sawah berkisar 10 cm – 42 cm. Sembiring et al. 1990 menyatakan bahwa beban tarik roda sangat dipengaruhi oleh adanya kontak antara roda dengan tanah. Kontak antara roda dengan tanah dipengaruhi oleh ukuran roda, berat roda, berat traktor yang ditumpu roda, dan kondisi tanah tumpuan roda. Semakin besar beban tarik maka ketenggelaman roda semakin besar. 9