Jumlah sirip aktif J
sa
, ukuran sirip luas penampang sirip A
s
, dan ketenggelaman roda Z saling berkaitan dalam mencapai kesetimbangan
gaya pada sistem roda. Ukuran sirip ditentukan dengan optimisasi menggunakan persamaan-persamaan di atas. Ukuran panjang sirip sangat
berpengaruh terhadap wheel base dan kemampuan traktor untuk belok. Semakin panjang ukuran sirip, maka dapat mengurangi kemampuan
traktor untuk berbelok akibat tahanan gesek sirip dan tahanan geser sirip dengan tanah semakin besar.
3. Mekanisme Pegas
Konsep mekanisme sirip berpegas yang telah ditemukan antara lain mekanisme sirip gerak dengan pegas tekan dan mekanisme sirip gerak
dengan pegas torsional puntir. Konsep mekanisme sirip berpegas seperti terlihat pada Gambar 14, terdapat dua buah pelek rim, sirip dibuat rata,
dan sistem engselnya dibuat dengan memasang mur pada bagian pelek. Pegas yang digunakan adalah pegas tekan yang berada pada tengah-tengah
sirip. Kelemahan dari mekanisme ini adalah tanah menempel pada pegas tersebut sehingga dapat mengganggu mekanisme gerak pegas yang pada
akhirnya akan menyebabkan peningkatan slip roda dan mengurangi efisiensi kerja dari roda tersebut.
Gambar 14. Mekanisme sirip gerak dengan pegas tekan Muhtar, 2002.
Konsep mekanisme pegas yang lain diperlihatkan pada Gambar 15. Mekanisme ini menggunakan dua buah pegas puntir yang ukuran dan jenis
bahannya ditentukan untuk menghasilkan defleksi optimum saat bekerja.
28
Defleksi sirip yang diharapkan adalah saat menumpu beban sudut kemiringan sirip 45
o
. Dengan demikian, kekuatankoefisien pegas ditentukan dengan kesetimbangan gaya yang terjadi pada plat sirip yaitu
gaya reaksi tanah pada plat dan gaya pegasnya. Mekanisme ini dilengkapi dengan poros dan engsel penahan yang menghubungkan poros dengan
sirip. Rim
Pegas puntir
Engsel Poros Engsel
Sirip
Gambar 15. Konsep mekanisme sirip gerak dengan pegas puntir Wiyono, 2005.
Proses perancangan pegas dimulai dengan penghitungan nilai elastisitas bahan kawat pegas. Nilai modulus elastisitas pegas dapat
dihitung dengan persamaan Sudianto, 2000:
4
64 d
PDrn E
rad
θ =
..................................................................................29 di mana : E
= nilai modulus elastisitas bahan kawat pegas, θ
rad
= sudut defleksi pegas, d
= diameter kawat pegas, D
= diameter lilitan pegas, n
= jumlah lilitan pegas, P
= beban yang diterima pegas, dan r
= jarak kerja beban terhadap poros pegas.
Gambar 16 menunjukkan proses pengujian contoh pegas torsional untuk memperoleh data besarnya defleksi pegas akibat pembebanan pada
salah satu lengannya.
29
Gambar 16. Skema pengujian pegas torsional.
4. Flens Roda