23
4.1.2 Keadaan Penduduk
a. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Penduduk di Marihat Bandar berjumlah 5329 orang dengan rumah tangga yang tersebar di setiap Dusun. Berdasarkan golongan umur sampel penduduk
Desa Marihat Bandar dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Marihat Bandar Tahun 2014
Jumlah Penduduk Jiwa Jumlah
Persentase
Laki-Laki 2507
47,05 Perempuan
2822 52,95
Total 5329
100 Sumber: Kantor Desa Marihat Bandar, 2015
Dari Tabel 4 dapat dilihat penduduk di Desa Marihat Bandar pada tahun 2014 berjumlah 5329 jiwa atau 1337 kepala keluarga. Dan berdasarkan jenis kelamin
jumlah penduduk perempuan sebanyak 2822 jiwa 52,95 dari total penduduk sebanyak 5329 jiwa dan penduduk laki-laki berjumlah 2507 jiwa 47,05
b. Jumlah Penduduk Berdasarkan tingkat kemiskinan
Dilihat dari tingkat kemiskinan ternyata tingkat kemiskinan di Desa Marihat Bandar cukup besar. Berikut gambaran jumlah penduduk menurut Dusun di Desa
Marihat Bandar:
24
Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut tingkat kemiskinan di Desa Marihat
Bandar Tahun 2014 Uraian
RTTM RTM
RTSM
Dusun 1 89
83 15
Dusun 2 104
94 18
Dusun 3 69
110 23
Dusun 4 66
64 17
Dusun 5 124
45 13
Dusun 6 127
48 15
Dusun 7 118
62 33
Dusun 8 697
506 134
Total 1394
1012 268
Sumber: Kantor Desa Marihat Bandar, 2015 Tabel 5 di atas menjelaskan bahwa tingkat kemiskinan rumah tangga sangat
miskin berjumlah 134 rumah tangga dari total 1.337 rumah tangga. Dan jumlah rumah tangga miskin sebesar 506 rumah tangga dari total 1.337 rumah tangga.
Sedangkan rumah tangga tidak miskin berjumlah 697 rumah tangga dari total 1.337 rumah tangga.
4.1.3 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang ada di suatu desa sangat dibutuhkan demi perkembangan desa tersebut. Untuk mencapai desa ini dapat ditempuh dengan
menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua. Di Desa Marihat Bandar, sarana dan prasarana yang dibutuhkan penduduk, seperti sarana ibadah, kesehatan,
pendidikan, transportasi, dan lain-lain telah tersedia. Hal ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
25
Tabel 6. Sarana dan Prasarana No
Sarana dan Prasarana Jumlah Unit
1 Sekolah
a. SD
4 2
Kesehatan a.
Puskesmas Pembantu 1
3 Tempat Peribadahan
a. Mesjid
4 b.
Gereja 5
4 Transportasi
a. Jalan
10 km Sumber: Kantor Desa Marihat Bandar, 2015
4.1.4 Keadaan Sosial Ekonomi
a. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian
Di Desa
Desa Marihat Bandar
Mata Pencaharian penduduk mayoritas adalah petani yang terdiri dari Ubi Kayu, Kelapa Sawit, Padi, dan Jagung. Sebagian lagi
masyarakat di desa ini adalah swasta dan PNS. Adapun jumlah kepala keluarga KK menurut kelompok mata pencaharian di Desa Marihat Bandar dapat dilihat
pada Tabel 7.
26
Tabel 7. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian di Desa Marihat Bandar 2014
No. Mata Pencaharian
Jumlah Penduduk
1. Petani
335 2.
Guru 28
3. Tenaga`Kesehatan
11 4.
Pegawai Tetap 58
5. Pedagang
299
6.
Tukang 124
7.
Pengrajin 35
8. Lainnya
654 Sumber: Kantor Kepala Desa Marihat Bandar, 2015
4.2 Karakteristik Petani Sampel
Karakteristik petani sampel menggambarkan kondisi, keadaan serta status dari petani. Karakteristik seorang responden didalam suatu penelitian akan sangat
membantu untuk memperoleh informasi tentang keadaan usahataninya terutama dalam peningkatan produksi usahataninya.
Karakteristik petani usahatani ubi kayu pada penelitian ini, terdiri dari umur usahatani, umur petani sampel, tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani,
jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, produksi, produktivitas, akan dijelaskan lebih rinci sebagai berikut.
27
Tabel 8. Karakteristik Petani Sampel Di desa Marihat Bandar, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun 2015
No Uraian
Range Rataan
1 Umur Petani Sampel Tahun
36 - 62 49,11
2 Tingkat Pendidikan Tahun
06 – 12 10,5
3 Jumlah Tanggungan Jiwa
0 - 5 2,14
4 Luas Lahan Ha
0,4 - 0.96 0,76
5 Bibit Goni
80 - 192 152,86
6 Produksi Kg
1100 - 2640 2.084,59
Sumber: Kantor Kepala Desa Marihat Bandar, 2015 Umur petani ubi kayu di Desa Marihat Bandar berkisar antara 36 - 62 tahun
dengan rata-rata umur 49,11 tahun. Berdasarkan data umur yang diperoleh, pada umumnya petani ubi kayu berada pada usia produktif sehingga mempunyai
kemampuan lebih baik dalam berfikir dan bertindak untuk merencanakan suatu kegiatan. Tingkat umur mempunyai pengaruh terhadap kemampuan fisik petani
dalam mengelola usahatani yang dikerjakannya. Pada umumnya petani yang berumur muda dan sehat jasmaninya memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat
sedangkan semakin tua umur petani maka kemampuan kerjanya relatif menurun, produktifitas kerja petani ubi kayu juga terbatas setelah melewati tahap jenuh
dalam mengerjakan usahataninya. Sementara itu petani yang masih muda memiliki tingkat adopsi yang lebih tinggi terhadap ide-ide baru yang disampaikan
oleh para ahli atau penyuluh pertanian, dan cepat menerima perkembangan teknologi yang berhubungan dengan usahatani yang petani kopi kerjakan. Petani
muda ini juga lebih berani mengambil resiko meskipun masih kurang memiliki pengalaman yang cukup dibanding dengan petani usia tua. Oleh karena itu, usia
28
sangat mempengaruhi kemampuan petani untuk mengambil keputusan untuk usahataninya.
Pendidikan formal merupakan salah satu factor yang penting dalam mengelola usahatani dimana respon petani terhadap teknologi yang sedang
berkembang sangat bergantung dari tingkat pendidikannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani maka semakin mudah untuk mengadopsi teknologi
dalam menjalankan usahataninya. Tingkat pendidikan petani di daerah penelitian berkisar 6 – 12 tahun dengan rata-rata 10,50. Dari data ini dapat dikatakan bahwa
tingkat pendidikan petani sampel di daerrah penelitian tergolong sedang untuk mengadopsi teknologi.
Jumlah tanggungan keluarga dalam daerah penelitian akan berpengaruh terhadap distribusi pendapatan dan ketersediaan tenaga kerja dalam keluarga
Jumlah tanggungan keluarga di daerah penelitian berkisar 0 - 5 orang dengan rata- rata jumlah tanggungan keluarga sebanyak 2 orang. Semakin banyak jumlah
tanggungan keluarga, maka akan semakin banyak pula tenaga kerja dalam keluarga.
Besarnya luas pengolahan lahan petani ubi kayu merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses produksi ataupun usahatani. Dalam usahatani,
pengusahaan lahan yang sempit sudah pasti tidak efisien dibandingkan dengan pengusahaan lahan yang luas. Luas lahan usahatani yang dikelola akan
berpengaruh terhadap jumlah penerimaan, pendapatan, dan biaya yang dikeluarkan dalam usahatani tersebut. Besarnya produksi ubi kayu juga
dipengaruhi oleh luasnya lahan yang dimiliki petani ubi kayu. Dan hal ini juga
29
akan meningkatkan besarnya biaya yang dikeluarkan terhadap tenaga kerja. Luas lahan ubi kayu berkisar antara 0,4 Ha sampai 0.96 Ha dengan rata-rata luas lahan
0,76 Ha. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa luas lahan yang diusahakan oleh petani di daerah penelitian masih tergolong sangat kecil.
Banyaknya bibit ubi kayu yang diusahakan pada usahatani ubi kayu juga sangat berpengaruh terhadap hasil produksi ubi kayu. Semakin banyak bibit yang
diusahakan maka akan semakin besar pula hasil produksi yang didapat. Bibit ubi kayu petani sampel di daerah penelitian berkisar antara 80 – 192 dengan rata-rata
152,86
goni, dari data tersebut dapat dilihat bahwa benih ubi kayu yang diusahakan oleh petani masi tergolong kecil jika dibandingkan dengan luas lahan
yang dipakai.
30
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Biaya Produksi Usahatani Ubi Kayu