Klasifikasi Deteksi Dini Kanker Payudara

2.6.4.1 Program Pengendalian Kanker Payudara

a. Pencegahan Primer

1 Promosi dan edukasi pola hidup sehat 2 Menghindari faktor resiko riwayat keluarga, tidak punya anak, tidak menyusui, riwayat tumor jinak sebelumnya, obesitas, kebiasaan makan tinggi lemak, kurang serat, perokok aktif dan pasif, pemakaian obat hormonal 5 tahun.

b. Pencegahan Sekunder

1 SADARI 2 Pemeriksaan Klinis Payudara CBEClinical Breast Examination, untuk menemukan ukuran benjolan kurang dari 1 cm 3 USG, untuk mengetahui batas-batas tumor dan jenis tumor 4 Mammografi, menemukan adanya kelainan sebelum adanya gejala tumor dan adanya keganasan c. Pencegahan Tersier 1 Diagnosis dan Terapi Diagnosis kanker payudara membutuhkan kombinasi antara kajian klinis dan investigasi diagnostik. Sekali diagnosis ditegakkan harus dapat ditentukan stadiumnya agar dapat mengevaluasi besaran penyakit dan melakukan terapi yang tepat. Tujuan dari pengobatan adalah menyembuhkan, memperpanjang harapan hidup, dan meningkatkan kualitas hidup. Prioritas pengobatan harus ditujukan pada kanker dengan stadium awal dan yang lebih berpotensial untuk sembuh. Standar pengobatan kanker meliputi: operasi, radiasi, kemoterapi, dan hormonal yang disesuaikan dengan indikasi patologi. Pengobatan harus terpadu meliputi psikososial, rehabilitasi dan terkoordinasi dengan pelayanan paliatif untuk memastikan peningkatan kualitas hidup pasien kanker. 2 Pelayanan Paliatif Hampir di seluruh dunia pasien kanker terdiagnosis dalam stadium lanjut dan pengobatan harus terpadu termasuk pendekatan psikososial, rehabilitasi, dan terkoordinasi dengan pelayanan paliatif untuk memastikan peningkatan kualitas hidup pasien kanker. Untuk kasus seperti ini pengobatan yang realistis adalah mengurangi nyeri dengan pelayanan paliatif. Diyakini, pelayanan paliatif yang baik dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker payudara.

2.6.5 Deteksi Dini

Upaya deteksi dini kanker adalah usaha untuk menemukan adanya kanker yang masih dapat disembuhkan, yaitu kanker yang belum lama tumbuh, masih kecil, masih lokal, belum menimbulkan kerusakan berarti, pada golongan masyarakat tertentu dan waktu tertentu Sukardja, 2000 Upaya ini sangat penting, sebab apabila kanker payudara dapat dideteksi pada stadium dini dan diterapi secara tepat maka tingkat kesembuhan yang cukup tinggi 80-90 Kemenkes RI, 2010. Penapisan pada negara maju seperti Amerika, Inggris, dan Belanda dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan ultrasonografi dan mamografi, karena sumber daya di Negara-negara itu cukup memadai untuk melakukan program tesebut, sedangkan di negara berkembang seperti Indonesia, penapisan secara massal dengan USG dan mammografi belum memungkinkan untuk dilakukan. Oleh karena itu pemeriksaan klinis payudara oleh tenaga kesehatan terlatih yang diikuti dengan promosi dan edukasi tentang pengobatan yang baik kepada masyarakat bahwa kanker payudara apabila ditemukan pada stadium awal dan dilakukan operasi akan meningkatkan kemungkinan untuk sembuh dan waktu untuk bertahan hidup lebih lama sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pencapaian tujuan dari penapisan yaitu menurunkan angka kematian dan meningkatkan kualitas hidup penderita kanker payudara Kemenkes RI, 2010. Selain penapisan, penemuan dini merupakan strategi lain yang penting untuk menemukan kanker stadium dini. Penemuan dini dimulai dengan peningkatan kesadaran masyarakat tentang perubahan bentuk atau adanya kelainan di payudara mereka sendiri, dengan cara memasyarakatkan program SADARI bagi semua perempuan dimulai sejak usia subur, sejak 85 kelainan di payudara justru pertama kali dikenali oleh penderita bila tidak dilakukan penapisan missal Kemenkes RI, 2010. SADARI sebaiknya dilakukan setiap kali selesai menstruasi hari ke-7 sampai ke-10, terhitung hari pertama haid. Pemeriksaan dilakukan setiap bulan sejak umur 20 tahun. Sensitivitas pemeriksaan ini adalah 20-30. Sensitivitas juga dipengaruhi oleh cara melakukan SADARI dan variasi berdasarkan ukuran, lokasi, bentuk, komposisi dari massa yang terpalpasi, akan tetapi lebih tergantung kepada ukuran dan tipe tumor Kearney, 2006. Menurut rekomendasi American Cancer Society penapisan pada kanker payudara yang dilakukan oleh petugas kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai cara : Smith, 2003 a. Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Tenaga Medis Terlatih Clinical Breast Examination 1. Pada perempuan sejak pertama mengalami haid dianjurkan melaksanakan SADARI, sedangkan umur 20-30 tahun dianjurkan CBE dilakukan setiap tiga tahun sekali. Untuk perempuan yang mendapatkan kelainan pada saat SADARI dianjurkan dilaksanakan CBE sehingga dapat lebih dipastikan apakah ada kemungkinan keganasan. 2. Pada perempuan berusia di atas 40 tahun, dilakukan CBE setiap tahun. b. Pemeriksaan Ultrasonography USG 1. Apabila pada pemeriksaan CBE terdapat benjolan dibutuhkan pemeriksaan lanjutan dengan USG maupun mammografi. 2. USG dilakukan terutama untuk membuktikan adanya massa kistik dan solid padat yang mengarah pada keganasan, dan pada perempuan di bawah usia 40 tahun. c. Pemeriksaan Penapisan Mammografi 1. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan berkala, setiap satu tahun sekali pada perempuan di atas 40 tahun. 2. Dilakukan pada perempuan yang bergejala maupun pada perempuan yang tidak bergejala opportunistic screening dan organized screening.

2.6.6 Pengobatan

Pada stadium I, II, IIIa stadium operabel, sifat pengobatan adalah kuratif. Pengobatannya yaitu operasi primer dan terapi yang bersifat adjuvan. 1 Stadium I pengobatannya adalah radikal mastektomi atau modified radikal mastektomi dengan atau tanpa radiasi dan kemoterapi. 2 Stadium II pengobatannya adalah radikal mastektomi atau modified radikal mastektomi dengan atau tanpa radiasi dan kemoterapi. 3 Stadium IIIa adalah dengan simple mastektomi dengan radiasi dan kemoterapi. 4 Stadium IIIb dan IV, sifat pengobatannya adalah paliasi, yaitu terutama untuk mengurangi penderitaan penderita dan memperbaiki kualitas hidup. Dengan pengobatan radiasi, kemoterapi dan hormonal. 5 Stadium IV pengobatan yang primer adalah yang bersifat sistemik yaitu kemoterapi dan hormonal.

2.7 SADARI

2.7.1 Pengertian SADARI

Pemeriksaan payudara sendiri SADARI adalah suatu teknik pemeriksaan dimana seorang wanita memeriksa payudaranya sendiri dengan melihat dan merasakan dengan jari untuk mendeteksi apakah ada benjolan atau tidak pada payudaranya.

2.7.2 Tujuan

1. Untuk meningkatkan pemahaman terhadap payudara 2. Untuk mendeteksi adanya benjolan pada stadium awal 3. Untuk melihat adanya perubahan abnormal pada payudara

2.7.3 Waktu SADARI

1. 7-10 hari setelah menstruasi dimana payudara saat itu tidak bengkak dan tidak nyeri bila ditekan. 2. Untuk wanita yang tidak lagi menstruasi menopause, maka dipilih tanggal yang sama setiap bulannya.

2.7.4 Cara Melakukan SADARI

Cara melakukan SADARI : Depkes, 2007 1. Perhatikan dan amati : a. Perhatikan dengan teliti payudara anda dimuka cermin tanpa berpakaian sambil berdiri tegak, dengan kedua lengan lurus kebawah disamping badan. Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Perhatikan juga bila ada benjolan di payudara. Amati dengan teliti. b. Angkatlah kedua lengan lurus keatas dan ulangi periksa. Mengangkat kedua lengan dimaksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia di bawahnya. c. Dengan kedua siku mengarah kesamping tekanlah telapak tangan anda di pinggang. Cara ini akan menegangkan otot-otot dada dan axilla agar perubahan-perubahan, misalnya cekungan dekok dan benjolan akan lebih kelihatan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan dan Motivasi Terhadap Sikap Remaja Putri yang Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMA Negeri 1 Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2014

5 92 121

Determinan Perillaku Sadari Remaja Putri dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Negeri 8 Medan Tahun 2014

6 61 118

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Bisnis Manajemen Administrasi Perkantoran Bina Satria Medan Tahun 2010

1 92 88

PENGARUH PELATIHAN SADARI TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN CARA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA Pengaruh Pelatihan Sadari Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Siswi SMK Dwija Dharma Boyolali.

1 3 16

SKRIPSI PENGARUH PELATIHAN SADARI TERHADAP PENGETAHUAN, Pengaruh Pelatihan Sadari Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Siswi SMK Dwija Dharma Boyolali.

0 2 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SADARI sebagai Alat Deteksi Dini Kanker Payudara 2.1.1 Deteksi Dini - Efektifitas Metode Simulasi terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara dengan SADARI di SMA Negeri 1 dan SMA Citra

0 1 34

II. PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG SADARI - Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Smk Negeri 3 Tebing Tinggi Tahun 2015

0 0 34

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyuluhan Kesehatan 2.1.1 Pengertian Penyuluhan Kesehatan - Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Smk Negeri 3 Tebing Tinggi Tahun

0 1 34

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di Smk Negeri 3 Tebing Tinggi Tahun 2015

0 3 12

PENGARUH PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI YANG MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI SMA NEGERI 1 MARBAU KABUPATEN LABUHANBATU UTARA TAHUN 2014 SKRIPSI

0 0 13