Deteksi Dini Pencegahan Sekunder
karena sumber daya di Negara-negara itu cukup memadai untuk melakukan program tesebut, sedangkan di negara berkembang seperti Indonesia, penapisan
secara massal dengan USG dan mammografi belum memungkinkan untuk dilakukan. Oleh karena itu pemeriksaan klinis payudara oleh tenaga kesehatan
terlatih yang diikuti dengan promosi dan edukasi tentang pengobatan yang baik kepada masyarakat bahwa kanker payudara apabila ditemukan pada stadium awal
dan dilakukan operasi akan meningkatkan kemungkinan untuk sembuh dan waktu untuk bertahan hidup lebih lama sehingga pada akhirnya akan meningkatkan
pencapaian tujuan dari penapisan yaitu menurunkan angka kematian dan meningkatkan kualitas hidup penderita kanker payudara Kemenkes RI, 2010.
Selain penapisan, penemuan dini merupakan strategi lain yang penting untuk menemukan kanker stadium dini. Penemuan dini dimulai dengan
peningkatan kesadaran masyarakat tentang perubahan bentuk atau adanya kelainan di payudara mereka sendiri, dengan cara memasyarakatkan program
SADARI bagi semua perempuan dimulai sejak usia subur, sejak 85 kelainan di payudara justru pertama kali dikenali oleh penderita bila tidak dilakukan
penapisan missal Kemenkes RI, 2010. SADARI sebaiknya dilakukan setiap kali selesai menstruasi hari ke-7
sampai ke-10, terhitung hari pertama haid. Pemeriksaan dilakukan setiap bulan sejak umur 20 tahun. Sensitivitas pemeriksaan ini adalah 20-30. Sensitivitas
juga dipengaruhi oleh cara melakukan SADARI dan variasi berdasarkan ukuran, lokasi, bentuk, komposisi dari massa yang terpalpasi, akan tetapi lebih tergantung
kepada ukuran dan tipe tumor Kearney, 2006.
Menurut rekomendasi American Cancer Society penapisan pada kanker payudara yang dilakukan oleh petugas kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai
cara : Smith, 2003
a.
Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Tenaga Medis Terlatih Clinical Breast Examination
1.
Pada perempuan sejak pertama mengalami haid dianjurkan melaksanakan SADARI, sedangkan umur 20-30 tahun dianjurkan CBE
dilakukan setiap tiga tahun sekali. Untuk perempuan yang mendapatkan kelainan pada saat SADARI dianjurkan dilaksanakan CBE sehingga
dapat lebih dipastikan apakah ada kemungkinan keganasan.
2.
Pada perempuan berusia di atas 40 tahun, dilakukan CBE setiap tahun.
b.
Pemeriksaan Ultrasonography USG 1. Apabila pada pemeriksaan CBE terdapat benjolan dibutuhkan
pemeriksaan lanjutan dengan USG maupun mammografi. 2. USG dilakukan terutama untuk membuktikan adanya massa kistik dan
solid padat yang mengarah pada keganasan, dan pada perempuan di bawah usia 40 tahun.
c. Pemeriksaan Penapisan Mammografi 1. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan berkala, setiap satu tahun
sekali pada perempuan di atas 40 tahun. 2. Dilakukan pada perempuan yang bergejala maupun pada perempuan
yang tidak bergejala opportunistic screening dan organized screening.