Metode Penentuan Usia Kehamilan dan Taksiran Tanggal Persalinan 1.Metode HPHT
5.1.3. Metode Penentuan Usia Kehamilan dan Taksiran Tanggal Persalinan 5.1.3.1.Metode HPHT
Pengetahuan ibu mengenai panjang siklus menstruasi sebelumnya sangat penting untuk menentukan usia kehamilan dan taksiran tanggal persalinan yang
tepat. Tabel 5.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai Panjang
Siklus Menstruasi Sebelumnya Mengetahui Panjang Siklus Menstruasi
Sebelumnya f orang
Tidak 61
80,3 Ya
15 19,7
Total 76
100 Berdasarkan tabel 5.2. didapatkan mayoritas responden 80,3 tidak
mengetahui panjang siklus menstruasinya yang dihitung dari jarak antara tanggal hari pertama keluarnya darah haid sebelumnya sampai tanggal hari pertama
keluarnya darah haid berikutnya yang terakhir. Keteraturan siklus menstruasi merupakan salah satu faktor penting dalam
penentuan usia kehamilan dengan metode HPHT. Dengan siklus menstruasi teratur 21-35 hari usia kehamilan dapat ditentukan dengan tepat.
Tabel 5.3. Distribusi Responden Berdasarkan Keteraturan Siklus Menstruasi Siklus Menstruasi
f orang 21 hari
11 14,5
21-35 hari 39
51,3 35 hari
26 34,2
Total 76
100 Melalui data yang dikumpulkan dari 76 responden didapatkan 39
responden 51,3 memiliki siklus haid teratur 21-35 hari dan sisanya yaitu 37 responden memiliki siklus haid tidak teratur dengan distribusi 11 responden
14,5 memiliki siklus haid kurang dari 21 hari dan 26 responden 34,2 memiliki siklus haid lebih dari 35 hari.
Syarat ketiga untuk dapat menentukan usia kehamilan dan taksiran tanggal persalinan yang tepat adalah tidak adanya riwayat penggunaan kontrasepsi
hormonal enam bulan sebelum HPHT.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.4. Distribusi Responden Berdasarkan Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Enam Bulan Sebelum HPHT
Kontrasepsi Hormonal f orang
Tidak menggunakan 32
42,1 Menggunakan
a. Pil 27
35,5 b. Suntik
15 19,7
c. Implan 2
2,6 Total
76 100
Berdasarkan tabel 5.4. didapatkan mayoritas responden menggunakan kontrasepsi hormonal dalam enam bulan sebelum HPHT yaitu 44 responden
57,9 dengan distribusi terbanyak adalah penggunaan kontrasepsi hormonal jenis pil 35,5.
Pengetahuan mengenai tanggal HPHT yang pasti dan akurat sangat diperlukan untuk dapat menggunakan metode HPHT dalam menentukan usia
kehamilan dan taksiran tanggal persalinan dengan tepat. Tabel 5.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan dan Pencatatan
Tanggal HPHT Mengetahui tanggal HPHT
f orang Tidak
17 22,4
Ya a. Tidak ada dicatatingatan
30 39,5
b. Ada dicatat Kalender
19 25
Buku 10
13,2 HP
Lainnya Total
76 100
Dari 76 responden didapatkan mayoritas 59 responden 77,6 mengetahui tanggal hari pertama keluarnya darah menstruasi pada siklus yang
terakhir HPHT dengan distribusi terbanyak diketahui dari ingatan yaitu sebanyak 30 responden 39,5.
Dari penjelasan diatas diketahui bahwa untuk menentukan usia kehamilan dan taksiran tanggal persalinan dengan metode HPHT yang baik harus memenuhi
beberapa syarat yaitu mengetahui panjang siklus haid sebelumnya, siklus menstruasi yang teratur, tidak memakai kontrasepsi enam bulan sebelum HPHT,
Universitas Sumatera Utara
dan harus mengetahui tanggal HPHT nya secara pasti. Dari hasil data diatas disusunlah metode HPHT yang dikelompokkan sebagai berikut tabel 5.6.
Riwayat dikatakan baik jika responden mengetahui panjang siklus menstruasi sebelumnya dengan siklus menstruasi yang teratur dan tidak ada pemakaian
kontrasepsi hormonal enam bulan sebelumnya dihitung dari tanggal hari pertama haid terakhir. Riwayat dikatakan buruk jika salah satu dari syarat riwayat baik
tidak dapat dipenuhi. Tabel 5.6. Distribusi Responden Berdasarkan Penggolongan Metode HPHT
Metode HPHT f orang
Riwayat baik + HPHT diketahui dari pencatatan
dan dapat dibuktikan Deviasi : ±2-3 minggu
4 5,3
Riwayat baik + HPHT dari ingatan
Deviasi : ±3-4 minggu 6
7,9
Riwayat buruk Deviasi : ±4-6 minggu
66 86,8
Total 76
100 Dari tabel 5.6. ditunjukkan bahwa distribusi paling banyak adalah riwayat
buruk dengan deviasi usia kehamilan dan taksiran tanggal persalinan ±4-6 minggu sebanyak 66 responden 86,8 dan distribusi paling sedikit adalah riwayat baik
ditambah HPHT diketahui dari pencatatan dan dapat dibuktikan dengan deviasi usia kehamilan dan taksiran tanggal persalinan ±2-3 minggu sebanyak 4
responden 5,3. 5.1.3.2.Metode USG
Penggunaan USG dalam menentukan usia kehamilan dan taksiran tanggal persalinan dapat dilihat pada tabel 5.7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7. Distribusi Responden Berdasarkan Anjuran Pemeriksaan USG Pertama Metode USG
f orang Tidak USG
11 14,5
USG a. 8 minggu
Deviasi : ±10 hari
4 5,3
b. 8-12 minggu Deviasi : ±7 hari
4 5,3
c. 12-15 minggu Deviasi : ±14
hari d. 15-20 minggu
Deviasi : ±10 hari
3 3,9
e. 20-28 minggu Deviasi : ±2
minggu 35
46,1
f. 28 minggu Deviasi : ±3
minggu 19
25
Total 76
100 Didapatkan 11 responden 14,5 tidak dianjurkan melakukan
pemeriksaan USG dan 65 responden 85,5 dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan USG dengan distribusi terbanyak yaitu 46,1 pada kehamilan 20-28
minggu Deviasi: ±2 minggu.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3.3.T ab
u la
si S ila
n g
Met o
d e H
P H
T d
en g
a n
Met o
d e U
S G
Total Riwayat buruk
Deviasi : ±4-6 minggu
Riwayat baik + HPHT dari ingatan
Deviasi : ±3-4 minggu
Riwayat baik + HPHT diketahui dari
pencatatan dan dapat dibuktikan Deviasi :
±2-3 minggu METODE HPHT
Tabel 5.8. Distribusi Tabulasi Silang Antara Metode HPHT dengan USG dalam Penentuan Usia Kehamilan
11
9 2
f
Tidak USG
METODE USG
14,5
11,8 2,6
4 4
f
8 minggu Deviasi :
±10 hari
5,3 5,3
4 4
f
8-12 minggu
Deviasi : ±7 hari
5,3 5,3
f
12-15 minggu
Deviasi : ±14 hari
3 2
1 f
15-20 minggu
Deviasi : ±10 hari
3,9 2,6
1,3
35 30
3 2
f
20-28 minggu Deviasi: ±2
minggu
46,1 39,5
3,9 2,6
19 17
1 1
f
28 minggu Deviasi :
±3 minggu
25 22,4
1,3 1,3
76 66
6 4
f
Total
100 86,8
7,9 5,3
Universitas Sumatera
Utara
Berdasarkan tabel 5.8. dapat diketahui bahwa dari 66 responden yang memiliki riwayat buruk Deviasi ±4-6 minggu 9 responden tidak melakukan
USG, 4 responden melakukan USG pada 8 minggu Deviasi : ±10 hari, 4 responden melakukan USG pada 8-12 minggu Deviasi : ±7 hari, 2 responden
melakukan USG pada 15-20 minggu Deviasi : ±10 hari, 30 responden melakukan USG pada 20-28 minggu Deviasi : ±2 minggu, dan 17 responden
melakukan USG diatas 28 minggu Deviasi : ±3 minggu. 5.2.
Pembahasan 5.2.1. Penentuan Usia Kehamilan berdasarkan Metode HPHT pada Ibu
Hamil di Puskesmas Helvetia
Dapat diketahui bahwa 61 responden 80,3 tidak mengetahui panjang siklus menstruasi sebelumnya. Panjang siklus menstruasi sebelumnya penting
diketahui untuk menilai hari ovulasi. Untuk penilaian hari ovulasi ini perlu dilakukan pencatatan siklus menstruasi terus menerus dalam satu periode paling
tidak 6 bulan, yang mencatat hari pertama keluarnya darah menstruasi setiap periode menstruasi. Pada cara ini dapat diperkirakan hari-hari pada bulan
berikutnya kapan wanita akan mulai menstruasi, dan dengan demikian hari-hari kapan wanita tersebut berovulasi. Apabila menstruasinya tidak teratur, maka
perhitungan demikian tidaklah mungkin dilakukan Verralls, 2003. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa jumlah siklus
menstruasi yang teratur tidak jauh berbeda dengan jumlah siklus menstruasi yang tidak teratur. Terdapat 39 responden 51,3 yang memiliki siklus menstruasi
teratur 21-35 hari sedangkan 37 responden 48,7 memiliki siklus menstruasi tidak teratur dengan perincian 11 responden 14,5 memiliki siklus pendek
kurang dari 21 hari dan 26 responden 34,2 memiliki siklus panjang lebih dari 35 hari. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Williams 2006 yang
menemukan sebanyak 37,9 memiliki siklus menstruasi tidak teratur dengan perincian 18,1 memiliki siklus pendek dan 19,7 memiliki siklus panjang. Hal
ini dapat dikarenakan karena adanya perbedaan faktor yang dapat mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
siklus menstruasi seperti faktor usia, stress, nutrisi yang buruk anoreksia nervosa, obesitas, dan diet asal-asalan, latihan berat, dan penggunaan kontrasepsi oral.
Keteraturan dan panjang siklus menstruasi berguna untuk mengetahui perkiraan waktu ovulasi dan mengetahui kemungkinan siklusnya berovulasi atau
tidak. Wanita yang mengalami menstruasi secara spontan dan teratur setiap sekitar 28 hari kemungkinan besar berovulasi pada pertengahan daur. Apabila daur
menstruasinya secara bermakna lebih lama daripada 28 sampai 30 hari, maka ovulasi lebih besar kemungkinannya terjadi jauh setelah 14 hari; atau apabila
interval terlalu lama dan tidak teratur, maka kemungkinan besar sebagian dari episode-episode perdarahan vagina yang diidentifikasi sebagai menstruasi
didahului oleh anovulasi kronik Cunningham et al., 2006. Harlow 1995 juga menemukan bahwa siklus pendek dan panjang 10-30 lebih cenderung
anovulatoar daripada siklus 25-35 hari. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa 44 responden
57,9 menggunakan kontrasepsi hormonal dalam enam bulan dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir dengan distribusi terbanyak pemakaian
jenis pil yaitu 27 responden 35,5, disusul dengan jenis kontrasepsi suntik yaitu 15 responden 19,7, dan implan sebanyak 2 responden 2,6. Data SKDI
2007 menunjukkan jenis kontrasepsi yang paling banyak diminati adalah jenis suntikan 31,8, dan pil 13,2 dibandingkan dengan implan 2,8. Besarnya
permintaan akseptor terhadap jenis kontrasepsi pil dan suntik dapat dikarenakan metode kontrasepsi jenis pil dan suntikan dianggap paling mudah, tidak
memerlukan operasi, pelaksanaannya relatif cepat, dan apabila ingin ganti ke jenis kontrasepsi lain lebih mudah dapat langsung diganti BAPPENAS, 2010.
Setelah kontrasepsi oral dihentikan, siklus ovulasi kembali dalam beberapa bulan Stubblefield Olive, 2002. Pada penelitian Gnoth et al. 2002
yang membandingkan karakteristik siklus menstruasi antara wanita yang baru saja menghentikan kontrasepsi oral dengan wanita yang tidak pernah menggunakan pil
kontrasepsi didapatkan bahwa gangguan siklus menstruasi seperti terjadinya anovulasi secara signifikan lebih banyak terjadi pada wanita setelah pemakaian
kontrasepsi oral sampai siklus ketujuh. Gangguan siklus menstruasi setelah
Universitas Sumatera Utara
penghentian pemakaian kontrasepsi oral bersifat reversibel tetapi membutuhkan waktu 9 bulan atau lebih lama. Bracken et al. mengamati penurunan angka
konsepsi selama paling tidak enam siklus setelah penghentian kontrasepsi ini Cunningham et al., 2006 Penelitian Wiegratz et al. 2006 juga menunjukkan
terdapat penurunan angka konsepsi sebesar 15 pada tiga bulan pertama setelah penghentian kontrasepsi oral.
Hari pertama haid terakhir telah diterima secara luas sebagai dasar untuk menentukan usia kehamilan dan taksiran tanggal persalinan. Berdasarkan
penelitian ini diperoleh data bahwa 17 responden 22,4 tidak mengetahui tanggal HPHT-nya, 30 responden 39,5 mengetahui tanggal HPHT-nya
berdasarkan ingatan, dan hanya 29 responden 38,2 yang mengetahui tanggal HPHT-nya secara pasti dengan pencatatan di kalender dan buku. Pada penelitian
Pearl, Wier Kharrazi 2007 yang meneliti kualitas tanggal hari pertama haid terakhir pada rekam medis kelahiran di California didapatkan bahwa dari 515.381
kelahiran, 12,9 nya tidak diketahui tanggal HPHT nya riwayat buruk. Pada penelitian yang dilakukan Pereira et al. 2013 dari 1483 ibu hamil yang diteliti,
1427 responden 97,4 mengetahui tanggal HPHT-nya riwayat baik. Dari responden yang mengetahui tanggal HPHT-nya tersebut, 1097 responden 76,9
mengetahui tanggal HPHT-nya secara pasti. Bahkan diantara wanita yang melaporkan tanggal HPHT pastinya, tanggal tersebut mungkin tidak akurat.
Waller et al. 2000 melaporkan bahwa “digit preference” dapat mempengaruhi pelaporan tanggal HPHT oleh responden. Tanggal 1, 5, 10, 15, 20, 25 dan 28
adalah tanggal yang paling sering dilaporkan, dengan tanggal 15 dilaporkan 2,5 kali lebih banyak dari yang diharapkan. Geirsson Busby-Earle 1991
menemukan bahwa dari 76 wanita yang dapat mengingat tanggal HPHT-nya, hanya 32 yang dapat benar-benar bisa diklasifikasikan sebagai sangat yakin.
Metode untuk mengingat tanggal HPHT termasuk dengan menulis tanggal onset menstruasi di kalender, diary, atau pada tempat lain, dan menghubungkan onset
menstruasi dengan kejadian yang spesifik. Ketidakpercayaan terhadap hari pertama haid terakhir telah
didemonstrasikan oleh beberapa penulis, yang menemukan bahwa 10-45 tidak
Universitas Sumatera Utara
memiliki informasi yang tepat tentang hari pertama haid terakhirnya dikarenakan ketidakmampuan untuk mengingat tanggal HPHT pastinya, atau karena
amenorrhea, ketidakteraturan siklus menstruasi, penggunaan pil kontrasepsi oral, atau perdarahan selama kehamilan. Dalam Lynch Zhang 2007 dikemukakan
bahwa wanita dengan tanggal HPHT yang tidak diketahui atau tidak pasti kemungkinan besar adalah wanita muda, primipara, perokok, berpendidikan
rendah, dan mempunyai siklus menstruasi yang tidak teratur. Berdasarkan hasil penelitian 80,3 tidak mengetahui panjang siklus
menstruasi sebelumnya; 48,7 memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur; 57,9 memakai kontrasepsi hormonal enam bulan sebelum HPHT; 61,9 tidak
mengetahui dan tidak mencatat tanggal HPHT-nya yang telah dijabarkan diatas diperoleh hasil bahwa sebagian besar ibu tidak memenuhi syarat untuk
menentukan usia kehamilan dan taksiran tanggal persalinannya menggunakan metode HPHT. Metode HPHT yang selama ini digunakan untuk menentukan usia
kehamilan 86,8 adalah HPHT dengan riwayat buruk yang mempunyai deviasi ±4-6 minggu tabel 5.3.. Dari penelitian Pereira et al. 2013 dikemukakan bahwa
pada penentuan usia kehamilan dengan metode HPHT riwayat baik ditemukan angka prematuritas 17,7 dan angka postmaturitas 10,3, pada metode HPHT
riwayat baik yang tanggal HPHT-nya diketahui secara pasti ditemukan angka prematuritas 16,9 dan angka postmaturitas 9,3. Jika pada metode HPHT
riwayat baik ditemukan angka prematuritas dan angka postmaturitas seperti pada penelitian diatas, bagaimanakah dengan angka prematuritas dan postmaturitas
pada metode HPHT riwayat buruk deviasi ±4-6 minggu yang selama ini dilakukan?