18 akhir praoperasional sampai awal operasional konkret. Kelas tinggi berada pada
tahap akhir operasional konkret sampai tahap awal operasional formal. Kelas V termasuk kelas tinggi. Dengan demikian, anak kelas VB mempunyai karakteristik
yang berbeda sesuai tahap perkembangannya. Setiap tahap perkembangan mempunyai tugas perkembangan yang berbeda. Pembelajaran perlu disesuaikan
karakteristik siswa agar siswa dapat menyelesaikan tugas perkembangan secara optimal. Dengan demikian, karakteristik siswa mempengaruhi proses
pembelajaran khususnya IPA di Sekolah Dasar.
D. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana belajar bagi siswa Sugihartono, dkk., 2008: 73. Salah satu pembelajaran
di Sekolah Dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Pembelajaran IPA diberikan pada siswa agar siswa mendapat keterampilan dasar yang menjadi bekal
hidup di masyarakat dan pendidikan menengah Hendro Darmodjo dan Jenry R.E. Kaligis, 1992: 6.
Berdasarkan tujuan tersebut, tujuan mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai berikut
Mulyasa, 2010: 111. 1.
Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3.
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat. 4.
Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
19 5.
Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7.
Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
Materi pembelajaran IPA perlu diselaraskan dengan tujuan mata pelajaran IPA agar tujuan tersebut dapat tercapai. Materi pembelajaran IPA untuk Sekolah
Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah yaitu makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan,
2 benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas, 3 energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan
pesawat sederhana, dan 4 bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya Mulyasa, 2010: 112.
Materi IPA dapat dikuasai siswa melalui pembelajaran IPA yang menekankan pada proses dan penerapannya. Pembelajaran IPA dipandang sebagai
proses yang aktif dan dipengaruhi oleh apa yang ingin dipelajari anak. Prestasi belajar bukan semata-mata bergantung pada guru, melainkan dipengaruhi oleh
interaksi informasi yang diminati anak dan mengolah informasi berdasarkan pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya. Aspek pokok dalam pembelajaran
IPA adalah anak menyadari keterbatasan pengetahuan mereka dan memiliki rasa ingin tahu untuk menggali pengetahuan baru. Pengetahuan dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari agar anak dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari Usman Samatowa, 2006: 4
–5. IPA merupakan suatu produk, proses, aplikasi, prosedur, dan
pengembangan sikap ilmiah Trianto, 2010: 137. Implikasinya yaitu
20 pembelajaran IPA mengandung proses penemuan. Proses penemuan berarti
pengetahuan tidak diberikan langsung oleh guru, tetapi pengetahuan dibentuk dan ditemukan oleh siswa. Proses penemuan dilakukan dengan prosedur yang sesuai.
Sikap siswa akan terbentuk selama proses penemuan. Proses penemuan memberikan produk berupa pengetahuan. Pengetahuan dikaitkan dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga siswa dapat menerapkan pengetahuannya. Berdasarkan pemaparan tersebut, pembelajaran IPA tidak mengarahkan
anak untuk menghafalkan dan mengingat pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori. Anak diberi kesempatan mendapat pengalaman langsung untuk
mencari dan menemukan pengetahuan. Selama proses penemuan, sikap siswa akan terbentuk. Pembelajaran IPA tersebut dapat dilakukan melalui strategi
pembelajaran inkuiri.
E. Konsep Strategi Pembelajaran Inkuiri