Faktor Internal faktor dari dalam Faktor Eksternal faktor dari luar

2.6 Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka

Bahan pustaka yang terbuat dari kertas merupakan bahan yang mudah terbakar, sobek, mudah rusak oleh makhluk hidup dan timbul noda oleh debu dan jamur. Kekuatan kertas makin lama makin menurun sejalan dengan usia kertas. Penurunan tersebut karena reaksi foto kimia atau reaksi antara selulosa dengan bahan-bahan lain yang ada pada kertas atau bahan lain yang berasal dari luar. Kertas yang sudah tua akan berubah warna menjadi kuning kecoklatan dan lama kelamaan menjadi rapuh dan hancur. Walaupun demikian cepat atau lambat proses kerusakan pada kertas tergantung pada mutu kertas dan iklim daerah dimana kertas itu berada Darmono, 2001:74. Menurut Purwono 2010:52 mengetahui faktor perusak bahan pustaka adalah sama pentingnya dengan memiliki bahan pustaka tersebut. Begitu pula cara-cara memperbaiki bahan pustaka yang rusak. Pengetahuan tentang kerusakan bahan pustaka sudah dikenal sejak tahun 335 SM oleh Aristoteles. Jenis perusak bahan pustaka sangat tergantung pada keadaan iklim dan alam setempat, serta lingkungannya. Daerah Tropis memiliki berbagai perusak bahan pustaka seperti dijelaskan oleh Plumbe. Dalam bukunya yang ditulis pada tahun 1966, Plumbe menjelaskan mengenai berbagai perusak bahan pustaka untuk daerah tropis, yaitu: serangga, binatang pengerat, jamur, debu, kelembaban udara, bencana alam, dan sebagainya. Pada dasarnya kerusakan bahan pustaka dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal faktor dari dalam dan faktor eksternal faktor dari luar, Departemen Pendidikan Nasional RI, 2004:63 antara lain:

2.6.1 Faktor Internal faktor dari dalam

Kerusakan pada faktor internal atau faktor dari dalam dapat disebabkan pada bahan pustaka itu sendiri, diantaranya: 1. Kualitas Kertas a. Kebanyakan kertas terbuat dari bubur kertas pulp dengan kualitas yang bervariasi tergantung dari jenis kayu dan proses pembuatan. b. Pembuatan bubur secara mekanik menghasilkan serat yang tidak murni dapat menyebabkan kertas berubah warna menjadi coklat. Universitas Sumatera Utara c. Ikatan kimia juga berpengaruh terhadap kekuatan kertas, daya rentang kertas sehingga kertas menjadi cepat rapuh. d. Kualitas kertas yang baik untuk koleksi perpustakaan adalah kertas bebas asam atau permanent paper yang terbuat dari bubur kayu yang diproses secara kimia. 2. Tinta a. Tinta yang digunakan dikenal dengan nama tinta iron gell atau oak gell. b. Mengandung fero-sulfat yang dapat mengalami oksidasi sehingga dapat menyebabkan membakar atau melenyapkan tulisan pada kertas. c. Perubahan warna tinta dari hitam menjadi coklat. 3. Asam yang berasal dari Karton atau Sampul a. Sampul buku hard cover atau soft cover, terbuat dari karton dan biasanya kartonnya bersifat asam. b. Keasaman tersebut dapat berpindah ke kertas pada buku atau blok sehingga dapat menurunkan kualitas kertas, kertas menjadi rapuh dan cepat hancur. 4. Perekat atau Lem a. Dalam proses penjilidan selalu menggunakan perekat atau lem. b. Macam perekat atau lem antara lain: lem binatang animal glue yang terbuat dari tulang dan kulit binatang, biasa digunakan pada penjilidan tradisional, dapat mengundang serangga datang. c. PVA Polyvinyl Acetate merupakan perekat sintetis lebih cepat kering dan tidak mengundang serangga untuk datang.

2.6.2 Faktor Eksternal faktor dari luar

Kerusakan bahan pustaka dapat disebabkan oleh faktor mekanis atau kimiawi dari lingkungan dan hayati, diantaranya: 1. Faktor Fisik atau Mekanis a. Cahaya Universitas Sumatera Utara Cahaya adalah suatu bentuk energy elektromagnetik yang berasal dari radiasi cahaya matahari. Cahaya dari sinar matahari dapat mengubah warna sampul menjadi kuning yang akan mempengaruhi ketahanan kertas karena proses fotoanalisis yang pada akhirnya mengalami kerusakan pada bahan pustaka. Kerusakan yang terjadi dikarenakan pengaruh sinar ultra yang dapat membuat memudarnya tulisan, sampul buku serta bahan cetak. b. Debu Debu dapat masuk secara mudah ke dalam ruang melalui jendela, pintu, maupun dari sela-sela lubang perpustakaan.Hal tersebut terjadi karena kurang bersihnya ruang perpustakaan. Apabila debu melekat pada kertas, maka akan terjadi reaksi kimia yang meninggikan tingkat keasaman pada kertas, yang mengakibatkan kertas menjadi rapuh dan cepat rusak. c. Abrasi Keausan Terjadi pada bahan pustaka disebabkan perlakuan yang kurang tepat terhadap bahan pustaka dalam pengiriman, penempatan pada rak, frekuensi pemakaian, pemakaian oleh pembaca atau petugas pada waktu pengambilan dan penempatan kembali pada rak. 2. Faktor Kimiawi a. Suhu dan Kelembaban Udara Kerusakan kertas yang diakibatkan oleh suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan perekat pada jilidan buku menjadi kering. Disamping itu, suhu yang tinggi dapat mengakibatkan kertas menjadi rapuh, warna kertas menjadi kuning. Sebaliknya apabila lembab nisbi terlalu tinggi, buku akan menjadi lembab. Sebagai akibatnya, buku mudah diserang jamur, rayap, kecoa, kutu buku, dan ikan perak. Peningkatan suhu umumnya mempercepat reaksi kimia dan keseimbangan petumbuhan jenis cendawan tertentu. Suhu ideal untuk bahan ketas adalah 20-24 derajat celcius. Kelembaban lebih dari 65 akan mempercepat kerusakan bahan Universitas Sumatera Utara pustaka, terutama didaerah tropis seperti di Indonesia. Kelembaban ideal untuk bahan kertas adalah 40-55. b. Reaksi Kimiawi Terjadi karena proses oksidasi dan hidrolisa bahan selulose merupakan salah satu bahan campuran kertas. Proses hidrolisa dipercepat oleh adanya asam-asam kuat seperti HCI, H 2 SO 4 , HNO 3 serta unsur-unsur logam berat seperti Fe, Cu yang merupakan residu yang terkandung dalam kertas sebagai katalisator. c. Pencemaran Udara Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh gas-gas SO 2 , NO 2 , H 2 S pada konsentrasi tinggi, jika terjadi dalam kelembaban dan suhu udara yang cukup tinggi akan menghasilkan asam-asam kuat yang dapat merusak bahan kertas, film dan alat-alat dari logam. 3. Faktor Hayati a. Manusia Dalam hal ini pemakai perpustakaan dapat merupakan lawan atau juga kawan. Pemakai perpustakaan menjadi kawan bilamana membantu melakukan pengamanan terhadap buku dengan cara menggunakan bahan pustaka secara cermat dan hati-hati. Manusia merupakan penyebab kerusakan bahan pustaka karena kecerobohannya, tidak menjaga kebersihan, membuat coretan atau merobek kertas dan seterusnya. b. Bencana Alam Bencana alam seperti kebanjiran, kebakaran dan gempa bumi merupakan suatu kerusakan yang sangat merugikan. Kerusakan yang terjadi karena kebanjiran akan menimbulkan noda dan kotoran yang terdapat dalam air. Noda yang ditimbulkan oleh jamur sangat sulit untuk dihilangkan serta kebakaran dapat memusnahkan kertas dalam waktu yang relatif singkat. c. Binatang Pengerat dan Serangga Bahan pustaka terdiri atas selulosa, perekat dan protein yang merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup seperti jamur, Universitas Sumatera Utara serangga, binatang pengerat dan lain-lain. Makhluk tersebut dapat hidup dengan kondisi lingkungan yang kelembaban dan suhunya tinggi. Bila ruang tempat penyimpanan bahan pustaka lembab dan dibiarkan berlarut-larut maka akan banyak dijumpai bahan pustaka yang rusak berat.

2.7 Pengertian Kebijakan Pelestarian Bahan Pustaka