Pemeliharaan Kebijakan Pustakawan Dalam Pelestarian Bahan Pustaka Monograf

2.7.5.2 Pemeliharaan

Pemeliharaan berfungsi untuk mengatur rak, mengatur lokasi buku serta membersihkan dan menghilangkan debu. Salah satu cara pemeliharaan bahan pustaka adalah dengan menyimpannya pada tempat yang bersih dan bebas dari debu. Apabila bahan pustaka sudah kotor oleh debu, maka harus dibersihkan dengan prosedur yang benar dan dilakukan secara teratur oleh staf yang terlatih agar tidak menimbulkan kerusakan pada bahan pustaka. Sulistyo-Basuki, 1993:231. Perpustakaan Nasional RI 1995:23 menyatakan bahwa pembersihan yang dilakukan secara rutin pada tempat penyimpanan bahan pustaka, akan memperbaiki tingkat usia bahan pustaka. Tempat penyimpanan harus dibersihkan secara teratur untuk mengurangi debu, kotoran dan bahan- bahan organik lainnya yang dapat menyebab tumbuhnya jamur dan serangga. Sesuai dengan Sulistyo-Basuki 1993:233 bahwa tindakan fumigasi sangat penting karena bertujuan untuk mematikan ngengat buku. Hal tersebut perlu dilakukan secara rutin agar informasi yang terdapat dalam koleksi selalu terjaga dengan baik dan utuh. 2.7.5.3 Program Pelatihan dan Penyuluhan Menurut Silalahi 1996:256 yang dikutip oleh Lasa 2005:76 Pelatihan adalah bentuk aktivitas untuk meningkatkan kemampuan teknis dan ketrampilan kerja yang spesifik, rinci, dan rutin yang berhubungan dengan jabatan yang sedang dilaksanakan. Penanganan yang layak terhadap buku-buku oleh para staf dan pengguna jasa perpustakaan merupakan upaya pelestarian bahan pustaka. Salah satu diantaranya adalah penanganan yang benar terhadap buku-buku dan merupakan bagian dari tanggung jawab staf perpustakaan dalam memelihara dan mengelola koleksi. Dengan diberikannya semacam latihan dalam melakukan penataan shelving termasuk dalam melakukan penyelamatan, pengembalian buku-buku dengan benar, penggunaan sandaran dan lain sebagainya. Oleh karena itu, staf perpustakaan hendaknya dilatih untuk melakukan perawatan bahan pustaka sesuai dengan aturan yang benar serta tanggap terhadap hal-hal yang dapat merusak bahan pustaka, sehingga sedikit banyak akan memperkecil kerusakan fisik Bahan pustaka. Kerusakan bahan pustaka yang Universitas Sumatera Utara paling besar disebabkan oleh staf dan pengguna jasa yang kurang mengerti bagaimana cara menangani dan memanfaatkan bahan pustaka secara baik dan benar. Sehingga perlu dilakukan penyuluhan dan contoh yang baik dari pustakawan senior yang telah mendapat pendidikan dan pelatihan tentang cara penanganan bahan pustaka. Penyuluhan diperuntukkan bagi staf yang bekerja dalam bidang pengolahan, akuisisi, bibliografi dan pelayanan serta pengguna jasa perpustakaan. Tujuannya untuk memperkecil resiko kerusakan fisik pada bahan pustaka Perpustakaan Nasional RI, 1995:37. 2.7.5.4 Perencanaan Kesiapan Menghadapi Bencana Keamanan koleksi terhadap pencurian, perusakan, dan bencana merupakan faktor penting dalam kebijakan pelestarian bahan pustaka. Untuk mencegah hilang atau rusaknya koleksi umumnya dibutuhkan konstruksi bangunan yang kuat dengan sistem peringatan, pengawasan dan pemeriksaan secara berkala oleh staf setiap waktu. Bencana adalah musibah dalam skala besar yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada gedung perpustakaan dan koleksi bahan pustaka yang ada di dalamnya. Namun demikian kita harus berusaha agar kerusakan yang disebabkan oleh bencana, dapat ditekan sekecil mungkin. Oleh sebab itu diperlukan adanya perencanaan kesiapan menghadapi bencana. Perencanaan ini diperlukan untuk: 1. Memperkecil resiko kerusakan agar koleksi tersedia bagi pengguna jasa baik sekarang maupun untuk yang akan datang. 2. Dengan adanya perencanaan dapat mengurangi rasa panik pada staf dan menunjukkan jalan keluar untuk mengatasinya. 3. Penyediaan stok bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam keadaan darurat. 4. Penyusunan daftar nama orang atau lembaga yang harus dihubungi jika terjadi keadaan darurat. Bencana alam seperti kebakaran dan banjir ataupun air merupakan musibah yang dapat mengakibatkan kerusakan koleksi bahan pustaka dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relatif singkat. Oleh karena itu pustakawan diharapkan mampu menekan sekecil mungkin akibat dari bencana alam. Untuk menanggulangi bahaya api maka faktor yang perlu diperhatikan antara lain: 1. Alat-alat dalam gedung digunakan yang tahan api. Universitas Sumatera Utara 2. Perlu dipersiapkan alat pemadam kebakaran. 3. Dilarang merokok di dalam ruangan perpustakaan. 4. Pemakaian peralatan listrik harus hati-hati. Bahaya yang disebabkan oleh air bukanlah merupakan satu hal yang baru. Selain menimbulkan kerusakan secara langsung pada bahan pustaka, air juga dapat menimbulkan terjadinya kebanjiran yang dapat mengakibatkan meningkatnya prosentase kelembaban di dalam ruangan perpustakaan, sehingga bahan pustaka dan koleksi perpustakaan lainnya dapat menjadi lembab dan mudah terserang jamur atau hama lainnya. Air dapat ditimbulkan dari berbagai faktor seperti air laut pasang, sungai meluap atau hujan yang terus menerus , kerusakan saluran persediaan air minum, alat pendingin udara dan lain sebagainya. Menurut Perpustakaan Nasional RI 1995:98 pada saat mendirikan gedung perpustakaan, harus diperhatikan pembuatan saluran air buangan, atap bangunan, kamar kecil, dapur dan lain-lainnya. Pipa-pipa air tidak boleh melintas di atas ruang penyimpanan karena kemungkinan dapat terjadi kebocoran pada pipa-pipa. Mengatasi timbulnya kerusakan-kerusakan perlu adanya usaha atau tindakan pencegahan. Salah satu usaha pencegahan seperti perawatan dan pemeliharaan gedung secara teratur dan cara pencegahan lainnya adalah dengan menyusun perincian arsitektur bangunan baru, misalnya pembuangan genangan air sebaiknya tidak berlokasi di daerah penyimpanan koleksi. Kertas yang terkena air dapat dikeringkan dalam ruangan yang mempunyai ventilasi yang baik. Kertas dihamparkan di rak-rak, sehingga dalam waktu 24 jam dapat kering dengan baik. Untuk menghentikan kerusakan yang disebabkan oleh air dapat dilakukan dengan cara mengangin-anginkan secara tradisional atau mempercepat pembekuan. Pustakawan perlu mengenal perusahaan setempat yang dapat dimanfaatkan untuk tindakan pendinginan tersebut. Berdasarkan literatur Martoatmodjo 1993:78 untuk buku yang rusak terkena banjir, langkah-langkah yang dapat diambil sebagai tindakan pencegahan adalah sebagai beikut: 1. Kesabaran adalah modal utama dalam usaha melakukan tindakan pencegahan terhadap kerusakan bahan pustaka. Universitas Sumatera Utara 2. Buku diusahakan agar tetap utuh dan lampirannya jangan sampai terpisah. 3. Ikatan buku jangan dilepas, dengan demikian lumpur yang ada pada bagian luar mudah dibersihkan. Untuk menghilangkan kotoran, lumpur dan lain-lain digunakan kapas yang sudah dibasahi. 4. Air yang terdapat dalam ikatan buku harus dikeluarkan dengan cara menekannya perlahan-lahan. 5. Buku yang masih basah dianginkan sampai kering. 6. Buku jangan dikeringkan dibawah pancaran sinar matahari.

2.7.5.5 Perlindungan