Metode Penelitian Metode Pengumpulan Data

informasi yang lebih kaya dan mendalam mengenai gambaran proses penerimaan diri pada seorang male to female transeksual.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah studi kasus. Poerwandari 2007 mendefinisikan kasus sebagai fenomena yang hadir dalam suatu konteks yang terbatasi, meskipun batas-batas tersebut tidak terlalu jelas. Kasus antara lain dapat berupa individu, peran, kelompok, bahkan bangsa, keputusan, atau proses. Ia juga menyatakan bahwa dengan menggunakan pendekatan studi kasus, peneliti dapat memperoleh pemahaman yang utuh dan terintegrasi mengenai interelasi berbagai fakta dan dimensi dari kasus khusus tersebut. Secara lebih spesifik, studi kasus pada penelitian ini tergolong studi kasus intrinsik, dimana penelitian dilakukan karena ketertarikan atau kepedulian untuk memahami secara utuh mengenai gambaran proses penerimaan diri pada seorang male to female transeksual, tanpa dimaksudkan untuk menggeneralisasi ataupun menghasilkan teori atau konsep-konsep tertentu.

C. Partisipan Penelitian 1. Karakteristik Partisipan

Partisipan yang akan digunakan dalam penelitian ini mempunyai kriteria: - Merupakan male to female transeksual. Universitas Sumatera Utara

2. Jumlah Partisipan

Miles dan Huberman dalam Poerwandari, 2007 menyatakan bahwa penelitian kualitatif sedikit banyaknya dapat dianalogikan dengan proses penyelidikan investigasi, tidak banyak berbeda dengan kerja detektif yang harus mendapat gambaran tentang fenomena yang dimilikinya. Menurut Banister dkk dalam Poerwandari, 2007, dengan fokusnya pada kedalaman dan proses, penelitian kualitatif cenderung dilakukan dengan jumlah kasus sedikit. Penelitian kualitatif tidak diarahkan pada jumlah partisipan yang besar dan banyak, tetapi pada kasus-kasus tipikal sesuai kekhususan masalah penelitian. Pada dasarnya, menurut Sarantakos dalam Poerwandari, 2007 jumlah partisipan pada penelitian kualitatif diarahkan kepada kecocokan konteks dan dapat dilakukan dengan waktu dan sumber daya yang tersedia. Pada penelitian kali ini, jumlah pastisipan adalah 1 orang saja. 3.Prosedur Pengambilan Partisipan Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah tehnik sampling ekstrim atau menyimpang. Tehnik sampling ini berfokus pada kasus-kasus yang kaya akan informasi, karena memiliki perbedan dan menampilkan karakteristik khusus dalam aspek-aspek tertentu. Kasus yang tidak biasa atau khusus dianggap menampilkan ciri-ciri ekstrim, dimana dalam penelitian kali ini yang dianggap sebagai kasus unik adalah transeksualisme dari partisipan penelitian. Poerwandari, 2007. Universitas Sumatera Utara

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di kota Medan dan sekitarnya, sesuai dengan tempat tinggal partisipan penelitian. Pengambilan data dilakukan di rumah partisipan penelitian atau bisa juga berada dimana saja tergantung pada kenyamanan dan keinginan partisipan.

D. Metode Pengumpulan Data

Menurut Poerwandari 2007, metode pengambilan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian serta sifat objek yang diteliti. Metode pengumpulan data yang utama dipakai oleh peneliti adalah menggunakan teknik wawancara, sedangkankan teknik observasi diperlukan sebagai teknik pelengkap untuk keakuratan jawaban dan kroscek antara verbal dengan ekspresi atau gesture. • Metode Wawancara Wawancara adalah percakapan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan yang lain Banister dkk. dalam Poerwandari, 2007. Patton dalam Poerwandari, 2007 membedakan tiga pendekatan dasar wawancara dalam memperoleh data kualitatif yaitu wawancara informal, Universitas Sumatera Utara wawancara dengan pedoman umum, dan wawancara dengan pedoman terstandar terbuka. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara dengan pedoman umum yang merupakan bentuk dari in-deep interview untuk mendapatkan gambaran mendalam mengenai topik yang sedang diteliti. Peneliti membuat pedoman wawancara dengan meliputi pertanyaan-pertanyaan dan probing yang diharapkan dapat mengarahkan partisipan memberikan informasi yang menghasilkan penemuan-penemuan baru dalam penelitian. Metode ini juga berguna untuk mencegah percakapan tidak terlalu jauh melebar, namun juga tidak menjadi wawancara yang kaku. Selain menggunakan teknik wawancara, peneliti juga melakukan kegiatan observasi sebagai pendamping wawancara. Tujuan observasi adalah menggambarkan setting yang dipelajari, kegiatan-kegiatan yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Penjelasan itu harus akurat, faktual sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi hal lain yang tidak relevan Poerwandari, 2007. Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara teliti dan sistematis atas suatu gejala. Observasi perlu dilakukan agar mendapatkan informasi yang bukan berasal dari bahasa verbal partisipan, dan membantu peneliti bersikap introspektif pada penelitian, oleh karena itu, selain menggunakan metode wawancara, metode observasi juga dipakai sebagai pendamping pengumpulan data dalam penelitian ini. Peneliti mengharapkan dapat menangkap Universitas Sumatera Utara bahasa non verbal partisipan yang dapat membantu pemahaman lebih mengenai fenomena yang diteliti melalui observasi.

E. Alat Bantu Pengumpulan Data