Pengendalian Suara dari industri Pengendalian Kebisingan dari Lalu Lintas Pengendalian Kebisingan di Sekolah

meningkatkan jarak antara sumber suara dengan penerima atau dengan menggunakan penghalang. Penghalang dapat terbuat secara alami maupun buatan, contohnya dinding, pagar yang kokoh, bangunan, pohon, dan semak. Untuk melindungi pendengar dari sumber bunyi dapat menggunakan pelindung telinga. Menurut Knuden, Vern O dan Cyril M. Haris 1978, pengendalian kebisingan dengan pagar tanaman setebal 2 feet 0,610 m mampu mengurangi kebisingan sebesar 4 dB. Kecilnya pengurangan kebisingan yang bisa dihasilkan dibandingkan dengan ketebalan pagar tanaman, menjadikan pengolahan ini jarang dilakukan.

2.3.1. Pengendalian Suara dari industri

Pengendalian suara dari industri dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Menggunakan alat-alat yang lebih rendah kebisingan yang dikeluarkan 2. Menggunakan cara processing yang kurang bising 3. Pemilihan bahan-bahan yang mengurangi kebisingan 4. Penanaman pagar dari tanaman peredam suara Slamet, 1996

2.3.2 Pengendalian Kebisingan dari Lalu Lintas

Pengendalian kebisingan dari lalu lintas jalan raya dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Penggunaan peredam suara mesin mobil knalpot. 2. Mengurangi kepadatan lalu lintas 3. Membuat landscaping yang dapat meredam suara, misalnya dengan menanami pohon, semak di kiri-kanan jalan. Universitas Sumatera Utara 4. Membuat badan jalan yang meredam getaran dan permukaan jalan yang halus Depkes RI, 1993

2.3.3 Pengendalian Kebisingan di Sekolah

Dengan perubahan sebagai elemen penting dalam proses pendidikan, perencana sedang menggabungkan konsep dapat diubah changeeability atau keluwesan flexibility ke dalam bangunan-bangunan pendidikan baru.Ini terutama jelas dalam arah perkembangan yang mendorong atau menganjurkan kebebasan yang seluas-luasnya dalam pengaturan ruang kelas. Sedangkan Menurut Leslie 1985, metoda pengendalian bising lingkungan dapat dilakukan baik di dalam maupun di luar bangunan antara lain dengan: 1. Penekanan bising di sumbernya, dengan memilih mesin-mesin dan peralatan yang relatif tenang dan memakai proses-proses pabrik atau metode kerja yang tidak menyebabkan tingkat bising yang mengganggu, contohnya bising yang disebabkan bantingan pintu yang dapat dihindari dengan menggunakan penahan pintu karet- busa. 2. Perencanaan kota. Ada sejumlah cara pengendalian bising kota, yaitu dengan mengikuti cara-cara perencanaan kota dan penataan masyarakat dengan suatu pemikiran pengurangan bising dalam derajat yang diinginkan, dengan membentuk dan memaksakan peraturan penetapan wilayah dan anti bising lewat hukum, mengharuskan pengusaha pabrik yang menggunakan peralatan mekanik dan elektrik yang bising untuk mencoba produksi mereka dan memberikan penilaian bising bagi mereka, mendidik anggota pengurus untuk mengamati dasar-dasar pengendalian bising, mendorong masyarakat untuk melaporkan bising yang tak Universitas Sumatera Utara dapat diterima lewat semua jalur komunikasi yang mungkin, mendidik masyarakat untuk sadar bahwa sejumlah sumber bising dapat menyebabkan gangguan dan tekanan yang hebat dapat ditiadakan dengan perencanaan dan peramalan yang diteliti dan secara manusiawi dengan sopan dan menghargai. Jalur lalu lintas kereta api harus dilindungi dengan bukit, pengendukan tanah cuttings atau tanggul sepanjang tepi jalur dan harus ditempatkan sejauh mungkin dari jalan yang berpenduduk, seperti terlihat pada gambar 2.3. Tanggul sepanjang sisi yang menghadap jalan raya harus dibuat semiring mungkin. Jala-jala jalan raya harus direncanakan untuk memungkinkan koordinasinya dengan daerah pemukiman baru bila kebutuhan itu timbul dengan kemungkinan pengembangan di masa yang akan datang sehingga jalur-jalur yang baru dapat ditambahkan pada jalan raya tersebut bila keadaan membutuhkan. Jalan-jalan di permukaan tidak boleh menjadi jalan pintas bagi lalu-lintas yang bising. Kereta api harus memasuki pusat kota metropolitan yang besar lewat jalur bawah tanah. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.3 Pengendukan tanah untuk mengurangi kebisingan Pengurangan bising dapat juga dilakukan dengan menaruh tumbuh-tumbuhan. Namun pohon dan tumbuhan biasanya tidak efektif sebagai penghalang bising. Pengurangan bising dari pohon bergantung kepada dahan dan daun sehingga bising yang berada dekat tanah tidak tereduksi secara signifikan. Pohon yang ditanam berdekatan dan searah dengan arah datang gelombang bunyi lebih efektif daripada pohon yang berdiri sendiri. Tanaman yang digunakan untuk penghalang kebisingan diharuskan memiliki kerimbunan dan kerapatan daun merata mulai dari permukaan tanah hingga ketinggian yang diharapkan. Maka perlu diatur kombinasi antara tanaman penutup tanah, perdu, dan pohon atau kombinasi dengan bahan lainnya sehingga efek penghalang menjadi optimum. Tingkat kebisingan dapat dikontrol oleh vegetasi tergantung pada 1 jenis spesies, tinggi tanaman, berat, dan jarak tumbuh. 2 faktor-faktor iklim, yaitu kecepatan angin, suhu, dan kelembaban, dan 3 jenis suara, asal dan tingkat desibel Universitas Sumatera Utara tingkat intensitas. Gelombang suara yang diserap oleh daun, cabang, ranting pohon dan semak-semak. Telah dilaporkan bahwa tanaman yang paling efektif untuk penyerapan suara adalah bagian yang memiliki daun tebal, berdaging dengan banyak tangkai daun daun tangkai. Kombinasi ini memberikan tingkat fleksibilitas yang tinggi dan getaran. Pohon dapat meredam suara dengan cara mengabsorbsi gelombang oleh daun, cabang, dan ranting. Jenis tumbuhan yang paling efektif untuk meredam suara adalah yang mempunyai tajuk tebal dan daun yang rindang. Dedaunan tanaman dapat menyerap kebisingan sampai 95. Grey dan Deneke, 1978. Kemampuan tanaman mereduksi kebisingan dipengaruhi oleh ketebalan dan kelenturan daun, hal ini berkaitan dengan kemudahan daun untuk bergerak karena angin dan energi suara Widagdo, 1998 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3 Efektifitas pengurangan kebisingan oleh berbagai macam tanaman Jenis tanaman Volume kerimbunan daun m3 Jarak dari Sumber ke Tanaman dm Ketinggian Pengukuran m Rata-rata Reduksi kebisingan IL dBA Akasia Acasia Mangium 114.39 18.2 1.2 2.5 30.2 4 4.1 118.23 18.2 1.2 2.7 24.6 4 4.4 Bambu Pringgodani Bambuga Sp 122.03 7 1.2 1.1 16.4 2.5 4.9 366.08 35.4 1.2 14.7 Johar Casia siamea 60.74 9.8 1.2 0.3 17 3.6 3.2 83.24 9.6 1.2 0.2 Likuan – Yu Vemenia obtusifolia 2.464 8.2 1.2 2.3 Anak Nakal Durant repens 1.68 9.8 1.2 0.8 Soka 1.35 11.2 1.2 0.9 Kekaretan 1.105 4.6 1.2 0.9 Sebe Heliconia Sp 1.792 3.2 1.2 3.4 Teh-tehan 11.1 6 1.2 2.1 Disisipkan a.Teh-tehan 13.88 6 1.2 2.7

b. Heliconia Sp