Respon Manusia pada Bising Subjektif Pengaruh Fisik Objektif Bising pada Manusia

untuk melindungi dirinya sendiri dari efek kebisingan yang merugikan. Bunyi mendadak yang keras secara cepat diikuti oleh reflek otot di telinga tengah yang akan membatasi jumlah energi suara yang dihantarkan ke telinga dalam. Meskipun demikian di lingkungan dengan keadaan semacam itu relatif jarang terjadi. Kebanyakan seseorang yang terpajan pada kebisingan mengalami pajanan jangka lama, yang mungkin intermiten atau terus menerus. Transmisi energi seperti itu, jika cukup lama dan kuat akan merusak organ korti dan selanjutnya dapat mengakibatkan ketulian permanen. Gangguan kesehatan lainnya selain gangguan pendengaran biasanya disebabkan karena energi kebisingan yang tinggi mampu menimbulkan efek viseral, seperti perubahan frekuensi jantung, perubahan tekanan darah, dan tingkat pengeluaran keringat. Harrington dan Gill, 2005.

2.2.1. Respon Manusia pada Bising Subjektif

Respon manusia yang ditimbulkan oleh bising terjadi dari: 1. Kerasnya suara loudness, merupakan besaran subjektif dari suarabising yang dialami manusia. 2. Tingkatan sejauh mana suara itu tidak disukai noiseness, yaitu bising itu dirasakan dan menimbulkan reksi yang tidak disukai. 3. Gangguan yang ditimbulkan dalam keadaan alamiah yang sebenarnya annoyance, yaitu respon ini sudah termasuk noiseness ditambah dengan berbagai variabel yang berasal dari sumber bising dan keadaan sewaktu bising itu dirasakan, sebagai contoh: a. Bising yang sumbernya dapat dilhat menimbulkan gangguan yang lebih besar dibandingkan dengan jika sumber bising tersebut tidak dilihat. Universitas Sumatera Utara b. Bising yang terjadi pada malam hari menimbulkan gangguan yang lebih besar dibandingkan dengan bising yang sama dan terjadi pada siang hari. c. Bising yang sudah pernah dialami dan mengganggu, jika dialami kembali akan mengalami gangguan yang lebih besar. 4. Gangguan pembicaraan speech interference, yaitu bising sangat mengganggu pembicaraan sesama yang berbicara. Dalam hal ini perkataan-perkataan yang diucapkan tidak dapat didengar dengan jelas sehingga tidak dapat dimengerti dengan baik, sehingga menimbulkan kejengkelan. 5. Keluhan-keluhan complaints akibat kebisingan Dari berbagai respon subjekif yang dikemukakan di atas dapat menimbulkan keluhan-keluhan, berbagai keluhan ini pada gilirannya akan menimbulkan protes baik secara perorangan maupun secara kelompok.

2.2.2. Pengaruh Fisik Objektif Bising pada Manusia

Menurut Sumamur 1991, bising yang dialami manusia, terutama bising yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan: 1. Pendengaran yang berkurang hearing-loss Pendengaran yang berkurang dapat didefenisikan sebagai berkurangnya kemampuan mendengar dibandingkan dengan orang yang normal. Ada 2 dua kategori dari pendengaran yang berkurang yaitu: a. Pendengaran yang berkurang untuk sementara waktu Temporary Threshold Shift. TTS. Seorang yang mengalami bising yang keras untuk masa yang pendek, orang tersebut akan terganggu pendengarannya sebentar. Pendengaran orang tersebut akan kembali normal setelah beristirahat untuk beberapa waktu. Universitas Sumatera Utara b. Pendengaraan yang berkurang secara permanen Permanent Hearing Loss Keadaan ini dapat timbul sebagai akibat dari proses ketuaan aging process, penyakit, trauma atau seseorang mengalami bising yang keras untuk jangka waktu yang lama. Bising yang keras akan merusakkan Organ of Corti sebagai reseptor pendengaran sehingga pendengaran berkurang secara permanen. 2. Gangguan Kardiovaskuler dan gangguan sistem organ fungsional lainnya. Bising dapat menimbulkan vasokonstriksi pembuluh darah, perubahan pada curah jantung semenit dan aliran darah blood flow. Dapat dijumpai pada pekerja yang bekerja di lingkungan bising untuk waktu yang lama bertahun-tahun mempunyai tekanan darah rata-rata dari para pekerja yang bekerja dalam lingkungan yang kurang bising. Insidens hipertensi lebih tinggi pada kelompok pekerja yang bekerja di lingkungan bising dibandingkan dengan kelompok pekerja di lingkungan yang tidak bising. sistem respirasi, pencernaan, susunan saraf pusat, endokrin dan reproduksi juga mengalami gangguan. 3. Gangguan tidur Tidur yang normal sangat diperlukan untuk memberi istirahat mental dan fisik kepada seseorang. Setelah bangun seseorang merasa segar kembali, kemampuan mental dan fisiknya sudah pulih untuk bekerja kembali. Bising dapat menggangu tidur seseorang sehingga istirahat mental dan fisik tidak diperoleh. Hal ini dapat menimbulkan gangguan annoyance dan mengurangi kemampuan bekerja. Universitas Sumatera Utara 4. Gangguan efisiensi kerja Gangguan ini jelas dapat dilihat pada kegiatan mental yang memerlukan perhatian konsentrasi pikiran seperti proses belajarmengajar.

2.3. Beberapa Cara Pengendalian Kebisingan