Faktor-faktor yang Menyebabkan Work Engagement Job demands Job Resources Personal Resources

c. Absorption absorbsi

Absorbsi ditandai dengan konsentrasi penuh dan bahagia dalam pekerjaan, dimana waktu berlalu dengan cepat dan sulit untuk memisahkan diri dari pekerjaan.Karyawan yang mendapat skor tinggi pada absorbsi merasa bahwa mereka menikmati pekerjaan mereka, mereka merasa tenggelam oleh pekerjaan mereka dan memiliki kesulitan untuk memisahkan dari pekerjaan mereka. Akibatnya, segala sesuatu di sekitar mereka dilupakan dan waktu terasa cepat.Karyawan yang mendapat skor rendah pada absorbsi tidak merasa menikmati atau tenggelam dalam pekerjaan mereka, mereka tidak mengalami kesulitan memisahkan dari itu, mereka juga tidak lupa segala sesuatu di sekitar mereka, termasuk waktu.

3. Faktor-faktor yang Menyebabkan Work Engagement

Faktor-faktor yang menjadi penyebab utama work engagement,yaitu:

1. Job demands

Seperti psikologis, sosial, atauaspek organisasi yang memerlukan kelanjutan upaya fisikdan atau psikologismisalnya, kognitifatau emosional dan karena itu terkait dengan biaya fisiologis dan atau psikologis tertentu Schaufeli Bakker, 2004. Berdasarkan Demerouti, dkk 2001, dalam Xanthopoulou, Bakker, Demerouti, Schaufeli, 2007 job demands meliputi empat faktor, yaitu: work overload beban kerja yang berlebihan, emotional Universitas Sumatera Utara demandstuntutan emosi, emotional dissonance ketidaksesuaian emosi, dan organizational changes perubahan terkait organisasi.

2. Job Resources

Job resources sumber dayapekerjaan merujuk kepada psikologis, sosial, atau aspek organisasi pekerjaan yang baik atau1 mengurangi tuntutan pekerjaan dan biaya fisiologis dan psikologis yang terkait, 2 fungsional dalam mencapai tujuankerja, 3 merangsang pertumbuhan pribadi, pembelajaran dan pengembangan. Job resources sumber daya pekerjaan meliputi empat faktor, yaitu :autonomy otonomi, social support dukungan sosial, supervisory coaching bimbingan dari atasan, dan opportunities for professional development kesempatan untuk berkembang secara profesional.Peran atasan sangat penting dalam meningkatkan engagement karyawannya. Dalam meningkatkan engagement karyawannya supervisor menunjukkan perilaku mau mendengarkan, memberikan umpan balik kepada karyawan atau disebut sebagai supervisory coaching behaviour .

3. Personal Resources

Merupakan aspek diri dan pada umumnya dihubungkan dengan kegembiraan dan perasaan bahwa diri mampu memanipulasi, mengontrol dan memberikan dampak pada lingkungan sesuai dengan keinginan dan kemampuannya Universitas Sumatera Utara Demerouti dkk, 2001, dalam Xanthopoulou, Bakker, Demerouti, Schaufeli, 2007. Beberapa tipikal sumber daya pribadi antara lain: Self- efficacy keyakinan diri merupakan persepsi individu terhadap kemampuan dirinya untuk melaksanakan dan menyelesaikan suatu tugastuntutan dalam berbagai konteks, Organizational-based self- esteem didefinisikan sebagai tingkat keyakinan anggota organisasi bahwa mereka dapat memuaskan kebutuhan mereka dengan berpartisipasi dan mengambil peran atau tugas dalam suatu organisasi Chen, Gully, Eden, 2001, dalam Xanthopoulou, Bakker, Demerouti, Schaufeli, 2007. Optimism optimism terkait dengan bagaimana seseorang meyakini bahwa dirinya mempunyai potensi untuk bisa berhasil dan sukses dalam hidupnya.

B. Supervisory CoachingBehaviour 1. Definisi

Supervisory Coaching Behaviour Seorang pemimpin perusahaan perlu mendorong meningkatkan manajemen yang people oriented. Pemimpin yang baik meyakini bahwa karyawan lebih membutuhkan atasan yang mendorong kepada pengembangan diri Rogers, dalam Ellinger, Ellinger, Keller 2005, dibandingkan seorang atasan yang dapat menjawab semua masalah dan pertanyaan Phillips, dalam Ellinger, Ellinger, Keller 2005. Universitas Sumatera Utara