Hubungan antara Supervisory Coachingbehaviourdengan Work Engagement

D. Hubungan antara Supervisory Coachingbehaviourdengan Work Engagement

Penelitian yang dilakukan oleh Schaufeli Bakker 2004 mengenai “job demands, job resources, and their relationship with burnout and engagement: a multi-sample study” menemukan bahwa supervisory coaching yang termasuk dalam job resources memiliki hubungan terhadap engagement. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa supervisory coaching mampu menurunkan burnout pada karyawan. Penelitian sebelumnya tentang pembinaan terhadap kinerja karyawan dilakukan oleh Nugroho, Hasanuddin dan Brasit mengungkapkanbahwa ada hubungan positif antara coaching terhadap motivasi kerja dan juga kinerjaindividual karyawan.Karyawan yang termotivasi memiliki tingkat energi yang tinggi ketika bekerja, dalam hal ini berhubungan dengan vigor dalam work engagement. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Ellinger, Ellinger Keller 2008 menemukan bahwa supervisory coaching berhubungan dengan kepuasan kerja dan peforma kerja.Robins dalam Nasution, 2009 mengatakan istilah kepuasan kerja job satisfaction merujuk ke sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya.Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan sikap yang positif terhadap kerja itu, sehingga mereka menjadi semangat vigor, antusias dan bangga terhadap pekerjaan mereka dedication, dan sulit memisahkan diri mereka dari pekerjaan absorption. Universitas Sumatera Utara Penelitian yang dilakukan oleh Xanthopoulou, Bakker, Demerouti, schaufeli 2009 juga menemukan hal yang sama mereka menemukan bahwajob resources, yang salah satu faktornya adalah supervisory coaching memiliki hubungan yang positif dengan work engagement. Peran supervisor sangat besar terhadap meningkatkan engagement bawahannya, apabila tindakan supervisor menyimpang dari ketentuan organisasi dapat mengakibatkan dampak psikologis yang dialami oleh anggota organisasi yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja dan secara potensial bisa menurunkan engagement karyawan terhadap pekerjaannya Fielden, 2005. Perusahaan yang memberi gaji “bersaing” serta fasilitas “wah”, dengan harapan individu jadi lebih produktif, bisa menampilkan kinerja terbaik. Namun, upaya ini tidak selalu efektif untuk menumbuhkan spirit, motivasi, kepandaian dan sikap terpuji dari karyawan. Meski sudah diberi gaji diatas rata-rata, tidak sedikit karyawan yang tetap bertingkah laku tidak produktif, tidak mandiri, tidak berani mengambil keputusan dan resiko Purnomo, 2013 Riset menunjukkan upaya semacam ini tidak ampuh menghasilkan perubahan perilaku yang bertahan lama, karena motivasinya bersifat eksternal, bukan dari dalam diri individu. Coaching dengan nuansa komunikasi positif anggota tim terdorong untuk “berubah” tanpa merasa “diubah”, ia akan merasa dibimbing tanpa merasa “digurui”, dan merasakan “tumbuh” tanpa dikerdilkan Purnomo, 2013. Supervisory Coachingbehaviour sangat penting dilakukan Universitas Sumatera Utara kepada karyawan agar setiap karyawan dapat merasa engagement dengan pekerjaan mereka dan memberikan performa yang baik untuk perusahaan.

E. Hipotesis Penelitian