puncak dipengaruhi oleh banyak faktor seperti misalnya faktor tambat, suhu
kolom serta cara injeksi sampel Ornaf dan Dong, 2005. 2.3.3.2 Waktu tambat
Periode waktu antara penyuntikan sampel dan puncak maksimum yang terekam oleh detector disebut sebagai waktu tambatretention time t
R
. Waktu tambat dari suatu komponen yang tidak ditahandihambat oleh fase diam disebut
sebagai waktu hampavoid time t . Waktu tambat merupakan fungsi dari laju alir
fase gerak dan panjang kolom. Jika fase gerak mengalir lebih lambat atau kolom semakin panjang, waktu hampa dan waktu tambat akan semakin besar, dan
sebaliknya bila fase gerak mengalir lebih cepat atau kolom semakin pendek, maka waktu hampa dan waktu tambat akan semakin kecil Meyer, 2010.
2.3.3.3 Faktor Kapasitas
Waktu tambat dipengaruhi oleh laju alir, ukuran kolom dan parameter yang lain. Oleh karena itu, diperlukan suatu ukuran derajat tambatan dari analit
yang lebih independen yaitu faktor kapasitas k’. Faktor kapasitas dihitung dengan membagi waktu tambat bersih t’
R
dengan waktu hampa t seperti yang
dapat dilihat pada rumus berikut ini Ornaf dan Dong, 2005.
Dalam beberapa literatur lain, faktor kapasitas juga disebut sebagai faktor tambat k. Idealnya, analit yang sama jika diukur pada dua instrumen yang
berbeda namun memiliki fase diam dan fase gerak yang sama, maka faktor tambat dari analit pada kedua system KCKT tersebut secara teoritis adalah sama Meyer,
2010.
Universitas Sumatera Utara
Faktor tambat yang disukai berada diantara nilai 1 hingga 10. Jika nilai k terlalu kecil menunjukkan bahwa analit terlalu cepat melewati kolom sehingga
tidak terjadi interaksi dengan fase diam dan oleh karena itu tidak akan muncul dalam kromatogram. Sebaliknya nilai k yang terlalu besar mengindikasikan waktu
analisis akan panjang Meyer, 2010. Faktor kapasitas dipengaruhi oleh perbandingan komposisi fase gerak
yang digunakan sehingga akan dihasilkan resolusi dan waktu retensi dari puncak- puncak kromatogram yang berbeda pada setiap perbandingan komposisi fase
gerak Snyder, dkk., 2010.
2.3.3.4 Selektivitas
Kemampuan system kromatografi dalam memisahkanmembedakan analit yang berbeda dikenal sebagai selektivitas α. Selektivitas umumnya tergantung
pada sifat analit itu sendiri, interaksinya dengan permukaan fase diam serta jenis fase gerak yang digunakan Meyer, 2010.
Selektivitas ditentukan sebagai rasio perbandingan dua faktor kapasitas dari analit yang berbeda. Selektivitas ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Nilai selektivitas yang didapatkan dalam sistem KCKT harus lebih besar dari 1 Ornaf dan Dong, 2005.
2.3.3.5 Efisiensi Kolom
Ukuran kuantitatif dari efisiensi kolom disebut sebagai nilai lempengplate number N Ornaf dan Dong, 2005. Kolom yang efisien adalah kolom yang
mampu menghasilkan puncak yang sempit dan memisahkan analit dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
Nilai lempeng akan semakin tinggi jika ukuran kolom semakin panjang, hal ini berarti proses pemisahan yang terjadi semakin baik. Hubungan proporsionalitas
antara nilai lempeng dengan panjang kolom disebut sebagai nilai HETPHigh Equivalent of a Theoretical Plate. Pengerjaan HPLC yang baik adalah
mendapatkan nilai HETP yang kecil untuk nilai N yang maksimum dan efisiensi kolom yang tertinggi Snyder, dkk., 2010.
Parameter yang dapat mempengaruhi nilai lempeng antara lain waktu tambat puncak, ukuran partikel kolom, laju alir fase gerak, suhu kolom, viskositas
fase gerak dan berat molekul analit. FDA Food and Drug Administration merekomendasikan agar tiap analisis KCKT yang valid mempunyai nilai lempeng
lebih besar dari 2000 Meyer, 2010.
2.3.3.6 Resolusi