Rumusan Masalah Sejarah Ringkas

membutuhkan setidak-tidaknya pemisahaan tugas antara penerimaan dan pengeluaran kas. Untuk mencapai pengawasan yang baik ini juga perlu ditunjang dengan sarana-sarana, prosedur-prosedur, dan alat-alat sehingga tujuan akhir perusahaan dapat mudah tercapai. Seperti halnya pada Koperasi Pegawai Negri KPRI Serai Serumpun Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat, bahwa kas yang dimiliki perusahaan ini sulit dikendalikan pengolahaannya secara efektif dan efisien. Ditambah lagi bila keadaan perekonomian negara kurang baik, sehingga tidak mendukung operasional perusahaan tersebut. Dengan dilandasi pemikiran tersebut diatas, penulis bermaksud mendalami lebih lanjut kebijaksanaan perusahaan dalam menerapkan sistem pengawasan intern yang efektif terhadap kas dengan memilih judul “Sistem Pengawasan Internal Kas Pada Koperasi Pegawai Negri KPRI Serai Serumpun Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat”

B. Rumusan Masalah

Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa tujuan pendirian suatu perusahaan adalah untuk dapat mencapai tujuan yang telah diterapkan. Untuk itu diperlukan adanya analisa sistem pengawasan yang memadai agar perusahaan dapat terhindar dari keinginan pihak-pihak tertentu seperti penyelewengan, penipuan, penggelapan, serta pemborosan terhadap harta kekayaan perusahaan dan juga akan memperkecil kemungkinan penyalahgunaan dari prosedur-prosedur yang telah ditetapkan. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian masalah yang dihadapai pada perusahaan yang memerlukan penelitian lebih lanjut adalah “Apakah penerapan pengawasan internal kas pada Koperasi Pegawai Negri KPRI Serai Serumpun Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat berjalan dengan baik?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Bagi penulis sendiri adalah untuk melengkapi salah satu syarat guna menyelesaikan pendidikan pendidikan pada jurusan Akuntansi Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. b. Penulis ingin mengetahui bagaimana kebijaksanaan kas yang diterapkan pada Koperasi Pegawai Negri KPRI Serai Serumpun Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat. c. Penulis ingin mengetahui sejauh mana perkembangan dan kemajuan pada Koperasi Pegawai Negri KPRI Serai Serumpun Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat yang ditinjau dari sudut pandang penerapan sisitem pengawasan internal control kas.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi perusahaan itu sendiri dapat digunakan sebagai dasar membuat perencanaan dan kebijaksanaan yang tepat untuk masa yang akan datang. b. Dapat digunakan penulis-penulis lainnya sebagai pembanding untuk melakukan penelitian pada waktu yang akan datang. Universitas Sumatera Utara c. Bagi penulis sendiri penelitian ini berguna sebagai ilmu pengetahuan yang telah diterima selama di bangku perkuliahan, disamping itu untuk melengkapi syarat guna menyelesaikan pendidikan program Diploma III pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Koperasi Pegawai Negeri KPRI Serai Serumpun Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat. Tabel 1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir NO. Kegiatan Juni 2014 I II III IV

1. Pengesahan Penulisan Tugas Akhir

2. Pengajuan Judul

3. Permohonan Izin Riset

4. Penunjukkan Dosen Pembimbing

5. Pengumpulan Data

6. Penyusunan Tugas Akhir

Universitas Sumatera Utara Tabel 1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir NO. Kegiatan Juni 2014 I II III IV

7. Bimbingan Tugas Akhir

8. Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Penelitian suatu perincian sederhana tentang isi dari masing- masing bab dalam Tugas Akhir ini yang disusun secara sistematis sehingga uraian dapat lebih terarah. Untuk itu penulis membagi pokok pembahasan dalam 4 empat bab yaitu sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab permulaan yang menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta rencana penulisan akan dijelaskan mengenai jadwal penelitian dan rencana isi. BAB II : KOPERASI PEGAWAI NEGERI KPRI SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT Universitas Sumatera Utara Bab ini menjelaskan gambaran umum dari perusahaan yang meliputi sejarah ringkas berdirinya perusahaan, struktur organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini serta rencana kegiatan. BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA KOPERASI PEGAWAI NEGERI KPRI SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT Dalam bab ini berisi pembahasan mengenai teori yang menjelaskan pengertian dan fungsi kas, pengertian dan tujuan pengawasan intern kas, prosedur penerimaan kas, prosedur pengeluaran kas, pengawasan intern penerimaan kas perusahaan serta pengawasan intern pengeluaran kas perusahaan. BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian yang telah dikembangkan penulis, maka dalam bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dan memberikan saran yang dapat menunjang kemajuan perusahaan pada masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara BAB II KOPERASI PEGAWAI NEGERI KPRI SERAI SERUMPUN KECAMATAN TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT

A. Sejarah Ringkas

Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1896. Dia mendirikan Koperasi Kredit dengan tujuan membantu rakyatnya yang terjerat hutang dengan rentenir. Koperasi tersebut lalu berkembang pesat dan akhirnya ditiru oleh Boedi Oetomo dan SDI. Belanda yang khawatir Koperasi akan dijadikan tempat pusat perlawanan, mengeluarkan UU no. 431 tahun 19 yang isinya yaitu: a. Harus membayar minimal 50 gulden untuk mendirikan koperasi b. Sistem usaha harus menyerupai sistem di Eropa c. Harus mendapat persetujuan dari Gubernur Jendral d. Proposal pengajuan harus berbahasa Belanda Koperasi menjamur kembali hingga pada tahun 1933 keluar UU yang mirip UU no. 431 sehingga mematikan usaha koperasi untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia. Jepang lalu mendirikan Koperasi Kumiyai. Awalnya Koperasi ini berjalan mulus. Namun fungsinya berubah drastis dan menjadi alat Jepang untuk mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan rakyat. Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan Koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini Universitas Sumatera Utara kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia. Berdasarkan sejarah dan perkembangannya tujuan pendirian Koperasi adalah untuk membantu meringankan beban masyarakat melalui anggota Koperasi. Artinya keberadaan Koperasi bukanlah didasarkan atas pertimbangan ekonomis atau mencari keuntungan semata, keberadaan Koperasi ditujukan untuk membantu masyarakat golongan ekonomi lemah. Koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya, di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang dilakukan oleh si anggota. Koperasi Serai Serumpun didirikan pada tanggal 17 September 1989. Koperasi ini berdiri berdasarkan hasil dari kesepakatan seluruh kepala sekolah SD di Kecamatan Tanjung Pura. Koperasi ini didirikan dengan tujuan untuk menunjang penghasilan para guru SD yang pada saat itu mengalami krisis dana pinjaman. Sebanding dengan kebutuhan yang semakin meningkat dan gaji yang diterima oleh para guru saat itu belum dapat dikatakan mensejahterakan kehidupan mereka.Selain itu di Kecamatan Tanjung Pura belum terbentuk Koperasi Pegawai Republik Indonesia KPRI. Maka dari itu muncul kesepakatan oleh seluruh kepala sekolah untuk mendirikan Koperasi Serai Serumpun, yang padaawal mulanya hanya memiliki aset sebesar Rp.6.000.000. Dengan berdirinnya Koperasi Serai Serumpun, diharapkan dapat menjadi solusi untuk Universitas Sumatera Utara masalah permodalan yang terjadi pada saat itu. Dan para guru SD di Kecamatan Tanjung Pura dapat belajar untuk melakukan investasi dan memanfaatkan uang mereka sebaik mungkin. Maka dari itu Koperasi Serai Serumpun sangat bermanfaat bagi kesejahteraan para guru saat itu. Dengan berdirinya Koperasi Serai Serumpun, yang pada saat itu masih beranggotakan sekitar 50 orang dan dengan jumlah aset yang sangat terbatas berkisar Rp.6.000.000. Koperasi Serai Serumpun berusaha untuk terus meningkatkan usahanya dengan cara meningkatkan jumlah anggota yang bertujuan untuk menambah aset Koperasi dan membangun Koperasi Serai Serumpun agar lebih dikenal dan dipercaya oleh masyarakat. Pada tanggal 27 Mei 1996 Koperasi Serai Serumpun memiliki Badan Hukum. Dengan mendapatkan status badan hukum, maka sebuah badan usaha koperasi menjadi subjek hukum yang memiliki hak dan kewajiban. Sehingga, terhadap pihak ketiga –apabila diperlukan dapat dengan jelas dan tegas mengetahui siapa yang dapat diminta bertanggung jawab atas jalannya usaha badan hukum koperasi tersebut. Pada awal mula berdiri koperasi Serai Serumpun memiliki iuran anggota yang terdiri dari simpanan pokok sebesar Rp.1000 dan simpanan wajib sebesar Rp.3000. Simpanan wajib disetor setiap bulannya dan simpanan pokok berdasarkan pada ketetapan peraturan yang bisa saja berubah. Dengan aset yang terbatas Koperasi berusaha memenuhi keinginan dan kebutuhan para anggotanya secara bijaksana, dengan harapan para anggota juga memiliki rasa toleransi pada saat itu. Dengan berjalannya waktu, Koperasi Serai Serumpun semakin Universitas Sumatera Utara berkembang dan semakin meningkatkan kinerjanya. Seiring dengan itu aset Koperasi Serai Serumpun naik setiap tahunnya, bahkan persentase kenaikannya bisa mencapai 50 dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 persentase kenaikan mencapai 61,88. Demikian juga dengan anggota koperasi yang semakin lama semakin bertambah.Total anggota Koperasi Serai Serumpun selama 1 tahun 2009 sebanyak 368 orang, sedangkan pada tahun berikutnya mengalami peningkatan 2010 sebanyak 397orang, jumlah anggota tetap pada tahun 2011 sebanyak 397orang, dan mengalami penurunan di tahun 2012 yang diakibatkan karena sebagian anggota mengambil masa pensiun, jadi jumlah anggota sebanyak 387 orang. Hingga saat ini Koperasi Serai Serumpun terus menunjukkan kemajuan dalam usaha simpan pinjam.

B. Struktur Organisasi