Kerupuk UD. Maredal Sejati secara manajemen baik dari sisi bentuk badan usaha, jenis pekerjaan, struktur organisasi, dan proses perekrutan pekerja yang ada dan
dilakukan perusahaan sudah mengkondisikan agar usaha tersebut berjalan dengan baik dan lancar sehingga dari aspek manajemen dapat dikatakan perusahaan
tersebut layak untuk dilaksanakan dan dilanjutkan. Hal itu sesuai dengan yang dikatakan oleh Kasmir dan Jakfar dalam
bukunya Studi Kelayakan Bisnis, 2003:245 yang berpendapat bahwa untuk keperluan studi kelayakan bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-
fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan diterapkan secara benar.
4.3.3 Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan aspek yang berkaitan dengan penyediaan sarana produksi dan proses produksi. Analisis terhadap aspek teknis yang dilakukan
dalam penelitian ini meliputi pemilihan lokasi usaha dengan variabel utama dan variabel bukan utama, luas produksi, proses produksi, layout pabrik, dan
pemilihan jenis teknologi dan equipment. Pada usaha pengolahan kerupuk ini terdapat beberapa bahan baku yang
digunakan antara lain yaitu tepung tapioka, garam, gula, dan bumbu serta air. Pemilihan lokasi perusahaan yang dilakukan salah satunya mempertimbangkan
ketersediaan bahan baku ikan ini sehingga lokasi perusahaan dekat dengan sumber bahan baku sehingga dapat meminimumkan biaya terutama dalam hal biaya
pengangkutan bahan baku. Selain bahan baku bumbu, garam yang digunakan juga diperoleh dari pasar daerah Marendal.
Universitas Sumatera Utara
Bahan baku utama lain seperti tepung tapioka didapatkan perusahaan dari Rampah. Suplai yang dilakukan oleh produsen input berlangsung secara kontinu
sehingga pemilik Perusahaan Kerupuk UD. Marendal Sejati sudah menjadi rekanan yang baik dengan penyuplai tepung tapioka tersebut. Dalam hal
pengangkutan bahan baku, perusahaan memiliki truk untuk melakukan pengangkutan tepung tapioka tersebut. Pada saat penelitian berlangsung harga
tepung tapioka sebagai bahan baku utama dalam proses pembuatan kerupuk ini yaitu sebesar Rp5.500,- per kilogram dan perusahaan dalam setiap bulannya
membutuhkan 25 ton per bulan. Ketersediaan listrik dan air bagi kegiatan usaha pengolahan kerupuk
sangat penting. Tenaga listrik yang dibutuhkan perusahaan disuplai dari listrik PLN, daya yang digunakan sebesar 3.000 watt ini dapat dipenuhi setiap harinya
oleh PLN dengan pengecualian beberapa kondisi yang membuat PLN melakukan pemutusan listrik. Oleh karena itu sebagai jaminan proses produksi maka
perusahaan menyediakan generator set sebagai alternatif atau cadangan apabila terjadi pemutusan listrik sementara oleh PLN. Sedangkan untuk jaminan
ketersediaan air, perusahaan menggunakan sumber air berasal dari PDAM dan sumur. Sumber air dari PDAM digunakan untuk pelengkap bahan baku produksi.
Sedangkan air sumur digunakan untuk pencucian dan mesin boiler. Air ditampung pada bak penampungan, pada beberapa bagian air ini dilengkapi dengan pipa yang
disalurkan pada alat produksi yang membutuhkan air, diantaranya untuk toilet dan pencucian.
Ketersediaan tenaga kerja pada usaha pengolahan kerupuk ini berasal dari daerah sekitar yaitu sekitar wilayah Marendal. Pekerja yang bekerja di perusahaan
Universitas Sumatera Utara
ini mencapai 14 orang pekerja dengan masing-masing bagian. Pekerja tetap pada bagian penjemuran umumnya berjenis kelamin laki-laki sedangkan pekerja pada
bagian pencetakan dilakukan oleh pekerja laki-laki. Pekerja pada bagian pembuatan adonan adalah seluruhnya laki-laki, sedangkan pada bagian
pengemasan dan penyusunan umumnya didominasi oleh pekerja berjenis kelamin perempuan.
Perbedaan pembagian pekerjaan terkait dengan jenis kelamin ini merupakan salah satu bentuk manajemen tenaga kerja yang sesuai dengan
kapasitasnya, seperti pada bagian produksi dan penjemuran di dominasi pekerja dengan jenis kelamin laki-laki karena membutuhkan tenaga yang ekstra dan kuat
dalam proses pengerjaan pekerjaan tersebut. Sedangkan pekerja perempuan umumnya dipekerjakan di bagian penyusunan serta pengemasan karena
diharapkan bisa lebih cekatan dan terampil sehingga menghasilkan produktivitas yang tinggi karena upah pekerja tersebut adalah upah bulanan.
Dari 14 pekerja, semua pekerja tersebut merupakan pekerja tetap. Meskipun terdapat kelonggaran untuk pekerja tetap, namun perusahaan tidak
pernah kekurangan tenaga kerja karena penduduk masyarakat sekitar masih ada yang mau dan mampu untuk bekerj di perusahaan tersebut. Dengan demikian
ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan sudah cukup terjamin terutama dari masyarakat sekitar.
Fasilitas transportasi merupakan sarana eksternal yang seharusnya ada untuk kelancaran usaha pengolahan kerupuk. Sarana eksternal yang dibutuhkan
adalah jalan menuju perusahaan. Perusahaan berada dekat di lokasi rumah
Universitas Sumatera Utara
penduduk sehingga jalan utama untuk mengakses perusahaan tersebut adalah jalan desa yang menjadi jalan umum bagi masyarakat sekitar. Selain itu, fasilitas
transportasi lain seperti mobil pengiriman produk hasil perusahaan tersebut dan satu becak barang.
Dengan adanya usaha pengolahan kerupuk di Desa Marendal Dusun V, sebagian besar masyarakat setempat terserap sebagai tenaga kerja. Masyarakat
menyadari, dengan adanya perusahaan-perusahaan tersebut memiliki dampak positif berupa dapat mengurangi pengangguran yang ada di Desa tersebut dan
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat sehingga lokasi usaha di Desa Marendal Dusun V justru sangat didukung oleh masyarakat setempat.
Keberadaan perusahaan juga tidak bertentangan adat istiadat masyarakat setempat. Hal ini terjadi karena pemilik perusahaan berasal dari desa tersebut yang
mengetahui adat istiadat masyarakat setempat. Luas produksi dapat dilihat dari jumlah produk yang sebaiknya diproduksi
untuk mencapai keuntungan maksimum. Salah satu hal yang mempengaruhi penentuan luas produksi adalah batasan permintaan. Permintaan kerupuk
Perusahaan Kerupuk UD. Marendal Sejati mencapai ± 20000-28000 bungkus per bulan sedangkan jumlah penawaran perusahaan lebih rendah dari jumlah
permintaan tersebut sehingga Perusahaan Kerupuk UD. Marendal Sejati berusaha untuk meningkatkan luas produksi perusahaan dengan melakukan perubahan
teknologi yang digunakan, yaitu menambah peralatan mesin dalam memproduksi kerupuk agar bisa memproduksi secara optimal sesuai kapasitas produksinya.
Dengan luas produksi yang semakin bertamabah, perusahaan berusaha memenuhi permintaan yang ada di pasar atas produknya. Dengan adanya perubahan
Universitas Sumatera Utara
teknologi tersebut, jumlah produksi yang dihasilkan perusahaan meningkat namun hingga pada saat penelitian berlangsung permintaan terhadap produk tersebut
selalu lebih tinggi dari penawarannya. Hal ini yang membuat perusahaan terus mengupayakan menambah luas produksinya.
Gambar 4.3
Sumber : Hasil Wawancara Peneliti di UD. Marendal Sejati Layout pada sebuah usaha adalah proses penataan keseluruhan sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan guna mencapai keseimbangan kegiatan operasi secara efisien. Gambar 4.3 memperlihatkan layout Perusahaan Kerupuk
UD Marendal Sejati. Dalam layout tersebut, terdapat bangunan pabrik yang difungsikan untuk proses produksi mulai dari proses pembuatan adonan,
pemotongan dan penyusunan sampai pada proses pengemasan, sedangkan pengeringan dilakukan di lahan terbuka yang disemen di sekitar bangunan pabrik.
Universitas Sumatera Utara
Dalam bangunan pabrik terdapat lima bagian ruangan untuk aliran proses produksi, bagian tengah dijadikan sebagai ruangan proses pembuatan adonan,
kemudian ruangan berikutnya adalah ruangan untuk proses pemotongan dan penyusunan sekaligus ruang proses pengemasan produk akhir. Ruangan bagian
paling depan adalah ruang penyimpanan kerupuk yang sudah dikemas. Bangunan pabrik yang cukup luas ini menampung beberapa alat produksi
diantaranya yaitu dalam ruangan pemotongan dan pengemasan terdapat mesin pemotong, ruang pengovenan yang berukuran 10 m x 6 m yang didalamnya
terdapat oven untuk proses produksi setelah adonan kerupuk dikukus dalam ketel uap. Dalam ruangan produksipembuatan adonan terdapat mesin pembuat adonan,
mesin penghalus adonan, mesin pengaduk bumbu, dan meja pencetakan serta ketel uapalat pengukus yang dengan bahan bakar kayu bakar yang dibakar dalam
tungku bakar yang berukuran sangat besar. Tungku bakar ini berada di ruangan bangunan pabrik, yaitu terletak di bagian belakangt tengah ruangan pembuat
adonan tersebut. Dalam menjalankan usaha pengolahan kerupuk, Perusahaan UD. Marendal
Sejati menggunakan peralatan yang sama seperti perusahaan-perusahaan lainnya. Adapun sebagian peralatan yang digunakan dapat diperoleh di toko peralatan
rumah tangga seperti ember, penyaring tipis, baskom, selang, pisau, telenan, serbet, keranjang plastik, gayung, timbangan, blender, karung goni, tampah, kursi
duduk kecil dan lain-lain. Sedangkan peralatan seperti rak pring, langseng, alat dorongpengangkut, glodok dipesan khusus kepada produsen pembuat alat
tersebut. Peralatan yang menggunakan tenaga listrikmesin diperoleh dari produsen dan toko alat-alat elektronikalat pertanian seperti mesin pemotong
Universitas Sumatera Utara
kerupuk, alat giling es, oven pengukus, alat pengukus ketel uap, mesin pembuat adonan, mesin penghalus adonan, mesin press sealer, timbangan dacin, dan alat
pengaduk resep. Berikut merupakan rincian peralatan yang digunakan perusahaan untuk memperlancar proses produksinya pada aspek teknis, antara lain:
1. Mesin Pengaduk Bumbu
Mesin pengaduk bumbu merupakan suatu alat yang berukuran besar berbentuk tabung, digunakan untuk mengaduk dan mencampurkan
berbagai bumbu. Secara mekanik menggunakan pengaduk berupa alat yang telah didesain khusus dengan tenaga listrik. Pengadukan bumbu ini
dilakukan selama 15-30 menit. Kapasitas mesin dalam melakukan pengadukan adalah 100 kg bumbu per jam. Mesin bumbu yang dimiliki
perusahaan berjumlah satu buah. 2.
Mesin Pembuat Adonan Mesin Molen dan Mesin Penghalus Adonan Mesin adonanmesin molen merupakan alat yang digunakan untuk
mencampurkan gilingan ikan dengan tepung tapioka. Mesin ini memiliki kapasitas maksimum dapat menghaluskan adonan sebanyak 50 kg. Alat ini
bekerja dengan menggunakan istrik, dan bekerja dengan mengaduk-aduk bahan baku yang dimasukkan kurang lebih selama 5-10 menit melalui gigi
yang bekerja secara berlawanan sehingga adonan tercampur rata. Adapun mesin penghalus adonan berfungsi untuk menghaluskan adonan yang
sudah dimasukan kedalam mesin molen. Mesin molen dan mesin penghalus adonan yang dimiliki perusahaan masing-masing berjumlah
satu buah. 3.
Ketel Uap Boiler
Universitas Sumatera Utara
Alat pengukus berupa ketel uap pada Perusahaan Kerupuk UD. Marendal Sejati berukuran sedang dan bekerja dengan menggunakan tenaga listrik
atau sebagai alternatif dengan bahan bakar kayu bakar. Alat ini digunakan untuk mengukus kerupuk yang telah dicetak, diproses selama 70 menit
untuk kerupuk yang berukuran besar, kerupuk berukuran sedang 60 menit dan 45 menit untuk kerupuk yang berukuran kecil. Suhu yang digunakan
pada proses pengukusan pada ketel uap ini adalah 100 C. Proses
pengukusan pada ketel uap ini merupakan proses pengukusan awal sebelum adonan kerupuk dikukus kembali kedalam oven pengukus. Ketel
uapboiler ini memiliki kapasitas untuk melakukan pengukusan kerupuk sebanyak 250 kg per jam. Masing-masing pabrik memiliki satu buah ketel
uap sehingga ketel uap yang dimilki perusahaan berjumlah dua buah. 4.
Wadah Penggorenga Kuali Alat untuk menggoreng kerupuk yang telah kering dengan bahan bakar
berupa kayu bakar. Wadah penggorengan ini berdiameter 1,5 m. Dengan besar nya wadah penggorengan maka jumlah kerupuk yang digoreng lebih
banyak dan mempercepat proses produksi. 5.
Mesin Press Alat ini terbuat dari besi yang berfungsi dalam proses pencetakan kerupuk.
Adonan yang sudah halus lalu dimasukkan kedalam mesin ini kemudian kerupuk sesuai ukuran akan tercetak. Kapasitas maksimum alat ini dapat
digunakan untuk mencetak kerupuk sebanyak 300kg per hari. Alat ini menggunakan tenaga listrik.
Universitas Sumatera Utara
Analisis aspek teknis telah menguraikan beberapa hal mengenai penyediaan sarana produksi dan proses produksi mulai dari pemilihan lokasi
usaha yang dapat dikatakan layak dengan pemilihan dilakukan terutama dekat dengan ketersediaan bahan baku, dan tersedianya tenaga listrik dan air, tenaga
kerja dan fasilitas transportasi yang mendukung perusahaan dalam menjalankan proses produksinya agar berjalan baik dan lancar. Demikian halnya dengan proses
dan sarana produksi yang ada pada perusahaan tersebut mulai dari layout pabrik sampai kepada pemilihan teknologi mesin dan perlengkapan, semuanya
dilaksanakan oleh perusahaan agar proses produksi yang dilaksanakan berjalan baik dan lancar. Dari hasil analisa di atas dapat diketahui bahwa pengembangan
usaha pengolahan kerupuk ikanudang Perusahaan UD. Marendal Sejati secara teknis dapat dikatakan perusahaan tersebut layak untuk dilaksanakan dan
dilanjutkan. Hal itu sesuai dengan yang dikatakan oleh Husnan dan Muhammad dalam
buku nya studi kelayakan proyek, 2005:55 yang berpendapat bahwa Aspek teknis merupakan analisis yang berhubungan dengan input proyek penyediaan dan
output produksi berupa barang dan jasa, dimana Aspek teknis berkaitan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek
tersebut selesai dibangun. Analisis teknis akan dapat menentukan hasil-hasil yang potensial di areal proyek, pengujian fasilitas-fasilitas pemasaran dan penyimpanan
yang dibutuhkan untuk mendukung dalam pelaksanaan proyek, pengujian sistem sistem pengolahan yang dibutuhkan.
4.3.4 Aspek Sosial, Ekonomi, dan Budaya