26
dengan keuntungan yang diharapkan saham tersebut dapat dilihat dari beberapa pendekatan.
2.2.3.3 Model Indeks Tunggal
Model yang dikembangkan oleh William Sharpe ini mengkaitkan perhitungan return setiap asset dengan return indeks pasar untuk
mendapatkan nilai koefisien beta. Estimasi koefisien beta biasanya didasarkan pada model indeks
tunggal yang dapat dihitung melalui hubungan fungsional regresi linear antara rate of return saham sebagai variabel dependen dan rate of return
portofolio indeks pasar sebagai variabel independen. Rumus model indeks tunggal Husnan, 2001:104 adalah sebagai berikut:
Ri = α
i
+ β
i
.R
m
+ e
i
R
i
adalah rate of return saham i, α
i
adalah bagian rate of return saham i yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar,
β
i
adalah beta sebagai parameter yang diharapkan pada R
i
kalau terjadi perubahan pada R
m
, R
m
adalah rate of return indeks pasar dan e
i
adalah variabel random. Beta menunjukan kemiringan slope garis regresi tersebut, dan
α menunjukan intercept dengan sumbu R
it
. Semakin besar beta, semakin curam kemiringan garis tersebut dan sebaliknya. Penyebaran titik
pengamatan di sekitar garis regresi tersebut menunjukan resiko sisa
27
sekuritas yang diamati. Semakin menyebar titik tersbut semakin besr resiko sisanya.
Gambar 2.1 : Penggambaran Beta
Ri
β
R
mt
α
Sumber : Husnan, 2001, Dasar – dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, hal
109
2.2.3.4 Capital Asset Pricing Model
Capital Asset Pricing Model CAMP merupakan salah satu model keseimbangan. Dengan menggunakan model ini memungkinkan untuk
menentukan pengykur resiko relevan dan bagaimana hubungan antara resiko untuk setiap asset apabila pasar modal dalam keadaan seimbang.
Dalam hal ini model faktor resiko diukur dengan beta. Dan karena nilai suatu aktiva tergantung dalam tingkat keuntungan yang layak dari aktiva
tersebut, maka CAMP disini digunakan untuk menentukan berapa tingkat keuntungan yang layak dari suatu investasi sehubungan dengan resiko
yang dihadapi.
28
Return dan risk disini digambarkan dalam suatu bentuk security market line, dimana sumbu tegak mewakili tingkat keuntungan dan sumbu
datarnya menggambarkan resiko yang diukur dengan beta. Tingkat keuntungan dari investasi-investasi lain akan berada pada garis security
market line sesuai dengan beta investasi-investasi tersebut. Semakin besar betanya semakin besar pula tingkat keuntungan yang diharapkan dari
investasi tersebut.
Gambar 2.2 : Security Market Line
M R
M
R
f
Β
m
= 1 β
Sumber : Husnan, 2001, Dasar – dasar Teori Portofolio dan Analisis sekuritas, UPP AMP YKPN, Yogyakarta,
hal 170.
Formula untuk security market line dapat ditulis sebagai berikut : R
j
-R
f
= R
M
-R
f
β
j
Atau : R
j
= R
f
+ R
M
-R
f
β
j
29
Formula tersebut dapat diartikan bahwa tingkat keuntungan suatu saham Rj-Rf sama dengan tingkat keuntungan bebas resiko ditambah
dengan premi resiko Rm-Rf βj. Security market line menunjukkan
hubungan linear positif antara resiko dengan tingkat keuntungan yang diinginkan investor. Dalam keseimbangan pasar, suatu sekuritas
diharapkan memberikan suatu keuntungan yang setaraf dengan resiko sistematisnya.
2.2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beta