Multikolinieritas Heteroskedastisitas Hasil Pengujian Asumsi Klasik

69 Tabel 4.4 Hasil Pengujian Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 64 .0000000 .27782024 .097 .090 -.097 .773 .588 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed Unstandardiz ed Residual Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b. Hasil uji normalitas terhadap nilai residual persamaan regresi dengan menggunakan Kolmogorov – Smirnov, menunjukkan nilai signifikansi 0,588 0,05; sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada persamaan regresi memiliki distribusi data yang normal.

4.2.5 Hasil Pengujian Asumsi Klasik

4.2.5.1 Multikolinieritas

Multikolinearitas merupakan situasi dimana terdapat korelasi antara variabel-variabel independen. Gejala ini dapat diketahui dengan menggunakan perhitungan Tolerance TOL dan Variance Inflation Faktor VIF. Dengan ketentuan apabila nilai TOL mendekati 1 maka tidak terdapat multikolinearitas antar variabel, dan apabila nilai VIF kurang dari 10 maka tingkat multikolinearitasnya termasuk tidak 70 berbahaya. Hasil analisis pengujian uji linieritas multikolinieritas adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Hasil Pengujian Multikolinieritas Coefficients a .031 .099 .310 .758 -.033 .158 -.027 -.211 .833 -.027 .969 1.032 .419 .308 .176 1.361 .179 .173 .966 1.035 -.005 .026 -.025 -.194 .847 -.025 .985 1.015 Constant Financial Leverage X1 Operating Leverage X2 Asset Growth X3 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Partial Correla tions Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Beta Saham Y a. Sumber: Lampiran Hasil uji Multikolinieritas menunjukkan nilai VIF X1=1,032; X2=1,035; dan X3=1,015 kurang dari 10; sehingga tidak terjadi multikolinieritas yang tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asumsi tidak terjadi multikolinieritas pada variabel bebas penelitian dapat dipenuhi.

4.2.5.2 Heteroskedastisitas

Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel bebas. Hal ini biasa diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Dengan ketentuan apabila nilai probabilitas kesalahan lebih besar dari 5 maka tidak ada hubungan tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian Heteroskedastisitas di sini menggunakan korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dengan hasil analisis sebagai berikut : 71 Tabel 4.6 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Correlations 1.000 .037 -.144 .079 . .387 .128 .267 64 64 64 64 .037 1.000 .123 .120 .387 . .167 .173 64 64 64 64 -.144 .123 1.000 .288 .128 .167 . .011 64 64 64 64 .079 .120 .288 1.000 .267 .173 .011 . 64 64 64 64 Correlation Coefficient Sig. 1-tailed N Correlation Coefficient Sig. 1-tailed N Correlation Coefficient Sig. 1-tailed N Correlation Coefficient Sig. 1-tailed N Unstandardized Residual Financial Leverage X1 Operating Leverage X2 Asset Growth X3 Spearmans rho Unstandardiz ed Residual Financial Leverage X1 Operating Leverage X2 Asset Growth X3 Correlation is significant at the 0.05 level 1-tailed. . Sumber: Lampiran Hasil Uji Heteroskedastisitas pada nilai residual variabel bebas penelitian menunjukkan nilai signifikansi variabel X1=0,387; X2=0,128; dan X3=0,267; yang nilainya 0,05; berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan demikian asumsi tidak terjadi heteroskedastisitas dapat dipenuhi.

4.2.5.3 Autokorelasi