Uji Asumsi Klasik Analisis dan Pengujian Hipotesis

62

4.4. Analisis dan Pengujian Hipotesis

4.4.1. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi diatas harus bersifat BLUE Best Linear Unbiased Estimator, artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan Uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE, maka yang harus dipenuhi oleh regresi linier berganda, yaitu: 1. Tidak terjadi multikolineariti antar variabel eksplanatori. 2. Varian dari komponen pengganggu Ui harus konstan dan harus memenuhi syarat homokedastisitas. 3. Tidak terjadi autokorelasi antar komponen pengganggu Ui. Berikut ini hasil uji asumsi klasik yang terdiri dari multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi :

1. Multikolinieritas

Pembuktian ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan cara menghitung VIF Variance inflation Factor. Jika VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinearitas, namun bila lebih kecil dari 10 tidak terjadi multikolinearitas. Adapun besaran VIF dari masing-masing variabel bebas adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 : Hasil Nilai VIF Variance Inflation Factor Variabel Bebas VIF Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi X 1 Desentralisasi X 2 1,181 1,181 Sumber : Lampiran 6 63 Dalam pengujian asumsi klasik terhadap analisis regresi linier berganda ini menyatakan bahwa hasil analisis penelitian ini tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas dimana nilai VIF pada variabel tidak lebih besar dari 10 maka variabel ini disimpulkan tidak terdapat gejala multikolinieritas dengan variabel independen lainnya. Dengan nilai VIF untuk Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi X1 = 1,935, dan Desentralisasi X2 = 1,935 lebih kecil dari 10

2. Heteroskedastisitas

Pada regresi linier nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan varibel bebas. Hasil perhitungan uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut : Tabel 4.10 : Hasil pengujian heteroskedastisitas Correlations -.109 .604 25 .165 .431 25 1.000 . 25 Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N Karakteristik Sistem Informas Akuntansi X1 Desentralisasi X2 Unstandardized Residual Spearman s rho Unstandardized Residual Sumber : Lampiran 6 Hasil analisis menunjukkan bahwa pada variabel untuk Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi X1 dan Desentralisasi X2 tidak mempunyai korelasi yang signifikan antara residual dengan variabel bebasnya nilai 64 signifikansinya lebih besar dari 0.05, maka hasil analisis ini dapat disimpulkan semua variabel penelitian Tidak terjadi Heteroskedastisitas.

3. Autokorelasi

Dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data time series tetapi data cross section yang diambil berdasarkan kuesioner, sehingga untuk uji autokorelasi tidak dilakukan. Karena autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya time series Santoso, 2000 : 216.

4.4.2. Analisis dan Uji Hipotesis