Analisis dan Uji Hipotesis

64 signifikansinya lebih besar dari 0.05, maka hasil analisis ini dapat disimpulkan semua variabel penelitian Tidak terjadi Heteroskedastisitas.

3. Autokorelasi

Dalam penelitian ini data yang digunakan bukan data time series tetapi data cross section yang diambil berdasarkan kuesioner, sehingga untuk uji autokorelasi tidak dilakukan. Karena autokorelasi pada sebagian besar kasus ditemukan pada regresi yang datanya time series Santoso, 2000 : 216.

4.4.2. Analisis dan Uji Hipotesis

Pengujian terhadap data dilakukan dengan uji analisis regresi linier berganda. Level confidence pada penelitian ini adalah 95 dengan level toleransi kesalahan adalah 5. Kesimpulan hasil analisis pada penelitian ini diarahkan pada nilai sig. Bila nilai-p lebih besar dari batas toleransi 5 berarti analisis menerima hipotesis null, tetapi bila nilai-p lebih kecil dari batas toleransi 5, maka hasil analisis menolak hipotesis null. Adapun langkah-langkah analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Langkah 1 : Uji F Uji F digunakan untuk menguji apakah model regresi linier berganda yang digunakan adalah cocok atau tidak untuk mengetahui pengaruh karakteristik sistem informasi informasi akuntansi dan desentralisasi secara bersama-sama terhadap berpengaruh terhadap partisipasi penyusunan anggaran. 65 Tabel 4.11 : Hasil Uji F Model Koefisien Regresi F hitung Sig R 2 Konstanta Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi X 1 Desentralisasi X 2 0,118 0,519 0,411 8,779 0,002 0,444 Sumber : Lampiran 6 Berdasarkan tabel 4.22 dapat diketahui bahwa karakteristik sistem informasi akuntansi dan desentralisasi berpengaruh signifikan terhadap partisipasi penyusunan anggaran pada PG. Watoetoelis Krian Sidoarjo. Hasil analisis Regresi dalam pengujian simultan menunjukkan nilai F hit sebesar 8,779 dan nilai sig sebesar 0,002 sig 0,05. Hal ini berarti bahwa model analisis regresi tersebut cocok atau sesuai untuk digunakan sebagai alat analisis. Langkah 2 : Interpretasi Model Regresi Linier Berganda Berdasarkan hasil uji F yaitu model regresi linier berganda yang digunakan adalah cocok untuk mengetahui pengaruh karakteristik sistem informasi akuntansi X 1 dan desentralisasi X 2 secara bersama-sama terhadap partisipasi penyusunan anggaran Y, maka model regresi linier berganda yang digunakan adalah : Y = 0,118 + 0,519 X 1 + 0,411 X 2 Interpretasi dari model regresi linier berganda di atas adalah sebagai berikut : 66 1. Konstanta a menunjukkan besarnya partisipasi penyusunan anggaran jika variabel karakteristik sistem informasi akuntansi dan desentralisasi adalah konstan. Jika nilai konstanta sebesar 0,188 maka besarnya nilai partisipasi penyusunan anggaran sebesar 0,188 jika variabel karakteristik informasi sistem akuntansi dan desentralisasi adalah konstan. 2. Koefisien regresi untuk variabel karakteristik sistem informasi akuntansi b 1 sebesar 0,519 artinya jika karakteristik sistem informasi akuntansi naik satu satuan akan menaikkan partisipasi penyusunan anggaran sebesar 0,519 satuan dengan asumsi variabel jika desentralisasi adalah konstan. 3. Koefisien regresi untuk variabel desentralisasi b 2 sebesar 0,411 artinya jika desentralisasi naik satu satuan akan menaikkan partisipasi penyusunan anggaran sebesar 0,411 satuan dengan asumsi variabel jika karakteristik sistem informasi akuntansi adalah konstan. Langkah 3 : Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh karakteristik sistem informasi akuntansi X 1 dan desentralisasi X 2 secara parsial terhadap partisipasi penyusunan anggaran Y. Berikut ini hasil uji t : Tabel 4.12 : Hasil Uji t Model t hitung Sig Karakteristik sistem informasi akuntansi X 1 Desentralisasi X 2 2,478 2,138 0,021 0,044 Sumber : Lampiran 6 67 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil analisis Regresi dalam pengujian parsial untuk karakteristik sistem informasi akuntansi X 1 menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,478 dengan sig sebesar 0,021 sig 0,05. Hal ini berarti bahwa karakteristik informasi sistem akuntansi X 1 secara parsial berpengaruh terhadap penyusunan anggaran Y pada PG. Watoetoelis Krian Sidoarjo. Selanjutnya untuk variabel desentralisasi X 2 menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,138 dengan sig sebesar 0,044 sig 0,05. Hal ini berarti bahwa desentralisasi X 2 secara parsial berpengaruh terhadap penyusunan anggaran Y pada PG. Watoetoelis Krian Sidoarjo. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik sistem informasi akuntansi X 1 dan desentralisasi X 2 secara parsial berpengaruh terhadap penyusunan anggaran Y pada PG. Watoetoelis Krian Sidoarjo. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan “Diduga karakteristik sistem informasi akuntansi dan desentralisasi berpengaruh terhadap partisipasi penyusunan anggaran” terbukti kebenarannya. Besarnya pengaruh karakteristik sistem informasi akuntansi X 1 dan desentralisasi X 2 terhadap penyusunan anggaran Y pada PG. Watoetoelis Krian Sidoarjo adalah sebesar 44,4 nilai R-Square, sedangkan sisanya 55,6 dipengaruhi oleh faktor lain diluar model penelitan yang tidak dibahas pada penelitian ini. 68 Variabel bebas X yang dominan dan memberikan pengaruh terbesar terhadap penyusunan anggaran Y pada PG. Watoetoelis Krian Sidoarjo adalah karakteristik sistem informasi akuntansi X 1 . Hal ini dapat dilihat dari nilai korelasi parsial r untuk variabel karakteristik sistem informasi akuntansi X 1 sebesar 0,467 yang memiliki nilai lebih besar jika dibandingkan dengan nilai korelasi parsial desentralisasi X 2 yang hanya sebesar 0,415. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan “Diduga karakteristik sistem informasi akuntansi berpengaruh dominan terhadap partisipasi penyusunan anggaran” terbukti kebenarannya. 4.5. Pembahasan Hasil Penelitian 4.5.1. Pembahasan dan Implikasi