36
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada
setiap jam pelajaran. d.
Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar dan pembelajaran berpusat pada siswa. Sehingga siswa dapat mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.
D. Kajian Tentang Media Model “Jam Aktivitas”
1. Pengertian Media Model “Jam Aktivitas”
Menurut Amir Hamzah 1979: 136 model dapat diartikan sebagai sesuatu yang dibuat dengan ukuran tiga dimensi, sehingga
menyerupai benda aslinya untuk menjelaskan hal-hal yang tidak mungkin diperoleh dari benda sebenarnya. Model merupakan benda tiruan yang
berbentuk tiga dimensi dari beberapa objek yang terlalu besar, terlalu kecil, terlalu jauh, terlalu mahal, terlalu jarang atau terlalu sulit untuk di
bawa ke dalam kelas dan dipelajari siswa dalam wujud aslinya. Hujair AH Sanaky 2013: 129 berpendapat bahwa media model
dapat diartikan sebagai sesuatu yang dibuat dengan ukuran tiga dimensi, sehingga menyerupai benda aslinya untuk menjelaskan hal-hal yang
37
mungkin diperoleh dari benda sebenarnya. Benda asli kemudian dibuat modelnya dalam bentuk besar seperti aslinya, atau sangat kecil. Dalam
proses pembelajaran di sekolah tidak selalu menggunakan benda-benda asli, sehingga benda-benda tersebut dapat digantikan dengan benda tiruan.
Wina Sanjaya 2012: 65 mengemukakan bahwa media model termasuk dalam media konkret yaitu klasifikasi tahap pengalaman tiruan
yang diperoleh melalui benda atau kejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan sebenarnya. Ahli lain mengemukakan bahwa media
model merupakan benda-benda pengganti yang menggantikan benda sebenarnya dalam bentuk sederhana, menghilangkan bagian-bagian yang
kurang perlu serta menonjolkan bagian yang perlu Oemar Hamalik, 1986 : 152. Selanjutnya Ahmad Rivai dan Nana Sudjana 2013: 156
memaparkan bahwa media model terbagi menjadi 6 kategori, yaitu model padat
solid model
, model penampang
cutaway model
, model susun
build-up model
, model kerja
working model
, mock-up dan diorama. Media model “jam aktivitas” yang dimaksud peneliti yaitu perantara
pembelajaran berupa benda tiruan jam model tiga dimensi dengan bahan kayu ringan atau plastik kemudian diberikan angka 1 sampai 12, jarum
pendek untuk menunjukkan waktu, jarum panjang yang menunjukkan menit dan diberikan gambar aktivitas anak dalam sehari. Media jam
aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam kategori media model padat.
38
Kaitannya terhadap penelitian ini yaitu penggunaan media jam aktivitas bagi siswa tunarungu
untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran
matematika tentang
pengukuran waktu.
Metode pembelajaran yang digunakan untuk mendukung media model jam
aktivitas antara lain metode ceramah, demonstrasi dan tanya jawab. Hal ini dilakukan agar siswa
tunarungu benar-benar memahami tentang konsep pengukuran waktu.
Media pembelajaran digunakan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif sehingga memudahkan siswa tunarungu memahami materi
pengukuran waktu dalam pembelajaran matematika. Media pembelajaran diterapkan untuk membentuk konsep waktu pada siswa tunarungu melalui
beberapa kegiatan pembelajaran sehingga mampu memberikan pengalaman konkret dalam pembelajaran.
Penerapan media jam aktivitas dalam pembelajaran matematika tentang pengukuran waktu dilaksanakan siswa secara sistematis melalui
beberapa kegiatan pembelajaran sesuai karakteristik siswa tunarungu. Pembelajaran matematika dengan menggunakan media jam aktivitas
melibatkan keaktifan siswa tunarungu dalam mengikuti proses pembelajaran.
2. Kelebihan Media Model “Jam Aktivitas”