95
Hal ini disebabkan karena pembelajaran pengukuran waktu yang hanya difokuskan pada gambar merupakan bentuk pembelajaran semi
konkret. Anak akan kebingungan bila membaca dan menentukan waktu apabila hanya melihat gambar jam pada lembar soal.
D. Analisis Data
Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan grafik. Data yang di analisis berdasarkan data individu yang
diperoleh. Adapun komponen yang dianalisis berdasarkan analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Pada analisis dalam kondisi,
komponen yang dianalisis meliputi: panjang kondisi, kecenderungan arah, tingkat stabilitas, tingkat perubahan, jejak data, dan rentang.
Akan tetapi pada analisis antar kondisi, komponen yang dianalisis meliputi: jumlah variabel yang diubah, perubahan kecenderungan arah
dan efeknya, perubahan stabilitas, perubahan level dan presentase data yang tumpang tindih
overlap.
Dalam penelitian ini, pengujian yang dilakukan yaitu dengan melihat pengaruh media model jam aktivitas terhadap kemampuan
pengukuran waktu subjek sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Adapun hipotesis yang diajukan pada penelitian ini, yaitu penggunaan
media model jam aktivitas dapat mempengaruhi peningkatan kemampuan pengukuran waktu anak tunarungu kelas III di SLB B
Wiyata Dharma I Tempel.
96
Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dipaparkan sebelumnya, maka untuk mengetahui dan memperjelas perkembangan
yang terjadi pada
baseline-1,
intervensi, dan
baseline-2,
dapat disajikan tabel sebagai berikut:
Tabel 10. Akumulasi Skor Tes Pengukuran Waktu pada Subjek Penelitian pada
Baseline-1,
Intervensi, dan
Baseline-2 Baseline-1
A Intervensi B
Baseline-2
A’
40 40
40 60
75 90
100 100 90 100 100
Tabel di atas merupakan akumulasi skor tes pengukuran waktu subjek yang telah dicapai pada
baseline-1
A, intervensi B, dan
baseline-2
A’. Data tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh dari media model jam aktivitas terhadap perilaku dalam frekuensi
kesalahan yang terjadi, sehingga frekuensi kesalahan semakin berkurang pada fase intervensi dan cukup stabil pada fase
baseline-2.
Berdasarkan data di atas, maka akan disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
97
2 4
6 8
10 12
14
Frekuensi Kesalahan
Frekuen…
Baseline-1 Intervensi
Baseline-2 A
Grafik 6.
Display
Grafik Perkembangan Frekuensi Kesalahan Subjek dalam Mengerjakan Soal Pengukuran
Waktu pada
Baseline-1,
Intervensi, dan
Baseline-2
Berdasarkan data di atas, maka diketahui bahwa dengan menggunakan media model jam aktivitas dapat mengurangi
frekuensi kesalahan subjek dalam mengerjakan soal pengukuran waktu. Dengan demikian media model jam aktivitas dapat
mempengaruhi kemampuan pengukuran waktu pada subjek penelitian yang ditandai dengan berkurangnya perilaku frekuensi
kesalahan dalam mengerjakan soal pengukuran waktu. Berdasarkan data penelitian di atas, maka dapat dirangkum
hasil analisis dalam kondisi dan hasil analisis antar kondisi ke dalam tabel sebagai berikut:
98
1.
Analisis dalam kondisi Tabel 11. Rangkuman Hasil Analisis Visual dalam Kondisi
dengan Aspek Kemampuan Pengukuran Waktu Kondisi
Baseline-1 A
Intervensi B
Baseline-2 A’
1. Panjang kondisi
3 5
3 2.
Estimasi kecenderungan
arah =
+ +
3. Kecenderungan
stabilitas data Stabil
Variabel Variabel
4. Jejak data
= +
+ 5.
Level dan
stabilitas rentang
Stabil Variabel
Variabel
6. Perubahan level
12 – 12
Tidak ada perubahan
0 - 8 = +8 Menurun
– 2 = +2 Menurun
Dalam penelitian ini diketahui bahwa panjang fase
baseline-1
A = 3, Intervensi B = 5 dan
baseline-2
A’ = 3. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa adanya perubahan yang
terjadi pada kemampuan pengukuran waktu pada subjek penelitian. Adapun kecenderungan arah yang terjadi pada
baseline-1
A adalah stabil, intervensi B menurun, dan
baseline-2
A’ menurun. Selain itu, perubahan yang terjadi pada kemampuan pengukuran
waktu muncul saat diberikan intervensi dengan adanya perubahan level +8 dan pada fase
baseline-2
terjadi perubahan level +2. Adapun rincian perhitungan mengenai komponen-komponen pada
analisis dalam kondisi ini dapat dilihat pada lampiran.
99
2. Analisis antar kondisi
Setelah mengetahui hasil dari analisis dalam kondisi, maka selanjutnya akan dilakukan analisis data antar kondisi. Adapun hasil
mengenai analisis data antar kondisi ini tercantum pada tabel dibawah ini.
Tabel 12. Rangkuman Hasil Analisis Visual Antar Kondisi dengan Aspek Kemampuan Pengukuran Waktu
Perbandingan Kondisi
BA A’B
1. Jumlah variabel
yang diubah 1
1 2.
Perubahan kecenderungan
arah dan
efeknya =
+ +
+
3. Perubahan
kecenderungan dan stabilitas
Stabil ke variabel Stabil ke stabil
4. Perubahan level
12 – 8 = +4
2 – 8 = +6
5. Presentase
overlap
0 + 4 x 100 = 0 0 : 3 x 100 =
Berdasarkan hasil analisis pada tabel di atas, perubahan kecenderungan arah antara
baseline-1
A dengan intervensi B yaitu stabil ke menurun yang menandakan kondisi yang lebih baik.
Perubahan kecenderungan arah antara kondisi intervensi B dengan
baseline-2
A’ yaitu menurun ke menurun, yang menandakan kondisi semakin lebih baik. Hal tersebut juga
didukung oleh data tumpang tindih
overlap
pada
baseline-1
A ke intervensi B atau intervensi B ke
baseline-2
A’ yaitu 0. Adapun rincian perhitungan mengenai analisis data antar kondisi
dapat dilihat pada lampiran.
100
E. Pembahasan Penelitian