Instrumen Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

56 transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Studi documenter documentary study tidak sekedar mengumpulkan, mencatat dan melaporkan dokumen mentah, tetapi juga menghimpun dan menganalisis dokumen tersebut. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rapor siswa, buku harian siswa, dan hasil tes belajar siswa.

H. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto 2005: 101 instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara metode dengan instrumen penelitian. Pada penelitian ini digunakan tiga macam metode pengumpulan data serta sebuah media pembelajaran sebagai instrumen perlakuan atau intervensi dalam penelitian yakni sebagai berikut: 1. Tes Hasil Belajar Instrumen hasil belajar tentang pemahaman konsep pengukuran waktu pada anak tunarungu kelas III di SLB B Wiyata Dharma I Tempel. Tes ini dilakukan untuk mengukur pemahaman konsep pengukuran waktu sebelum diberikan perlakuan atau intervensi dengan menggunakan media model jam aktivitas dan setelah 57 menggunakan media model jam aktivitas. Langkah-langkah dalam menyusun instrumen tes hasil belajar antara lain sebagai berikut: a Menetapkan Standar Kompetensi Dalam penelitian ini standar kompetensi ditetapkan oleh peneliti dan guru kelas. Standar kompetensi ditetapkan berdasarkan kemampuan awal subjek penelitian yaitu sudah mampu membedakan waktu kemarin, hari ini, besok, pagi, siang dan malam. Standar kompetensi yang ditetapkan yaitu menggunakan pengukuran waktu dalam pemecahan masalah. b Menetapkan Kompetensi Dasar Kompetensi dasar yang ditetapkan oleh peneliti dan guru kelas yaitu memilih alat ukur sesuai dengan fungsinya dan menggunakan alat ukur dengan satuan jam dalam pemecahan masalah. c Menetapkan Indikator Indikator dalam pengukuran waktu pada penelitian ini yaitu kemampuan awal subjek penelitian mampu membedakan waktu kemarin, hari ini, besok, pagi, siang dan malam adalah: 1 Menentukan letak jarum jam yang menunjukan waktu tertentu. 2 Membaca tanda waktu jam yang menunjukan waktu tertentu. 58 3 Menuliskan tanda waktu jam yang menunjukan waktu tertentu. 4 Menentukan waktu berdasarkan aktivitas sehari-hari. d Menyusun Butir Soal Jumlah butir soal yang dibuat oleh peneliti pada setiap fase sebanyak 20 soal. Berikut kisi-kisi instrumen tes hasil belajar pengukuran waktu: Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Pengukuran Waktu No Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator No. Soal Jumlah 1. Menggunakan pengukuran waktu dalam pemecahan masalah Menggunakan alat ukur dengan satuan jam Menentukan letak jarum jam yang menunjukan waktu tertentu 1-5 5 Membaca tanda waktu jam yang menunjukan waktu tertentu 6-10 5 Menuliskan tanda waktu jam yang menunjukkan waktu tertentu 11-15 5 Menentukan waktu berdasarkan aktivitas sehari-hari 16-20 5 Jumlah Butir Soal 20 59 e Menyusun Kriteria Penilaian Menurut Juang Sunanto 2005: 18, “Frekuensi yaitu perhitungan yang menunjukkan berapa kali suatu peristiwa atau kejadian behavior terjadi”. Maka dari itu, penilaian terhadap kemampuan pengukuran waktu subjek dilihat pada frekuensi munculnya kesalahan yang terjadi dalam mengerjakan soal tes yang diberikan. Pelaksanaan penilaian untuk tes hasil belajar menggunakan skoring dengan kriteria skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 untuk jawaban salah atau tidak dikerjakan. Menurut Ngalim Purwanto 2006: 102 teknik pemberian skor adalah sebagai berikut: N = R x 100 SM N = Nilai yang dicari R = Skor yang diperoleh siswa SM = Skor maksimal semua item tes Penghitungan skor tes hasil belajar siswa dilakukan dengan menjumlah seluruh skor yang diperoleh subjek penelitian.. Hasil penghitungan skor tes hasil belajar siswa kemudian dikonversikan ke dalam kategori penilaian. Langkah-langkah penyusunan pemberian skor tes hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: 1 Menentukan rentang skor dengan menghitung skor maksimal dan skor minimal. 60 2 Menentukan jumlah kelas kategori penilaian. Peneliti menggunakan lima kategori penilaian yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. 3 Menghitung interval skor sesuai rumus, yaitu: P = Rentang Jumlah kelas 4 Mengubah skor tes hasil belajar ke dalam bentuk presentase dengan rumus sebagai berikut: Jumlah skor yang diperoleh Jumlah skor maksimal Penghitungan tes hasil belajar adalah sebagai berikut: Skor maksimal : 20 Skor minimal : 0 Jumlah kategori : 5 Interval : 20 - 0 = 4 5 Setelah menghitung skor tes hasil belajar siswa yang diperoleh kemudian dikonversikan ke dalam kategori penilaian. sebagai berikut: Tabel 3. Kategori Penilaian Hasil Belajar Pengukuran Waktu Skor Kategori 17 – 20 Sangat Tinggi 13 – 16 Tinggi 9 – 12 Sedang 5 – 8 Rendah – 4 Sangat Rendah 61 Selain itu, pada penelitian ini pemberian penilaian berfokus pada frekuensi kesalahan subjek dalam mengerjakan soal. 2. Observasi Pedoman observasi digunakan untuk memonitoring pelaksanaan pembelajaran. Hal yang diamati pada penelitian ini meliputi partisipasi siswa serta perkembangan perilaku subjek penelitian selama diberikan perlakuan atau intervensi menggunakan media model jam aktivitas. Panduan observasi ini berisi daftar kegiatan yang akan diamati selama diberikan perlakuan atau intervensi. Instrumen ini juga berfungsi sebagai pelengkap dan penguat kesimpulan. Kisi-kisi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Observasi Pembelajaran Pengukuran Waktu Variabel Indikator No. Soal Jumlah Penggunaan media model jam aktivitas pada anak tunarungu kelas III di SLB B Wiyata Dharma I Tempel Ketertarikan anak tunarungu terhadap media model jam aktivitas, kemampuan pengukuran waktu 1 - 10 10 Respon anak tunarungu saat pelaksanaan pembelajaran 11 - 20 10 Jumlah Butir Soal 20 62

I. Validasi Instrumen

Menurut Sugiyono 2011: 137 Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan menggunakan instumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data pada penelitian ini diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Nana Syaodih. S 2006 : 228 menjelaskan bahwa validitas instrumen menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang akan diukur. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Instrumen yang harus memiliki validitas isi content validity adalah instrumen yang berbentuk tes yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar dan mengukur efektivitas pelaksanaan program dan tujuan. Validitas instrumen dalam penelitian ini disusun berdasarkan kurikulum kelas III. Setelah instrumen tersusun kemudian di uji oleh ahli judgment expert. Validator dalam penelitian ini di uji oleh guru kelas III yaitu Ispurwani M.Pd dan Tin Suharmini, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi. 63

J. Prosedur Perlakuan