41 tunarungu. Instrument yang digunakan adalah angket. Uji validitas
menggunakan total item correlation dan reliabilitas menggunakan alpha cronbach. Teknik analisis data menggunakan deskriptif presentase. Hasil
penelitian menunjukan bahwa proses pembelajaran pendidikan jasmani anak tunarungudi SLB negeri se-
Kabupaten Bantul pada kategori “kurang” 3 guru 23.08 , kategori “sedang” 7 guru 53.85, kategori
“baik7.69” 1 guru, kategori “baik sekali” 2 guru 15.38. Dengan demikia dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pendidikan
jasmani anak tunarungu di SLB Negeri se -Kabupaten Bantul pada kategori sedang.
C. Kerangka Berpikir
Anak berkebutuhan khusus mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan dan pembelajaran pada setiap jenjang
pendidikan. Namun, dalam pelaksanaan pembelajaran anak berkebutuhan mengalami kesulitan baik dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Anak Berkebutuhan Khusus ABK memiliki kesulitan
dalam ranah psikomotor Pembelajaran Pendidikan
Jasmani Adaptif
Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Adapif
42 Hampir semua jenis ketunaan ABK memiliki problem dalam ranah
psikomotor. Masalah psikomotor sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan sensomotorik, keterbatasan dalam kemampuan belajar.
Salah satu sistem penyampaian layanan untuk anak berkebutuhan khusus adalah dengan melalui pembelajaran Pendidikan Jasmani
Adaptif.Pendidikan Jasmani Adaptif mencakup pembangunan fisikal dan mental dan menumpu pada tiga domain pendidikan, yaitu psikomotor,
kognitif, afektif. Pendidikan Jasmani Adaptif dapat membantu ABK melakukan penyesuaian sosial dan mengembangkan perasaan siswa
memilki harga diri. Perasaan ini akan dapat membawa ABK berperilaku dan bersikap sebagai subjek bukan sebagai objek dilingkungannya.
Pembelajaran Penjas Adaptif mempunyai peranan yang nyata dalam meningkatkan kemampuan dan daya serap peserta didik
berkebutuhan khusus, karena peserta didik dapat menyalurkan bakat yang ada dalam dirinya, dan dapat di implementasikan melalui Pendidikan
Jasmani, sehingga anak berkebutuhan khusus dapat mendiri dan dapat menjalani masa depannya secara mandiri agar mereka dapat terjun di
masyarakat.
43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei, sedangkan teknik
pengumpulan data menggunakan angket. Menurut Suharsimi Arikunto 2006: 312, metode survei merupakan penelitian yang biasa dilakukan dengan
subjek yang banyak, dimaksudkan untuk mengumpulkan pendapat atau
informasi mengenai status gejala pada waktu penelitian berlangsung. B.
Definisi Operasional Variabel
Di dalam penelitian ini terdapat satu variabel, sehingga disebut variabel tunggal. Variabel penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran
pendidikan jasmani adaptif di SMPLB se-Kabupaten Bantul tahun ajaran 20162017, yang berisikan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru
pendidikan jasmani dilihat dari tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kompetensi guru, sarana dan prasarana, dan evaluasi pembelajaran yang
diukur menggunakan angket. C.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan subjek yang ada pada penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh guru pendidikan jasmani di SMPLB
se-Kabupaten Bantul yang berjumlah 20 guru. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara mengikutsertakan semua individu
atau anggota populasi menjadi sampel.