Tujuan Pendidikan Tinjauan Pustaka 1.

28 gender, terlihat dengan dikeluarkannya INPRES No. 9 Tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan Gender PUG dalam pembangunan nasional. Bidang pendidikan sebagai salah satu bidang pembangunan sumber daya manusia, memiliki kewajiban untuk melaksanakan Pengaurusutamaan Gender di bidang pendidikan. Hal ini berkaitan dengan dikeluarkannya kebijakan Pendidikan Untuk Semua Education For All, sebagai upaya penghapusan kesenjangan gender dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Dikeluarkannya kebijakan Pendidikan Untuk Semua, merujuk pada Pasal 31 ayat 1 UUD 1945 bahwa setiap warga negara berhak menerima pendidikan dan Pasal 31 ayat 2 UUD 1945 bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib mendanai. INPRES No. 9 Tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan Gender, yang dimaksud dengan : 1. Pengarusutamaan Gender adalah strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional. 2. Gender adalah konsep yang mengacu pada peran-peran dan tanggungjawab laki-laki dan perempuan yang tejadi akibat dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial dan budaya masyarakat. 3. Kesetaraan Gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan 29 perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan nasional, dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut. 4. Keadilan Gender adalah suatu proses untuk menjadi adil terhadap laki-laki dan perempuan. 5. Analisis Gender adalah proses yang dibangun secara sistematik untuk mengidentifikasi dan memahami oembagian kerjaperan laki-laki dan perempuan, akses dan kontrol terhadap sumber-sumber daya pembangunan, partisipasi dalam proses pembangunan dan manfaat yang mereka nikmati, pola hubungan natara laki-laki dan perempuan yang timpang, yang didalam pelaksanaannya memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ras, dan suku bangsa. 6. Analisis gender dilaksanakan untuk mengidentifikasi dan memahami ada atau tidak adanya dan sebab-sebab terjadinya ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender, termasuk pemecahan permasalahannya. 7. Upaya Komunikasi, Informasi, dan Edukasi KIE dilaksanakan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan instansi dan lembaga pemerintah ditingkat Pusat dan Daerah tentang gender. 8. Kegiatan analisis gender meliputi : 30 a. Mengidentifikasi kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam memperoleh manfaat dari kebijakan dan program pembangunan dalam berbagai aspek kehidupan; b. Mengidentifikasi dan memahami sebab-sebab terjadinya ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender dan menghimpun faktor-faktor penyebabnya; c. Menyusun langkah-langkah yang diperlukan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender; d. Menetapkan indikator gender untuk mengukur capaian dari upaya-upaya mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.

9. Pemecahan permasalahan yang dihasilkan dalam analisis gender

diwujudkan dan diintegrasikan dalam perencanaan kebijakan dan proses pembangunan nasional. B. Penelitian Relevan 1. Penelitian yang dilakukan oleh Ratih Muliana Mahardhika 2011 dengan judul “Perubahan Aspirasi Masyarakat Desa Terhadap Jenjang Pendidikan Tinggi Studi Kasus di Desa Baleraksa, Kecamatan Karang Moncol, Kabupaten Purbalingga”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan aspirasi masyarakat terjadi karena meningkatnya cara pandang dan harapan masyarakat terhadap pendidikan. Perubahan aspirasi ini tidak terlepas dari dampak globalisasi yang memberikan banyak pengetahuan baru bagi masyarakat, termasuk didalamnya berbagai macam manfaat dari pendidikan. Apirasi positif masyarakat menjadikan masyarakat tidak