19
tertentu. c.
Assigned-Status, sering mempunyai hubungan yang erta dengan achieved-status. Artinya suatu kelompok atau golongan
memeberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa, yang telah memperjuangkan sesuatu untuk
memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat. 2.
Peranan Role Peranan role merupakan aspek dinamis kedudukan status.
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dya menjalankan suatu peranan.
Pembedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Peranan lebih banyak menunjuk
pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta
menjalankan suatu peranan. Peranan mungkin mencakup tiga hal, yaitu :
a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan
posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. b.
Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat.
20
3. Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Dari segi etismologis, pendidikan berasal dari bahasa Yunani “Paedagogike”. Ini adalah kata majemuk yang terdiri dari kata “Pais
yang berarti “Anak” dan “Ago” yang berarti “Aku membimbing”. Jadi Paedagogike berarti aku membimbing anak. Soedomo Hadi,
2008: 18. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Dalam arti luas pendidikan meliputi semua perbuatan dan usaha dari
generasi tua
untuk mengalihkan
pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan keterampilannya kepada
generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah. Artinya
pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang
selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya Poerbakawatja dan Harahap, 1981 dalam
21
Syaiful Sagala, 2012: 3 M.J Langeveld dalam Zaim Elmubarok 2008: 2 menjelaskan,
bahwa pendidikan adalah memberi pertolongan secara sadar dan sengaja kepada seorang anak yang belum dewasa dalam
pertumbuhannya ke arah kedewasaan, dalam arti dapat berdiri dan bertanggungjawab susila atas segala tindakan tindakannya menurut
pilihannya sendiri. Pendidikan juga merupakan pemanusian anak. Pemanusiaan di
sini mempunyai dua arti: pendidik memanusiakan anak didik, dan anak didik memanusiakan dirinya. Pemanusiaan itulah yang
merupakan proses dalam pendidikan. Proses itu akan berakhir, jika anak sudah dapat memanusiakan sendiri sebagai manusia purnawan.
Driyarkara, 1980 dalam Soedomo Hadi, 2008: 22. Sedangkan menurut K.H Dewantara dalam Dwi Siswoyo 2011:
175 pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti kekuatan batin, karakter, pikiran
intellect, dan jasmani anak anak. Maksudnya ialah supaya kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan
penghidupan anak anak, selaras dengan alamnya dan masyarakatnya. Paulo Freire mendefinisikan bahwa pendidikan merupakan
proses pembebasan. Pendidikan yang membebaskan merupakan proses pendidikan yang menumbuhkan kesadaran kritis transitif.
Pada tingkat kesadaran ini manusia sudah mampu merefleksikan dan
22
mengetahui hubungan sebab akibat. Menurut Freire ada empat tingkat kesadaran manusia. Pertama kesadaran intransitif, pada
tibgkat ini manusia hanya memikirkan kebutuhan jasmani, tidak ada kesadaran sejarah dan cenderung tenggelam dalam masa yang
menindas. Kedua kesadaran semi intransitif atau kesadaran magis, pada tingkat ini manusia berada didalam budaya bisu pada
masyarakat tertutup, yang hidup dibawah kekuasaan orang lain dan dibawah ketergantugan. Ketiga kesadaran naif, pada tingkat ini
manusia sudah memiliki kemampuan memoertanyakan dan mengenali realitas namun masih tejebak pada sikap primitif dan naif.
Keempat kesadaran kritis transitif, pada tingkat ini manusia sudah mampu merefleksikan dan mengenali hubungan sebab akibat.
Pendidikan dalam pandangan Freire harus mampu melahirkan peserta didik dengan memiliki kesadaran kritis transitif.
John Dewey mewakili aliran filsafat pendidikan modern merumuskan Education is all one growing; it has no end beyond it
self, pendidikan adalah segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan, pendidikan sendiri tidak punya tujuan akhir di balik
dirinya. Dalam proses pertumbuhan ini anak mengembangkan diri ke tingkat yang mungkin sempurna atau life long education, dalam
artian pendidikan berlangsung selama hidup. John Dewey dalam Zaim Elmubarok, 2008: 3
Sementara Zamroni 2011 dalam Zaim Elmubarok 2008: 4
23
memberi definisi pendidikan adalah suatu proses menanamkan dan mengembangkan pada diri peserta didik pengetahuan tentang hidup,
sikap dalam hidup agar kelak ia adapat membedakan barang yang benar dan yang salah, yang baik dan yang buruk, sehingga
kehadirannya ditengah-tengah masyarakat akan bermakna dan berfungsi secara optimal.
Secara filosofis Socrates menegaskan bahwa pendidikan merupakan proses pengembangan manusia ke arah kearifan
wisdom, pengetahuan knowledge, dan etika conduct. Oleh karenanya membangun aspek kognisi, afeksi dan psikomotor secara
seimbang dan berkesimanbungan adalah nilai pendidikan yang paling tinggi. Zaim Elmubarok, 2008: 5.
Berdasarkan pemaparan definisi pendidikan di atas maka dapat diketahui, bahwa pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha
sadar dalam pengembangan manusia melalui proses yang memanusiakan manusia, yang tejadi sepanjang hayat. Dalam proses
pendidikan diharapkan anak sebagai peserta didik mampu mencapai kesempurnaan hidup, dimana kehidupannya sesuai dengan alam dan
lingkungannya.
b. Fungsi Pendidikan
Salah satu fungsi penidikan adalah untuk menyiapkan manusia sebagai manusia yang merdeka. Pengertian ini dapat kita maknai
bahwa didalam proses pendidikan harus memuat proses pemanusiaan