29
Guna menjaga agar kualitas pupuk tetap terjaga, maka juga perlu diperhatikan tentang cara penyimpanannya. Di
dalam penyimpanan pupuk kompos sebaiknya di simpan di dalam ruangan yang terjaga kelembapannya., yaitu mampu
melindungi dari sinar matahari secara langsung dan melindungi dari air hujan. Apabila pupuk kompos terkena sinar matahari
dan air hujan secara berlebihan, maka akan mengakibatkan unsur hara yang ada di dalam pupuk akan hilang. Di dalam
penataan tumpukan juga perlu diperhatikan yaitu tidak boleh langsung bersentuhan dengan tanah, sebagai alasnya bisa
digunakan balok kayu dan lain sebagainya.
2. Pengolahan Pupuk Cair
Limbah merupakan hasil buangan dari suatu proses produksi. Di dalam peternakan juga terdapat limbah. Ternak menghasilkan
limbah berupa feses dan urine. Yang semua itu jika dibiarkan begitu saja akan dapat mengakibatkan beberapa kerugian. Akibat yang
ditimbulkan di antaranya adalah pencemaran lingkungan dan bisa sebagai mediasi berkembangnya bibit penyakit. Namun bila diberikan
sentuhan biologi atau diolah dengan baik,maka akan bisa mendatangkan sesutu yang bermanfaat.
Di UPTD AUT, urine dimanfaatkan sebagai pupuk cair yang dibe
ri nama ”ursa prima”. Manfaat dari ursa prima yaitu diantaranya sebagai pengusir hama tikus, wereng, walang sangit dan penggerek
serta memperkaya unsur hara dalam tanah. Di dalam pembuatan ursa prima ada beberapa hal yang perlu
dilakukan, yaitu pengumpulan
urin
, pencampuran fermentasi serta pengemasan.
Langkah pertama yang dilakukan adalah pengumpulan
urin
.
Urin
yang akan difermentasi tidak boleh bercampur dengan barang cair yang lain, misal air. Oleh karenanya, supaya lebih mudah di dalam
pengumpulannya harus dibuatkan saluran khusus untuk menampung
30
urine sapi. Seperti yang di lakukan di UPTD AUT, pengambilan urin sapi di kandang dilakukan pada malam hari. Hal tersebut di lakukan
karena pada pagi hari kandang dibersihkan dengan air, sehingga urine yang di dapat tidak bercampur dengan air.
Adapun bahan – bahan yang digunakan di dalam pembuatan
ursa prima adalah sebagai berikut: -
Urine sapi : 100 l
- Lengkuas
: 2 kg -
Kunyit : 2 kg
- Temu ireng
: 2 kg -
Jahe : 2 kg
- Kencur
: 2 kg -
Putrowali : 2 kg
- Tetes
: 5 l Semua bahan
– bahan di atas dicampur menjadi satu di dalam drum plastik berukuran 100 l. Di dalam proses pencampuran, lengkuas,
kunyit, temu ireng, jahe, kencur, putrowali ditumbuk terlebih dahulu dan dimasukkan ke dalam karung kemudian dimasukkan ke dalam
drum yang sudah berisikan urine. Di tambahkan tetes atau molase sebanyak lima liter di dalamnya.
Bahan – bahan yang sudah dicampur di dalam drum plastik
tersebut difermentasikan selama empat belas hari dan setiap tiga hari sekali diaduk. Pada hari ke empat belas, fermentasi urin sudah jadi
yaitu dengan ditandai dengan banyaknya belatung di dalam hasil fermentasi. Selanjutnya dilakukan penyaringan dan dikemas di dalam
wadah dan pupuk cair siap untuk digunakan. Pupuk cair tersebut dapat digunakan untuk tanaman padi,
palawija, sayuran dan buah – buahan. Untuk penggunaan pada padi
dan palawija jika sebagai pupuk dengan takaran empat belas liter air dicampur dengan 250 cc pupuk cair kemudian di semprotkan ke
tanaman. Jika digunakan sebagai pestisida, maka takaran yang
31
digunakan adalah setiap empat belas liter air dicampur dengan 300cc pupuk cair kemudian disemprotkan pada tanaman. Jika diberikan pada
buah – buahan dan sayuran maka pemberiannya adalah setiap satu liter
pupuk cair tersebut dicampur dengan air sebanyak empat belas liter dan disemprotkan pada tanaman setiap empat hari sekali.
3. Pembuatan Starter Isi Rumen