Teknologi pengolahan limbah ternak di UPTD Aneka Usaha Ternak Sragen ACHMAD MUSTAJID

(1)

1

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya Pertanian Program D. III Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jurusan / Program Studi Agribisnis Peternakan

Oleh :

ACHMAD MUSTAJID H.3407001

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(2)

2

HALAMAN PENGESAHAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK

Yang telah dipersiapkan dan disusun oleh

Achmad Mustajid

H 3407001

Telah dipertahankan dihadapan dosen penguji Pada hari / tanggal :

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Susunan Tim Penguji

Pembimbing / Penguji I

Ir. Lutojo, MP NIP. 195509121987031001

Penguji II

Ir. YBP. Subagyo, MS NIP. 1948031411979031001

Surakarta, ... Universitas Sebelas Maret Surakarta

Fakultas Pertanian Dekan


(3)

A. Prof. Dr. Ir. H. Suntoro Wongso Atmodjo, MS

NIP. 195512171982031003 KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan yang berjudul TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK.. Penulis menyadari bahwa laporan dapat diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada:

1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Program D.III Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi Agribisnis Minat Peternakan.

4. Ir. Lutodjo, MP selaku dosen pembimbing, terima kasih atas bimbingan dan arahannya.

5. Ir. YBP. Subagyo, MS selaku dosen pembimbing, terima kasih atas bimbingan dan arahannya.

6. Drh. Shintawati Widjaja selaku kepala UPTD Aneka Usaha Jasa Ternak Sragen.

7. Seluruh karyawan di UPTD Aneka Usaha Jasa Ternak Sragen atas bantuannya.

8. Keluarga besar D.III Agribisnis Peternakan, Agribisnis Hortikultura, Agribisnis Agrofarmaka dan THP angkatan 2007.

9. Serta teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Agustus 2010

Penulis DAFTAR ISI


(4)

4

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Kegiatan Magang ... 3

1. Tujuan Umum ... 3

2. Tujuan Khusus ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bakalan ... 5

B. Pakan ... 5

C. Kesehatan Ternak ... 6

D. Pengolahan Limbah ... 7

E. Kandang ... 9

III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Magang Perusahaan ... 11

B. Materi dan Metode ... 11

1. Materi ... 11

2. Metode Pelaksanaan ... 11

1. Penentuan lokasi kegiatan magang ... 11

2. Pelaksanaan Magang ... 12

3. Teknik Pegumpulan Data ... 12

C. Sumber Data ... 13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Perusahaan ... 14

1. Sejarah Perusahaan... 15


(5)

a. Lokasi Peternakan ... 15

b. Luas Areal Peternakan ... 16

c. Populasi Ternak ... 16

d. Perkandangan ... 17

e. Pakan ... 19

f. Penanganan Kesehatan ... 20

3. Struktur Organisasi ... 23

B. Uraian Kegiatan Magang Perusahaan ... 24

C. Penanganan dan Pengolahan Limbah... 24

D. Evaluasi Kegiatan Magang Perusahaan ... 26

1. Pembuatan Pupuk Organik ... 26

2. Pengolahan Pupuk Cair ... 29

3. Pembuatan Starter Isi Rumen ... 32

4. Pemasaran ... 33

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 34

B. Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Jenis dan kandungan zat hara pada beberapa kotoran ternak ... 8


(6)

6

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi AUT ... 23 Gambar 2. Kantor UPTD AUT ... 37 Gambar 3. Mess Karyawan ... 37


(7)

Gambar 4. Kandang Sapi ... 38

Gambar 5. Sapi Bramgus ... 38

Gambar 6. Sapi Peranakan Ongole ... 38

Gambar 7. Anak Sapi ... 39

Gambar 8. Pengangkutan Limbah Ternak ... 39

Gambar 9. Tempat Penampungan Limbah Padat ... 39

Gambar 10. Limbah Padat... 40

Gambar 11. Gudang Pupuk ... 40

Gambar 12. Mesin Penggilik Pupuk ... 40

Gambar 13. Hasil Penggilingan Pupuk Kompos ... 41

Gambar 14. Pupuk Kompos yang Sudah Dikemas ... 41

Gambar 15. Ursa Prima ... 41

Gambar 16. Proses Pencampuran Pakan ... 42

Gambar 17. Gudang Pakan ... 42

Gambar 18. Pemotongan Rumput ... 42


(8)

8

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Limbah adalah hasil buangan pada suatu kegiatan yang tidak diperlukan lagi. Limbah pada umumnya dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Sedangkan limbah ternak sendiri adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produk ternak, dll. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang, dan sebagainya. Apabila usaha peternakan semakin berkembang maka limbah yang dihasilkan juga akan semakin banyak.

Apabila limbah-limbah tersebut dibiarkan menumpuk begitu saja tanpa ada penanganan khusus maka akan memberikan dampak negative yaitu diantaranya akan dapat merusak keindahan (estetika), karena menimbulkan bau busuk atau merusak pemandangan, merugikan dari segi ekonomi, karena dapat merusak benda/ bangunan, tanam - tanaman maupun hewan ternak, serta dapat membahayakan kesehatan manusia karena dapat merupakan sumber berbagai penyakit.

Limbah ternak masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk mendorong kehidupan jasad renik yang dapat menimbulkan pencemaran. Suatu studi mengenai pencemaran air oleh limbah peternakan melaporkan bahwa total sapi dengan berat badannya 500 kg selama satu hari, produksi manurenya dapat mencemari 9.084 x 107 m3 air. Selain melalui air, limbah peternakan sering mencemari lingkungan secara biologis yaitu sebagai media untuk berkembang biaknya lalat. Kandungan air manure antara 27-86 % merupakan media yang paling baik untuk pertumbuhan dan perkembangan larva lalat, sementara kandungan air manure 65-85 % merupakan media yang optimal untuk bertelur lalat.

Kehadiran limbah ternak dalam keadaan keringpun dapat menimbulkan pencemaran yaitu dengan menimbulkan debu. Pencemaran udara di lingkungan penggemukan sapi yang paling hebat ialah sekitar pukul


(9)

18.00, kandungan debu pada saat tersebut lebih dari 6000 mg/m3, jadi sudah melewati ambang batas yang dapat ditolelir untuk kesegaran udara di lingkungan (3000 mg/m3).

Salah satu akibat dari pencemaran air oleh limbah ternak ruminansia ialah meningkatnya kadar nitrogen. Senyawa nitrogen sebagai polutan mempunyai efek polusi yang spesifik, dimana kehadirannya dapat menimbulkan konsekuensi penurunan kualitas perairan sebagai akibat terjadinya proses eutrofikasi, penurunan konsentrasi oksigen terlarut sebagai hasil proses nitrifikasi yang terjadi di dalam air yang dapat mengakibatkan terganggunya kehidupan biota air.

Tinja dan urine dari hewan yang tertular dapat sebagai sarana penularan penyakit, misalnya saja penyakit anthrax melalui kulit manusia yang terluka atau tergores. Spora anthrax dapat tersebar melalui darah atau daging yang belum dimasak yang mengandung spora. Dampak limbah ternak memerlukan penanganan yang serius.

Apabila limbah ternak atau pupuk kandang dapat digolongkan ke dalam pupuk organik yang memiliki beberapa kelebihan. Beberapa kelebihan pupuk kandang sehingga sangat disukai petani diantaranya sebagai berikut:

1. Memperbaiki struktur tanah

Organisme tanah bersifat sebagai perekat dan dapat mengikat butir – butir tanah menjadi butiran yang lebih besar saat penguraian bahan organik dalam pupuk.

2. Menaikkan daya serap tanah terhadap air

Bahan organic memiliki daya serap yang besar terhadap air tanah. Oleh karena itu, pupuk organik sering berpengaruh positif terhadap hasil tanaman, terutama dalam musim kering.

3. Menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah

Organisme dalam tanah memanfaatkan bahan organik sebagai makanan. Oleh karena itu, pupuk organik seperti pupuk kandang yang diberikan pada tanah harus diuraikan oleh jasad renik terlebih dahulu melalui proses pembusukan atau peragian


(10)

10

sebelum diisap oleh akar tanaman. Dari proses pembusukan, jasad renik memperoleh makanan dan sumber tenaga. Semakin banyak pupuk organik yang diberikan maka akan semakin banyak pula jasad renik dalam tanah.

4. Sebagai sumber zat makanan bagi tanaman

Pupuk organik mengandung zat makanan yang lengkap meskipun kadarnya tidak setinggi pupuk anorganik. Selain itu, cara kerjanya agak lambat bila dibanding pupuk anorganik. Itulah sebabnya, untuk mencapai hasil maksimal, pemakaian pupuk organik hendaknya diimbangi dengan pupuk anorganik agar keduanya saling melengkapi. Dengan demikian akan tercipta tanah pertanian yang kaya akan zat hara, berstruktur gembur atau remah dan berwarna coklat kehitaman.

B. Tujuan Kegiatan Magang

1. Tujuan Umum

Magang Perusahaan ini dilakukan oleh mahasiswa dengan tujuan :

a. Agar mahasiswa memperoleh pengalaman yang luas dengan cara mengenali kegiatan-kegiatan di lapangan kerja yang berkaitan di bidang peternakan.

b. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan anatara teori dan penerapan di dunia kerja ( lapangan ) serta faktor

– faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat merupakan bekal bagi mahasiswa setelah terjun di masyarakat.

c. Agar mahasiswa memperoleh ketrampilan kerja yang praktis yakni secara langsung dapat menjumpai, merumuskan serta memecahkan permasalahan yang ada dalam kegiatan di bidang peternakan. d. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi, instansi terkait

dan masyarakat sehingga dapat meningkatkan mutu pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi.


(11)

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus kegiatan magang perusahaan adalah :

a. Memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan pengetahuan kerja dalam bidang peternakan khususnya manajemen pengolahan limbah ternak sapi yang dilakukan di UPTD Aneka Usaha Ternak. b. Agar mengetahui secara langsung mengenai semua kegiatan yang

ada di peternakan UPTD Aneka Usaha Ternak.

c. Agar mengetahui manajemen pengolahan limbah ternak sapi di Peternakan UPTD Aneka Usaha Ternak.


(12)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Bakalan

Pertama yang harus dilakukan dalam pemilihan bibit sapi adalah memilih sapi yang sehat. Sapi yang sehat antara lain dicirikan dari sorot matanya yang cerah dan tajam. Tubuhnya berbentuk persegi empat dan tampak berisi. Kulit tubuhnya lemas dan mudah dilipat. Apabila dilepas, lipatan kulit cepat merata kembali. Kulit tubuh yang keras, kering, dan kaku menunjukkan sapi tersebut menderita penyakit kronis. Sapi yang sehat juga dapat dilihat dari bulunya yang mengkilap. Selaput lendir mulut dan gusi berwarna merah muda. Ujung hidung bersih , basah dan dingin. Jika ujung hidung kering, berarti sapi menderita panas tubuh karena karena infeksi penyakit. Sapi yang sehat juga kelihatan tegap dan lincah. Jangan sekali – kali memiih sapi yang terlihat malas dan ingin tidur terus untuk bibit (Bambang dan Nazaruddin, 1994).

Sapi aberdeen angus berkulit hitam pekat sehingga namanya lebih mudah diingat sebagai sapi angus (angus : Hangus, gosong). Sapi ini berasal dari Skotlandia. Sapi ini tidak bertanduk dan tidak berpunuk. Punggungnya datar dan dahinya luas. Meskipun penampian sapi angus terlihat bundar dan pendek. Tetapi sapi ini lincah dan aktif bergerak. Selain itu, sapi ini memiliki toleransi yang cepat terhadap iklim di negara lain. Keistimewaan yang lain adalah bobotnya yang luar biasa. Bobot sapi betina dewasa mencapai 550 – 750 kg, sedangkan sapi jantan dewasa antara 800 – 1.000 kg. Dagingnya padat dan halus sehingga enak untuk disantap (Bambang dan Nazaruddin, 1994).

Pemilihan sapi yang akan dipelihara perlu diperhatikan dengan mempertimbangkan lokasi, tujuan peternakan serta sifat-sifat mandiri setiap bangsa sapi. Pemilihan pedet bakalan pun sangat perlu diperhatikan karena dalam beberapa program produksi ternak sapi diperlukan pemeliharaan sejak dari pedet. Selain itu, kematian terbesar dalam pemeliharaan biasanya juga terjadi pada saat masih pedet (Santosa, 2005).

B. Pakan

Pemanfaatan hijauan pakan sebagai bahan makanan ternak harus disuplementasikan dengan makanan penguat atau konsentrat. Denga emikian


(13)

kebutuhan ternak akan zat- zat makan yang diperlukan untuk hidup pokok, pertumbuhan, produksi, dan reproduksi dapat terpenuhi (Sumoprastowo,1999).

Yang dimaksud dengan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, disenangi dan dicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorbsi dan dapat dicerna oleh ternak. Oleh karena itu apa yan disebut pakan adalah sesuat yang harus memenuhi semua persyaratan tersebut (Kamal,1993).

Hijauan merupakan makanan kasar yang terdiri dari hijauan pakan yang dapat berupa rumput lapangan, limbah hasil pertanian, rumput jenis unggul yan telah diintroduksikan, juga beberapa jenis leguminosa. Konsentrat merupakan yangterdiri atas bahan baku yang kaya karbohidrat dan protein. Seperti jagung kuning, bekatul dedak, gandum, dan bungkil- bungkilan (Murtidjo, 1993).

Keuntungan yang lain yang diperoleh dengan memberikan makanan kasar dengan makanan penguat dalah adanya kecendrungan mikroorganisme dalam rumen dapat memanfaatkan makanan penguat terlebih dahulu sebagai sumber energi dan selanjutnya dapat memanfaatkan makanan kasar yang ada. Dengan demikian mikroorganisme rumen lebih mudah dan cepat berkembang populasinya., sehingga akan bayak makanan yang dikonsumsi ternak (Frandson, 1992).

C. Kesehatan Ternak

Hewan yang sehat adalah hewan yang bebas dari berbagai macam penyakit, khususnya penyakit yang dapat menular pada hewan lain dan pada manusia (zoonosis). Hewan yang sehat harus bersih dari kandungan bahan-bahan yang dapat merugikan manusia sebagai konsumen karena daging yang sehat diperoleh dari hewan yang sehat pula. Kondisi hewan yang sehat dapat ditunjukkan dengan produksi (daging) yang optimum dan maksimal tanpa adanya tanda-tanda suatu penyakit pada hewan tersebut ( Back, 2009).

Secara umum, penyakit-penyakit yang terdapat pada ternak disebabkan oleh banyak faktor yaitu mikroorganisme (parasit), defisiensi makanan (nutrisi), kecelakaan (luka), dan turunan (hereditary). Mikroorganisme berupa


(14)

7

parasit merupakan faktor yang sering menjadi penyebab timbulnya penyakit pada ternak ( Back, 2009)

Parasit pada ternak dapat berupa parasit hewan (cacing, kutu, dsb.) atau parasit tumbuhan (bakteri dan jamur). Parasit cacing biasanya terdapat dalam usus dan paru-paru. Penyakit pada hewan dapat disebabkan pula oleh bakteri. Bakteri terdapat di mana-mana dan dapat hidup di berbagai lingkungan. Bakteri patogen dapat hidup dalam tubuh ternak. Bakteri ini mendapatkan makanan dari ternak sehingga akan menyebabkan infeksi dan penyakit (Back, 2009).

Vaksin ialah bibit penyakit yang telah dilemahkan. Cara pembuatan vaksin:

1. Hasil dari pembiakan vaksin disaring kemudian didapatkan toksin ( racun).

2. Toksin dilarutkan dalam air garam steril disebut toksoid. 3. Toksoid inilah yang disuntikkan ke dalam tubuh.

( Rusdi, 2001)

Penggunaan obat anti mikrobia tidak pernah ditinggalkan dalam mengatasi penyakit alat pernafasan. Obat dapat diinjeksikan atau diberikan secara aoral, diberikan secara individual atau massal, yang mungkin diberikan bersama air minum atau makanan penguat. Pemberian antibiotik secara intrabronchial

juga sering di lakukan, baik di rumah maupun dilapangan. Penempatan penderita dalam kandang yang bersih, terhindar dari angin atau hujan, serta

cukup istirahat adalah saran yang diberikan ( Subroto, 1989 ).

D. Pengolahan Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik(rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,


(15)

sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah (Admin, 2009).

Lingga, ( 1991) melaporkan bahwa jenis dan kandungan hara yang terdapat pada beberapa kotoran ternak padat dan cair dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut.

Table 1.1 Jenis dan kandungan zat hara pada beberapa kotoran ternak padat dan cair

Nama ternak dan bentuk kotorannya

Nitrogen (%)

Fosfor (%)

Kalium (%)

Air (%)

Kuda –padat 0.55 0.30 0.40 75

Kuda –cair 1.40 0.02 1.60 90

Kerbau -padat 0.60 0.30 0.34 85

Kerbau –cair 1.00 0.15 1.50 92

Sapi –padat 0.40 0.20 0.10 85

Sapi –cair 1.00 0.50 1.50 92

Kambing –padat 0.60 0.30 0.17 60

Kambing –cair 1.50 0.13 1.80 85

Domba –padat 0.75 0.50 0.45 60

Domba –cair 1.35 0.05 2.10 85

Babi – padat 0.95 0.35 0.40 80

Babi –cair 0.40 0.10 0.45 87

Ayam –padat dan cair

1.00 0.80 0.40 55

Sumber : Lingga, 1991

Karena baunya yang khas urine ternak juga dapat mencegah datangnya berbagai hama tanaman sehingga urine sapi juga dapat berfungsi sebagai pengendalian hama tanaman dari serangan (Phrimantoro, 1995).


(16)

9

Feses masih mengandung senyawa yang dibutuhkan oleh tanaman, yaitu nitorgen 5 – 7 %, pospor 3 – 6 % dan kalium 1 – 6 % (Suriawiria, 1981).

Seekor ternak setiap tahunnya menghasilkan feses sebanyak 20,2 m3 (Djadjadiningrat dan Harry Harsono 1983 )

E. Kandang

Lingkungan perusahaan adalah keseluruhan dari faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi perusahaan baik organisasi maupun kegiatannya. Sedangkan lingkungan secara luas adalah mencakup semua faktor ekstern yang mempngaruhi individu, perusahaan dan masyarakat (Sihombing, 2005).

Beberapa persyaratan yang diperlukan dalam mendirikan kandang antara lain (1) memenuhi persyaratan kesehatan ternaknya, (2) mempunyai ventilasi yang baik, (3) efisiensi dalam pengelolaan (4) melindungi ternak dari pengaruh iklim dan keamanan kecurian (5) serta tidak berdampak terhadap lingkungan sekitarnya. Konstruksi kandang harus kuat dan tahan lama, penataan dan perlengkapan kandang kandang hendaknya dapat memberikan kenyamaman kerja gi petugas dalam dalam proses produksi seperti memberi pakan, pembersihan, pemeriksaan birahi dan penanganan kesehatan (Anonim, 2007).

Kandang diperlukan untuk melindungi ternak sapi dari keadaan lingkungan yang merugikan dengan adanya kandang ini ternak akan memperoleh kenyamanan. Kandang sapi salah satunya dapat kandang barak. Luas kandang barak diperhitungkan tidak lebih kurang dari 2 m per ekor (Santoso, 2001).

Konstruksi kandang dirancang sesuai keadaan iklim setempat, jenis ternak, dan tujuan pemeliharaan sapi itu sendiri. Dalam merancang kandang ternak yang penting untuk diperhatikan adalah tinggi bangunan, kedudukan atap dan bayangan atap, serta lantai kandang (Sarwono dan Arianto, 2002).

Kandang secara umum memiliki dua tipe, yaitu kandang individu dan kandang koloni (Abidin, 2002). Menurut Sarwono dan Arianto (2002) kandang individu adalah kandang yang terdiri dari satu ruangan atau bangunan dan hanya digunakan untuk memelihara satu ekor ternak setiap ruangnya.


(17)

Kandang koloni adalah kandang yang terdiri dari satu ruangan atau bangunan tetapi digunakan untuk ternak dalam jumlah banyak.

Perencanaan pembangunan kandang juga perlu memperhatikan faktor letak dan iklim setempat, bahan bangunan dan konstruksi kandang. Luasan bangunan dan penataan fasilitas penunjang dalam areal kandang, seperti kantor, ruang isolasi, dan gudang harus diperhitungkan dengan baik (Sarwono dan Arianto, 2002).


(18)

11

III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat Magang Perusahaan

Kegiatan Magang Perusahaan ini dimulai dari tanggal 15 Februari sampai dengan 15 Maret 2010, bertempat di UPTD Aneka Usaha Ternak di Dukuh Kliro Desa Dawung Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen.

B. Materi dan Metode

1. Materi

Materi dalam pelaksanaan kegiatan magang perusahaan ini adalah sebagai berikut :

a. Manajemen pengolahan limbah ternak di peternakan sapi yang kegiatannya antara lain pengumpulan, pengangkutan, pencampuran dan pembalikan, pengolahan dan pemasaran.

b. Jenis sapi yang di pelihara di peternakan tersebut antara lain : Sapi PO (Peranakan Ongole), brangus.

c. Pakan yang meliputi pakan konsentrat dan hijauan. Konsentrat terdiri dari ampas singkong fermentasi (gamblong), premix, starbio, tetes, singkong, bekatul, kulit kedelai, kulit kopi. Sedangkan pakan hijauan yang digunakan adalah rumput gajah dan jerami padi.

2. Metode Pelaksanaan

Kegiatan magang ini dilaksanakan dengan beberapa metode sebagai berikut :

1. Penentuan lokasi kegiatan magang

Pemilihan lokasi magang disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu bidang kajian teknologi pengolahan limbah ternak. Sehingga penulis dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan dan segala informasi berdasarkan pengamatan untuk membuat laporan tugas akhir dari pelaksanaan magang. Lokasi yang dipilih adalah UPTD Aneka Usaha Ternak yang salah satu kegiatanya adalah pengolahan limbah ternak


(19)

2. Pelaksanaan magang

Mahasiswa melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan paktik magang. Kegiatan tersebut terutama pengolahan limbah ternak maupun kegiatan lain untuk memperluas pengetahuan dan ketrampilan.

3. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir adalah sebagai berikut:

a. Obsevasi

Mahasiswa melakukan pengamatan secara langsung kepada obyek yang diteliti, baik dari teknik budidaya maupun keadaan instansi tempat magang.

b. Wawancara

Suatu proses untuk mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab secara langsung dengan Responden, dalam hal ini adalah pimpinan, pembimbing di tempat magang, staf atau karyawan, Sehingga diperoleh informasi yang diperlukan dengan jelas.

c. Pelaksanaan kegiatan magang

Serangkaian kegiatan mahasiswa selama kegiatan magang dilakukan secara langsung dalam parktek di lapangan. Sehingga mahasiswa dapat mengetahui secara langsung kegiatan yang dilaksanakan dalam instansi tersebut.

d. Studi pustaka

Mahasiswa mencari referensi untuk melengkapi data-data agar memperoleh hubungan antara teori dan aplikasinya di lapangan tempat mahasiswa magang. Data tersebut berupa buku, arsip, jurnal, internet dan lain sebagainya yang bersifat informatif dan relevan.


(20)

13

C. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh berdasarkan sifat data yang dikumpulkan ada dua jenis data yaitu :

1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden seperti manajer perusahaan, staf, karyawan dengan menggunakan alat bantu berupa kuisioner. Dalam pelaksanaan kegiatan Magang Perusahaan ini data primer didapat dari wawancara, obsevasi, pelaksanaan kegiatan magang,

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber. Dalam kegiatan praktik lapangan ini yang menjadi sumber data sekunder yaitu data yang diambil dari buku, jurnal dan catatan yang diperoleh dari selama berada di perusahaan.


(21)

14

1. Sejarah Perusahaan

Aneka Usaha Ternak (AUT) Sambirejo merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen senula berlokasi di Kantor Dinas Peternakan Kabupaten Sragen Jl. Anggrek

No. 32 Sragen, dan sejak tahun 2004 pindah ke Dk. Kliro, Ds. Dawung, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. UPTD AUT

mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan salah satu tugas operasional dari Dinas Peternakan dan Perikanan dalam hal pengelolaan Aneka Usaha Ternak dalam bidang peternakan. Di samping itu diharapkan mampu berperan dalam membantu dan melayani masyarakat di bidang usaha peternakan dan memberikan kontribusi kepada daerah dalam hal Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari beberapa usaha bidang peternakan.

Visi dari UPTD AUT sendiri adalah dapat terwujudnya masyarakat yang sejahtera, khususnya petani peternak melalui pembangunan sistim agribisnis dana agropolitan yang berdaya saing dan berkelanjutan, berbasis pada sumber daya alam yang lestari sesuai dengan fungsinya. Adapun misi yang ditempuh untuk mencapai visi tersebut adalah dengan:

1. Terwujudnya produksi, produktifitas dan populasi ternak melalui dukungan sarana produksi/ modal, teknologi dan kelembagaan yang kokoh sebagai upaya mewujudkan sistim agribisnis dana agropolitan yang berdaya saing berkeadilan dan berkelanjutan. 2. Mengembangkan sarana dan prasarana pertanian/ peternakan

dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam sesuai dengan fungsinya.

3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan kelembagaan agribisnis agar mampu berperan dalam mengelola


(22)

15

potensi sumber daya daerah dalam rangka pelaksanaan pembangunan daerah.

Tujuan diberdirikannya UPTD AUT adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan peningkatan produksi, produktifitas hasil, pendapatn petani ternak dengan dukungan sarana produksi / permodalan dan penyuluhan serta penerapan teknologi tepat guna.

2. Mewujudkan peningkatan dan pemenuhan sarana dan prasarana peternakan.

3. Meningkakan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) petani peternakan dan petugas kelembagaan agribisnis juga pendapatan petani.

4. Meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Peternakan ini didirikan di atas lahan seluas ± 5,7 ha yang didukung oleh banyak bangunan yang diantaranya adalah kantor induk satu unit, kandang sapi tiga unit, kandang kambing dua unit, kandang jangkrik satu unit, kandang cacing satu unit, gudang jerami satu unit, pabrik pakan dan gudang pakan satu unit, gudang pupuk satu unit, poliklinik satu unit, kandang karantina satu unit, kandang ayam satu unit, kandang kuda satu unit, pos jaga tiga unit dan tower air satu unit. AUT mempunyai lahan yang digunakan untuk kebun rumput seluas sekitar tiga ha yang ditanami dengan rumput gajah, rumput thailand dan rumput cetaria.

Di dalam usahanya AUT menternakkan berbagai macam binatang ternak yaitu di antaranya adalah sapi brangus dan Peranakan Ongole, domba ekor gemuk, kuda, ayam, jangkrik, cacing tanah.

2. Kondisi Umum Perusahaan

a. Lokasi Peternakan

UPTD AUT terletak di dukuh Kliro, desa Dawung, kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Lokasi peternakan terletak di daerah yang cukup srategis yaitu termasuk terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk. Infrastruktur yang


(23)

menuju ke peternakan juga bagus. Hal tersebut dapat memudahkan akses keluar peternakan, misal memperoleh bahan baku pakan ternak, memasarkan hasil ternak dan lain – lain.

Lokasi peternakan AUT mempunyai lahan yang sangat luas yaitu ± 5,7 ha. Lahan tersebut tentunya masih sangat memungkinkan guna perluasan kandang atau perluasan usaha. Untuk saat ini lahan – lahan yang belum terpakai untuk bangunan digunakan sebagai lahan untuk menanam rumput. Adapun lahan yang digunakan untuk menanam rumput adalah ± 3 ha.

b. Luas Areal Peternakan

Peternakan milik dinas peternakan Sragen tesebut didirikan di atas lahan seluas ± 5,7 ha yang didukung oleh banyak bangunan yang diantaranya adalah kantor induk satu unit, kandang sapi tiga unit, kandang kambing dua unit, kandang jangkrik satu unit, kandang cacing satu unit, gudang jerami satu unit, pabrik pakan dan gudang pakan satu unit, gudang pupuk satu unit, poliklinik satu unit, kandang karantina satu unit, kandang ayam satu unit, kandang kuda satu unit, pos jaga tiga unit dan tower air satu unit. AUT mempunyai lahan yang digunakan untuk kebun rumput seluas sekitar tiga ha yang ditanami dengan rumput gajah, rumput thailand dan rumput cetaria.

UPTD AUT di dalam operasiaonal tiap harinya dibantu dengan berbagai macam peralatan yaitu di antaranya mobil pick up L 300 satu buah, mixer pengolah pakan dua buah, chopper rumput satu buah, mesin pengangkut pakan satu buah, mesin pengangkut pupuk satu buah, dan timbangan ternak satu unit.

c. Populasi Ternak

UPTD AUT adalah peternakan milik pemerintah kabupaten Sragen yang bergerak di dalam penyediaan bibit atau breeding. Oleh karena itu sapi yang diternakkan hanyalah sapi betina sebagai indukan dan calon induk. Perkembangbiakan sapi – sapi tersebut


(24)

17

dengan menggunakan teknologi Inseminasi Buatan (IB) dan Embrio Transfer (TE). Apabila anak sapi yang dilahirkan betina maka anak sapi betina tersebut dibesarkan guna dijadikan calon induk, namun apabila anak yang sapi yang dilahirkan itu jantan maka setelah lepas masa sapih, anak sapi tersebut akan dijual.

Ternak sapi yang diternakkan oleh UPTD AUT berjumlah 154 ekor sapi. Dari jumlah tersebut terdiri dari 123 indukan dan sapi dara dan 31 anak sapi. Sapi – sapi yang diternakkan tersebut terdiri dari dua jenis bangsa sapi yaitu sapi brangus dan sapi peranakan ongole (PO). Dipilih dari kedua jenis sapi tersebut dikarenakan keduanya mempunyai keunggulan yaitu diantaranya tahan terhadap udara panas karena memang bangsa sapi tersebut adalah sapi daerah tropis. Keunggulan lain dari kedua jenis sapi tersebut yaitu tahan terhadap gigitan caplak.

Sapi brangus merupakan salah satu jenis sapi yang dikembangkan oleh provinsi Jawa Tengah khususnya di kabupaten Sragen. Pengembangan sapi brangus di Kabupaten Sragen sudah dilaksanakan sejak tahun 1981 dan telah ditetapkan sebagai pusat pembibitan sapi brangus satu – satunya di Jawa Tengah.

d. Perkandangan

Kandang merupakan tempat tinggal bagi ternak. Kandang berfungsi sebagai pelindung bagi ternak yang ada di dalamnya, yaitu melindungi dari sengatan sinar matahari, hujan, angin serta dari ancaman yang membahayakan dari luar kandang misal adanya hewan pemangsa. Kandang harus dibuat sedemikian mungkin agar ternak yang ada di dalamnya merasa nyaman.

Di dalam pemilihan lokasi perkandangan harus memperhatikan beberapa hal yaitu harus menjamin kelancaran usaha misal dekat dengan pasar, akses jalan ke kandang mudah. Tata letak kandang satu dengan yang lain juga harus diperhatikan


(25)

juga, yaitu antara kandang satu dengan kandang yang lain harus dapat dijangkau dengan efektif dan efisien.

Kandang sapi yang dimiliki oleh UPTD AUT berjumlah empat buah, dua kandang untuk untuk kandang indukan, satu kandang untuk kandang sapi dara dan satu kandang yang lain untuk anak sapi atau pedet yang sudah disapih dari induknya.

Satu kandang mampu menampung sekitar empat puluh ekor sapi. Masing – masing kandang dengan panjang tiga puluh meter dan lebar delapan meter. Pada tiap kandang dibagi menjadi empat baris, tiap baris tersebut dengan panjang tiga belas meter yang mampu ditempati oleh sepuluh ekor sapi. Setiap baris dipisahkan oleh jalan yang digunakan untuk keluar masuknya sapi serta menghubungkan kandang satu dengan kandang yang lain. Jalan yang berada dipinggir masing-masing lebarnya satu meter sedangkan jalan yang berada di tengah lebarnya dua meter.

Tempat pakan didesain sedemikian rupa guna mendapatkan tempat pakan dan minum yang efektif dan efisien. Tempat pakan dibuat memanjang sesuai dengan baris kandang. Tinggi tempat pakan enam puluh centimeter, lebar tiga puluh centimeter. Dasar dari tempat pakan dibuat melengkung agar mudah di dalam membersihkannya. Adapun tempat minum dibuat memanjang juga sesuai dengan panjang tempat pakan. Tempat minum dibuat diatas tempat pakan bagian depan. Tinggi tempat minum lima belas centimeter lebar lima belas centimeter.

Kontruksi kandang terbuat dari beton agar bangunan kandang kuat dan tahan lama. Lantai terbuat dari semen dengan tujuan agar lantai mudah dibersihkan dan sapi bisa merasa nyaman di dalam kandang. Sedangkan atap terbuat dari asbes dengan kerangka atap terbuat dari baja. Kandang dibuat dengan model semi tertutup yaitu diberi dinding terbuat dari tembok dengan tinggi dua meter. Adanya diberi dinding tersebut dengan tujuan


(26)

19

agar sapi tidak terkena angin secara langsung sehingga sapi tidak kedinginan. Namun demikian, ventilasi juga dibuat banyak agar sirkulasi udara yang ada di dalam kandang bisa lancar.

Kandang senantiasa dijaga kebersihannya guna menghindari persebaran penyakit yang tidak dikehendaki, memberikan rasa nyaman pada sapi serta menjadikan pemandangan yang menyenangkan ketika dipandang. Adapun alat-alat yang digunakan untuk membersihkan kandang setiap harinya adalah sekop, selang air, kain untuk membersihkan tempat pakan dan minum, gerobak dan garuk.

e. Pakan

Sapi-sapi yang diternakkan di UPTD AUT dikelola dengan intensif. Termasuk diantaranya dalam hal pemberian pakan. Pakan yang diberikan yaitu berupa hijauan dan konsentrat. Hijauan yang diberikan berupa jerami kering dan rumput yang segar yaitu dari rumput raja.

Pemberian pakan dilaksanakan tiga kali yaitu pagi, siang dan sore. Di pagi hari pakan yang diberikan adalah konsentrat dan rumput segar siang dan sore hari diberi pakan jerami kering.

Hijauan yang berupa jerami kering merupakan jerami yang sudah difermentasikan. Yaitu dengan jerami ditumpuk setebal kurang lebih tiga puluh centimeter dan disemprot dengan stardex beserta sedikit pupuk urea. Kemudian bagian atasnya ditumpuk setebal tiga puluh centimeter lagi dan diperlakukan dengan hal yang serupa dengan lapisan yang pertama. Di dalam fermentasi jerami tersebut bisa ditumpuk sampai beberapa lapisan. Hasil jerami yang difermentasikan tersebut serat kasarnya akan berkurang sehingga jerami akan menjadi remah atau mudah patah (tidak ulet) dan semakin kaya akan kandungan protein yang ada di dalam jerami.


(27)

Konsentrat yang digunakan di UPTD AUT adalah konsentrat yang diproduksi sendiri. Selain digunakan sendiri, konsentrat yang diproduksi tersebut juga dipasarkan ke umum. Produksi pakan dikerjakan oleh divisi pakan yang memang setiap harinya mengurusi di dalam hal produksi pakan. Divisi pakan mencakup penyediaan pakan konsentrat dan hijauan untuk ternak. Adapun konsentrat yang yang diproduksi diberi nama MATERI FEED (Makanan Ternak Idaman)

Air minum diberikan secara adlibitum atau terus menerus. Cara pemberian seperti itu merupakan cara yang sangat baik dan tepat. Dikarenakan dengan cara pemberian seperti itu sewaktu – waktu sapi membutuhkan air untuk minum maka tersedia sehingga kebutuhan air minum sapi terpenuhi. Menurut Akoso (1996) sapi dewasa rata – rata membutuhkan air minum 20 – 30 liter setiap hari. Air yang diberikan merupakan air yang dimbil dari sumur. Untuk menjaga kebersihan dan kesehatan air minum sapi, maka setiap pagi tempat minum dibersihkan kemudian setelah dibersihkan tempat minum tersebut diisi kembali.

f. Penanganan Kesehatan

Kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada kondisi ternak. Penanganan kesehatan mutlak diperlukan karena dapat mencegah kerugian bila terjangkit penyakit. Dengan demikian diperlukan pencegahan, penanganan dan penanggulangan penyakit. Tetapi penggemukan sapi potong (feedlot) kemungkinan terjangkitnya penyakit tidak terlalu besar karena lama pemeliharaan tidak terlalu lama.

Penyakit yang sering menyerang sapi di peternakan ini adalah luka pada sapi yang diakibatkan gesekan dengan benda sekitar kandang, penanganannya yaitu dengan diberikan obat Gusanex dengan cara disemprotkan ± jarak semprot 10 cm.


(28)

21

Pemberian Gusanex diberikan bertujuan untuk mengindari gangguan lalat yang bisa mengakibatkan luka semakin lebar.

Penanganan yang dilakukan selain dengan menggunakan obat-obat medis sebaiknya juga dengan disertai penanganan lingkungan kandang yang sehat, agar bibit penyakit tidak mudah berkembang seperti kebersihan kandang, penyemprotan kandang dengan desinfektan dalam jangka waktu tertentu. Gangguan penyakit yang langsung mempengaruhi usaha peternakan sapi potong, dapat dicegah dengan cara sebagai berikut :

1) Menjaga kebersihan kandang

2) Menghindari penempatan sapi yang sehat dengan sapi yang sakit

3) Memberi pakan rumput yang bersih 4) Vaksinasi dan pemberian obat-obatan

Sanitasi dilakukan sebagai upaya untuk menjaga kebersihan lingkungan, agar ternak terbebas dari serangan penyakit. Menurut Sugeng (2005) sanitasi lingkungan dilakukan untuk menciptakan rasa aman dan nyaman, bagi peternak maupun ternak yang dipelihara, serta bebas dari gangguan infeksi penyakit yang dapat merugikan ternak Sanitasi lingkungan dilakukan dengan cara membersihkan lingkungan sekitar kandang antara lain jalan, gang antar kandang, tempat penampungan air, saluran drainase dan halaman dari kotoran atau sisa-sisa pakan dan rumput liar atau semak-semak. Kegiatan sanitasi lingkungan dilakukan secara insidensial, yaitu apabila lingkungan sekitar kandang sudah kelihatan kotor oleh sisa-sisa jerami yang berserakan atau sampah yang lain.

3. Struktur Organisasi

Keberhasilan suatu perusahaan tidak terlepas dari suatu perencanaan yang terorganisasi. Maka untuk menunjang suatu kegiatan operasional perusahaan sangat dibutuhkan struktur organisasi. Fungsi


(29)

dari struktur organisasi adalah untuk menentukan seorang tenaga kerja yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan kepada siapa ia harus melaporkan hasil kegiatannya. Hal ini sangat diperlukan agar setiap tenaga mengetahui hak dan kewajibannya.

UPTD AUT merupakan usaha yang dimiliki oleh Dinas Peternakan, oleh karenanya struktur organisasi yeng tertinggi dipegang oleh Kepala Dinas. Kepala Dinas membawahi Kepala Bidang Peternakan dan Kepala Bagian TU beserta kepala UPTD AUT. Sedangkan Drh. Shintawati Widjaja selaku kepala sebagai penggerak dan penanggung jawab atas operasional di UPTD AUT. Kepala membawahi Sub Bagian TU dan beberapa divisi yaitu divisi sapi, divisi pakan ternak, divisi kambing domba, divisi jangkrik, divisi kuda, divisi cacing, divisi pupuk.


(30)

23

Keterangan: : Garis Komando/ perintah : Garis Koordinasi

Gambar 1. Struktur Organisasi UPTD AUT

Jumlah personil UPTD AUT adalah sebanyak 14 orang, yaitu terdiri dari personil yang direkrut dari PNS sebanyak tiga orang,

Kepala Dinas

Kabag TU Kabid Peternakan

Kepala UPTD AUT

Sub Bag TU

Div. Sapi

Div. Pakan Ternak

Div. Kambing

Domba

Div. Kuda

Div. Jangkrik

Div, Cacing

Div. Pupuk


(31)

kontrak enam orang, wiyata bakti satu orang dan harian lepas empat orang.

Pelaksanaan serta pembagian tugas di peternakan tersebut sudah terlaksana cukup baik. Untuk setiap tugas serta mengontrol jalannya peternakan sudah jelas yang bertanggung jawab sehingga diharapkan kelancaran kerja dapat berjalan baik sesuai yang diharapkan.

B. Uraian Kegiatan Magang Perusahaan

Kegiatan magang dilaksanakan selama satu bulan di UPTD AUT Sragen. Kegiatan yang dilakukan di dalam magang yaitu di antaranya: setiap pagi membersihkan lantai kandang yaitu dengan membersihkan feses dan urin sapi serta kotoran – kotoran yang lain misal sisa – sisa pakan yang jatuh ke lantai. Di dalam membersihkan lantai menggunakan alat garuk, sekop, gerobak, selang air dan sapu lidi. Setelah feses dikumpulkan, feses yang terkumpul tersebut diangkut ke tempat pegolahan pupuk dengan menggunakan gerobak. Kemudian lantai kandang dibersihkan dengan cara dialiri air dan disapu. Kegiatan selanjutnya yaitu membersihkan tempat pakan dan minum sapi dengan menggunakan kain. Setelah tempat pakan dan minum bersih, kemudian diberi air minum serta pakan konsentrat, selang dua jam pemberian konsentrat, diberikan pakan berupa rumput dan jerami. Pemberian minum secar terus – menerus, sedang pemberian pakan di dalam satu hari sebanyak tiga kali yaitu pagi, siang dam sore. Begitu kegiatan di dalam kandang selesai, maka kegiatan dilanjutkan dengan pengolahan pupuk. Termasuk kegiatan di dalam pengolahan pupuk yaitu di antaranya: pembalikan feses, pencampuran starter, penggilingan dan pengemasan pupuk.

C. Penanganan dan Pengolahan Limbah

Kegiatan yang di lakukan di UPTD AUT, Sragen setiap harinya dimulai dari pukul 08.00 – 15.00 WIB. Kegiatan yang dilakukan meliputi pembersihan lantai kandang, pembersihan tempat pakan dan minum, pemberian pakan, pembuatan konsentrat, dan pembuatan pupuk.


(32)

25

Kegiatan pembersihan limbah setiap harinya dilaksanakan sebanyak satu kali di pagi hari sebelum pemberian pakan. Hal tersebut dikarenakan agar ternak nyaman ketika makan dan mencegah penyakit yang ditimbulkan sebab kotoran tersebut.

Peralatan yang digunakan untuk membersihkan kotoran – kotoran sapi yang ada di kandang yaitu:

1. garuk, 2. sekop, 3. sapu lidi, 4. selang air, 5. gerobak.

Limbah adalah hasil buangan pada suatu kegiatan yang tidak diperlukan lagi. Limbah pada umumnya dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Sedangkan limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produk ternak, dll. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang, dan sebagainya. Apabila usaha peternakan semakin berkembang maka limbah yang dihasilkan juga akan semakin banyak.

Apabila limbah-limbah tersebut dibiarkan menumpuk begitu saja tanpa ada penanganan khusus maka akan memberikan dampak negative yaitu diantaranya akan dapat merusak keindahan (estetika), karena menimbulkan bau busuk atau merusak pemandangan, merugikan dari segi ekonomi, karena dapat merusak benda/ bangunan, tanam- tanaman maupun hewan ternak, serta dapat membahayakan kesehatan manusia karena dapat merupakan sumber berbagai penyakit.

Sedangkan apabila limbah-limbah tersebut khususnya limbah ternak diolah dengan baik, maka akan memberikan dampak positif, yaitu diantaranya dapat menyuburkan atau menambah hara tanah dan dapat menyuburkan mikroflora.


(33)

Seperti yag dilakukan di UPTD AUT , yaitu bisa mengolah kotoran ternak baik yang berupa kotoran padat maupun kotoran cair. Untuk kotoran padat diolah menjadi pupuk kompos atau pupuk organik. Sedangkan untuk kotoran cair atau urinenya diolah menjadi pupuk cair. Selain itu, di UPTD AUT juga membuat starter dari isi rumen sapi.

D. Evaluasi Kegiatan Magang Perusahaan

1. Pembuatan Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang sudah diproses melalui proses pabrikasi dan teknologi tinggi. Pupuk yang berasal dari bahan kotoran hewan atau kompos bersifat organik dengan bentuk fisik dan cara kerjanya seperti pupuk anorganik atau pupuk kimia.

Manfaat fine kompos untuk usaha pertanian adalah sebagai berikut:

1. menambah unsure mikroorganisme (bakteri)dalam tanah dimana fungsi mikroorganisme antara lain:

a. menggemburkan tanah b. mengikat unsur N dari tanah

c. menguraikan unsur – unsur hara yang tekait dalam tanah 2. menambah unsur hara pada tanah

3. mengikat keseratan dan daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit

4. meningkatkan rendemen hasil tanaman (misalnya butir padi lebih beruas)

5. mendorong berkembangnya serangga yang berperan sebagai musuh alami sehingga terjadi keseimbangan ekosistem

6. menekan biaya usaha tani.

Di dalam proses pembuatan pupuk organik, ada beberapa tahapan yang harus di kerjakan, yaitu di antaranya pengumpulan feses, pencampuarn dan pembalikan serta pengemasan pupuk.


(34)

27

a. Pengumpulan Feses

Langkah pertama yang dilAkukan di dalam preses pembuatan pupuk organik adalah pengumpulan feses. Di UPTD AUT, kegiatan pengumpulan feses dilakukan pada pagi hari yaitu pada jam 08.00 WIB. Pengumpulan feses itu dilakukan sekaligus dengan pembersihan lantai kandang. Feses

– feses sapi yang tersebar di lantai kandang dikumpulkan dengan cara ditarik kebelakang sapi dengan menggunakan alat garu. Setelah feses terkumpul di belakang sapi, feses diangkut ke tempat pemrosesan pupuk dengan menggunakan gerobak.

Kebersihan kandang harus senantiasa terjaga, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan ternak. Jika kebersihan kandang tidak terjaga, keadaan dalam kandang menjadi lembab sehingga menyebabkan timbul beberapa penyakit yang jelas bisa merugikan bagi peternak yaitu termasuk diantaranya penyakit kulit seperti scabies.

Di dalam satu hari satu malam, seekor sapi bisa mengahasilkan sekitar 15 kg feses, berarti bila dikalikan dengan jumlah sapi yang ada yaitu berjumlah 157 ekor di setiap harinya terdapat feses sapi sebanyak 2.355 kg. Oleh karenanya, memang masalah pengolahan pupuk ini perlu dilakukan

b. Pencampuran dan Pembalikan

Setelah feses terkumpul di tempat pengumpulan atau tempat pembuatan pupuk organik, hal yang perlu dilakukan adalah feses yang terkumpul ditumpuk setebal 25 – 50 cm pada lapisan paling bawah. Kemudian pada lapisan kedua diberi serbuk gergaji dan ditambahkan diatasnya lagi abu sekam atau abu dapur dan kalsit aktivator.

Untuk kalsit aktivatornya sendiri, UPTD AUT menggunakan kalsit aktivator yang diproduksi sendiri yaitu terbuat dari fermentasi dari isi rumen, air cucian beras, ragu


(35)

tape dan molases yang diberi nama microorganisme®. Pemberian kalsit aktivator dilakukan setiap hari dengan cara disiramkan menggunakan gembor. Dipergunakan alat gembor dikarenakan supaya siramannya bisa merata.

Di dalam proses pembuatan pupuk kompos diperlukan waktu sekitar lima minggu atau tiga puluh lima hari. Agar semua bahan bisa homogen maka dilakukan proses pembalikan setiap satu minggu sekali. Setelah minggu ke III, suhu dalam gundukan harus mencapai 35° - 45° C.

Adapun ciri – ciri yang fine kompos yang sudah jadi anatara lain:

a. suhu telah tabil / dingin,

b. warna coklat kehitam – hitaman, c. Teksturnya remah dan lembut (mawur), d. Tidak timbul jamur,

e. bebas bau menyengat, f. bebas biji gulma. c. Pengemasan Pupuk Kompos

Setelah sekitar lima minggu dan pupuk kompos sudah siap pakai yaitu sesuai dengan ciri – ciri yang tertera di atas, maka dilakukan proses selanjutnya, pupuk tersebut diayak atau digiling dengan menggunakan mesin giling. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan pupuk yang mempunyai ukuran partikel yang sama sehingga memudahkan di dalam pengemasan dan penggunaan pupuk kompos itu sendiri.

Langkah berikutnya dilakukan pengemasan pupuk kompos dengan menggunakan sak atau plastik. Seperti yang dilakukan di UPTD AUT pengemasan pupuk kompos menggunakan sak dengan berat empat puluh kilogram perkemasan. Pupuk kompos yang diproduksi oleh UPTD AUT diberi nama pupuk Subur Alami.


(36)

29

Guna menjaga agar kualitas pupuk tetap terjaga, maka juga perlu diperhatikan tentang cara penyimpanannya. Di dalam penyimpanan pupuk kompos sebaiknya di simpan di dalam ruangan yang terjaga kelembapannya., yaitu mampu melindungi dari sinar matahari secara langsung dan melindungi dari air hujan. Apabila pupuk kompos terkena sinar matahari dan air hujan secara berlebihan, maka akan mengakibatkan unsur hara yang ada di dalam pupuk akan hilang. Di dalam penataan tumpukan juga perlu diperhatikan yaitu tidak boleh langsung bersentuhan dengan tanah, sebagai alasnya bisa digunakan balok kayu dan lain sebagainya.

2. Pengolahan Pupuk Cair

Limbah merupakan hasil buangan dari suatu proses produksi. Di dalam peternakan juga terdapat limbah. Ternak menghasilkan limbah berupa feses dan urine. Yang semua itu jika dibiarkan begitu saja akan dapat mengakibatkan beberapa kerugian. Akibat yang ditimbulkan di antaranya adalah pencemaran lingkungan dan bisa sebagai mediasi berkembangnya bibit penyakit. Namun bila diberikan sentuhan biologi atau diolah dengan baik,maka akan bisa mendatangkan sesutu yang bermanfaat.

Di UPTD AUT, urine dimanfaatkan sebagai pupuk cair yang diberi nama ”ursa prima”. Manfaat dari ursa prima yaitu diantaranya sebagai pengusir hama tikus, wereng, walang sangit dan penggerek serta memperkaya unsur hara dalam tanah.

Di dalam pembuatan ursa prima ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu pengumpulan urin, pencampuran & fermentasi serta pengemasan.

Langkah pertama yang dilakukan adalah pengumpulan urin.

Urin yang akan difermentasi tidak boleh bercampur dengan barang

cair yang lain, misal air. Oleh karenanya, supaya lebih mudah di dalam pengumpulannya harus dibuatkan saluran khusus untuk menampung


(37)

urine sapi. Seperti yang di lakukan di UPTD AUT, pengambilan urin sapi di kandang dilakukan pada malam hari. Hal tersebut di lakukan karena pada pagi hari kandang dibersihkan dengan air, sehingga urine yang di dapat tidak bercampur dengan air.

Adapun bahan – bahan yang digunakan di dalam pembuatan ursa prima adalah sebagai berikut:

- Urine sapi : 100 l - Lengkuas : 2 kg

- Kunyit : 2 kg

- Temu ireng : 2 kg

- Jahe : 2 kg

- Kencur : 2 kg

- Putrowali : 2 kg

- Tetes : 5 l

Semua bahan – bahan di atas dicampur menjadi satu di dalam drum plastik berukuran 100 l. Di dalam proses pencampuran, lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur, putrowali ditumbuk terlebih dahulu dan dimasukkan ke dalam karung kemudian dimasukkan ke dalam drum yang sudah berisikan urine. Di tambahkan tetes atau molase sebanyak lima liter di dalamnya.

Bahan – bahan yang sudah dicampur di dalam drum plastik tersebut difermentasikan selama empat belas hari dan setiap tiga hari sekali diaduk. Pada hari ke empat belas, fermentasi urin sudah jadi yaitu dengan ditandai dengan banyaknya belatung di dalam hasil fermentasi. Selanjutnya dilakukan penyaringan dan dikemas di dalam wadah dan pupuk cair siap untuk digunakan.

Pupuk cair tersebut dapat digunakan untuk tanaman padi, palawija, sayuran dan buah – buahan. Untuk penggunaan pada padi dan palawija jika sebagai pupuk dengan takaran empat belas liter air dicampur dengan 250 cc pupuk cair kemudian di semprotkan ke tanaman. Jika digunakan sebagai pestisida, maka takaran yang


(38)

31

digunakan adalah setiap empat belas liter air dicampur dengan 300cc pupuk cair kemudian disemprotkan pada tanaman. Jika diberikan pada buah – buahan dan sayuran maka pemberiannya adalah setiap satu liter pupuk cair tersebut dicampur dengan air sebanyak empat belas liter dan disemprotkan pada tanaman setiap empat hari sekali.

3. Pembuatan Starter Isi Rumen

Perubahan teknologi secara inovatif diperluan dalam suatu kegiatan usaha. Hal ini khususnya bidang peternakan , yang diharapkan mampu memanfaatkan berbagai limbah dari kotoran ternak.

Seperti diproduksi oleh UPTD AUT yaitu memproduksi microorganisms ® (M®). M ® merupakan kultur campuran dari mikroorganiisme yang menguntungkan untuk pertumbuhan dan produksi ternak. M ® sebagian besar terdiri dri bakteri fotosintetik

(Rhodopseudomonas spp), baktri asam laktat (Lactobacillus spp), yeast

(Saccharhomyces spp), dll.

Di dalam pembuatan M® bahan – bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

- Ragi tape : 1%

- Molase : 20%

- Air cucian beras : 30%

- Isi rumen : 49%

Dengan menggunakan alat – alat seperti di bawah ini - Satu buah drum plastik 100 liter

- Corong plastik - Saringan plastik - Botol kemasan

Adapun cara pembuatannya, ada beberapa tahap yang harus dikerjakan yaitu pencampuran bahan, fermentasi serta pengemasan. Di dalam tahap pencampuran, langkah pertama yang dikerjakan adalah mengambil isi rumen dan dimasukkan ke dalam sak. Molase dilarutkan


(39)

di dalam air cucian beras. Ragi tape ditumbuk sampai halus. Kemudian semua bahan tadi dicampur di dalam drum berukuran 100 l.

Setelah semua bahan dimasukkan ke dalam drum maka drum ditutup rapat. Bahan – bahan tersebut difermentasikan selama dua puluh tiga hari. Di dalam proses fermentasi tersebut dilakukan pengadukan secara teratur sebanyak tiga hari satu hari. Selesai diaduk, drum kembali ditutup dengan rapat.

Setelah kurang lebih dua puluh tiga hari, hasil fermentasi disaring dengan menggunakan kain penyaring. Kemudian di kemas di dalam botol kemasan. Fermantasi dikatakan berhasil bila dari cairan hasil dari bahan yang difermentasikan tersebut telah muncul banyak belatung yang mana belatung tersebut merupakan bahan yang kaya akan protein. UPTD AUT memasarkan produk ini dengan harga per liternya lima belas ribu rupiah.

Manfaat dari M® adalah sebagai berikut:

1. Menyeimbangkan microorganisme yang menguntungkan dalam perut ternak.

2. Memperbaiki kesehatan ternak. 3. Mengurangi stress.

4. Mengurangi bau tak sedap pada kotoran ternak. 5. Mengurangi jumlah lalat dan serangga pada ternak. 6. Mengurangi tingkat kematian ternak.

Aturan pakai M® pada air minum ternak yaitu larutkan M ® ke dalam air (1 cc : 1 l), kemudian campur dengan air minum, dapat diberikan setiap hari. Pada pakan ternak larutkan M ® dengan air (1cc: 1 l) dan semprotkan ke dalam pakan ternak. Sedangkan untuk mencegah bau kotoran pada kandang ternak yaitu denganmencampurkan M ®, molase dan air (1:1:100) kemudian simpan dalam tempat yang tertutup rapat 1 – 2 hari, selanjutnya dapat digunakan untuk menyemprot kandang dengan dosis 1 – 10cc/liter air.


(40)

33

M ® dipasarkan di daerah Sragen dan sekitarnya. M ® dipasarkan ke pasaran dengan harga Rp. 10.000, 00 per liternya.

4. Pemasaran

Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep, memberi harga, melakukan promosi dan mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi. Dalam manajemen suatu pemasaran dibutuhkan suatu riset pemasaran. Riset pemasaran adalah fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan dan publik dengan pemasaran melalui informasi-informasi dengan luar, untuk mengidentifikasi peluang dan masalah pemasaran sehingga menghasilkan, melaksanakan dan mengevaluasi upaya pemasaran, memantau kinerja pemasaran sebagai suatu proses produksi. Riset pemasaran mengkhususkan informasi yang dibutuhkan untuk menghadapi isu-isu, mendesain metode pengumpulan informasi, mengelola dan mengimplementasikan proses pengumpulan data, menganalisis hasilnya dan mengkomunikasikan hasil temuan dan implikasinya.

Pemasaran produk – produk AUT adalah daerah Sragen dan sekitarnya. Adapun yang datang membeli pupuk ke UPTD AUT adalah para pengusaha yang mempunyai toko – toko pertanian untuk dijual kembali atau petani yang langsung membeli pupuk ke UPTD AUT. Biasanya yang petani yang langsung membeli pupuk langsung kesana adalah petani yang bertempat tinggal atau berdomisili di sekitar UPTD AUT atau petani yang mempunyai kebun atau sawah yang letaknya dekat dengan UPTD AUT.

Produk – produk hasil olahan limbah ternak dipasarkan dengan harga yang berpeda. Untuk pupuk Subur Alami dijual dengan harga Rp. 300,00 per kilogram, sedangkan untuk Ursa Prima dan Mikroorganisms® dipasarkan dengan harga Rp. 10.000,00 per kilogram.


(41)

34

1. Aneka Usaha Ternak (AUT) Sambirejo merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen semula berlokasi di Kantor Dinas Peternakan Kabupaten Sragen Jl. Anggrek No. 32 Sragen, dan sejak tahun 2004 pindah ke Dk. Kliro, Ds. Dawung, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Area peternakan luasnya ± 5,7 ha yang terdiri dari bangunan kantor, kandang, gudang, tempat pengolahan limbah dan kebun rumput. Ternak sapi yang diternakkan berjumlah 154 ekor sapi. Dari jumlah tersebut terdiri dari 123 indukan dan sapi dara dan 31 anak sapi.

2. Limbah – limbah ternak sapi yang berupa feses dan urin diolah dengan baik. Untuk feses diolah menjadi pupuk organik atau pupuk kompos dengan diberi nama pupuk Subur Alami. Sedangkan untuk urin sapi diolah menjadi pupuk cair yan diberi nama Ursa Prima. Di sana juga membuat starter dengan menggunakan isi rumen yang difermentasi bersama dengan empon – empon ( lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur dan putrowali ) ditambah dengan tetes. Starter yang diproduksi tersebut diberi nama M®.

3. Pemasaran terhadap produk yang dihasilkan dapat dilakukan dengan baik. Pedet yang dihasilkan dijual setelah lepas masa sapih. Biasanya untuk pedet dijual kepada peternak yang ada di sekitar kandang. Sedangkan untuk pupuk dipasarkan di daerah Sragen dan sekitarnya atau ada beberapa petani yang bertempat tinggal di sekitar yang langsung membeli ke kandang. Adapun harga untuk pupuk organik perkilonya adalah Rp. 300,00 sedangkan untuk Ursa Prima dan M® dijual dengan harga Rp. 10.000,00.


(42)

35

B. Saran

Sementara ini pemasaran pupuk hanya di wilayah Sragen. Untuk mendapatkan penghasilan yang lebih, maka hendaknya pemasaran dapat untuk diperluas yaitu sampai keluar wilayah Sragen. Promosi dapat dilakukan dengan lewat menyebarkan brosur atau lewat siaran radio di wilayah sekitar.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Admin, 2009. Sifat dan Karakteristik Limbah Ternak. www.google.com. Diakses Djadjadiningrat dan Harry Harsono. 1983. Limbah Tenak. www.google.com. Diakses Rabu, 6 Januari 2010.

Frandson . 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. UGM Press. Yogyakarta Heru Prihmantoro dan Yovita Hety Indriyani . 1994. Hidroponik sayuran

Semusim Penebar swadaya. Jakarta.

Kamal, Muhammad. 1993. Nutrisi Ternak I. UGM Press. Yogyakarta. Lingga, Pinus. 1993. Pupuk dan cara memupuk. Kanisius. Jakarta

Murtidjo.1993.Memelihara Sapi. Kanisius. Yogyakarta. Rabu, 6 Januari 2010. Santosa, U., 2001. Tata Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi. PT. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Sihombing, G dan A. Nur Chamdi.2005. Bahan Ajar Ilmu Ekonomi Perusahaan

Peternakan . Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Sumoprastowo,R.M. 1999.Pengantar Ilmu Ternak potong. Bandung

Suriawiria. 1981. Limbah Tenak .www.google.com. Diakses Rabu, 6 Januari 2010.


(1)

31

digunakan adalah setiap empat belas liter air dicampur dengan 300cc pupuk cair kemudian disemprotkan pada tanaman. Jika diberikan pada buah – buahan dan sayuran maka pemberiannya adalah setiap satu liter pupuk cair tersebut dicampur dengan air sebanyak empat belas liter dan disemprotkan pada tanaman setiap empat hari sekali.

3. Pembuatan Starter Isi Rumen

Perubahan teknologi secara inovatif diperluan dalam suatu kegiatan usaha. Hal ini khususnya bidang peternakan , yang diharapkan mampu memanfaatkan berbagai limbah dari kotoran ternak.

Seperti diproduksi oleh UPTD AUT yaitu memproduksi microorganisms ® (M®). M ® merupakan kultur campuran dari mikroorganiisme yang menguntungkan untuk pertumbuhan dan produksi ternak. M ® sebagian besar terdiri dri bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas spp), baktri asam laktat (Lactobacillus spp), yeast (Saccharhomyces spp), dll.

Di dalam pembuatan M® bahan – bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

- Ragi tape : 1%

- Molase : 20%

- Air cucian beras : 30%

- Isi rumen : 49%

Dengan menggunakan alat – alat seperti di bawah ini - Satu buah drum plastik 100 liter

- Corong plastik - Saringan plastik - Botol kemasan

Adapun cara pembuatannya, ada beberapa tahap yang harus dikerjakan yaitu pencampuran bahan, fermentasi serta pengemasan. Di dalam tahap pencampuran, langkah pertama yang dikerjakan adalah mengambil isi rumen dan dimasukkan ke dalam sak. Molase dilarutkan


(2)

di dalam air cucian beras. Ragi tape ditumbuk sampai halus. Kemudian semua bahan tadi dicampur di dalam drum berukuran 100 l.

Setelah semua bahan dimasukkan ke dalam drum maka drum ditutup rapat. Bahan – bahan tersebut difermentasikan selama dua puluh tiga hari. Di dalam proses fermentasi tersebut dilakukan pengadukan secara teratur sebanyak tiga hari satu hari. Selesai diaduk, drum kembali ditutup dengan rapat.

Setelah kurang lebih dua puluh tiga hari, hasil fermentasi disaring dengan menggunakan kain penyaring. Kemudian di kemas di dalam botol kemasan. Fermantasi dikatakan berhasil bila dari cairan hasil dari bahan yang difermentasikan tersebut telah muncul banyak belatung yang mana belatung tersebut merupakan bahan yang kaya akan protein. UPTD AUT memasarkan produk ini dengan harga per liternya lima belas ribu rupiah.

Manfaat dari M® adalah sebagai berikut:

1. Menyeimbangkan microorganisme yang menguntungkan dalam perut ternak.

2. Memperbaiki kesehatan ternak. 3. Mengurangi stress.

4. Mengurangi bau tak sedap pada kotoran ternak. 5. Mengurangi jumlah lalat dan serangga pada ternak. 6. Mengurangi tingkat kematian ternak.

Aturan pakai M® pada air minum ternak yaitu larutkan M ® ke dalam air (1 cc : 1 l), kemudian campur dengan air minum, dapat diberikan setiap hari. Pada pakan ternak larutkan M ® dengan air (1cc: 1 l) dan semprotkan ke dalam pakan ternak. Sedangkan untuk mencegah bau kotoran pada kandang ternak yaitu denganmencampurkan M ®, molase dan air (1:1:100) kemudian simpan dalam tempat yang tertutup rapat 1 – 2 hari, selanjutnya dapat digunakan untuk menyemprot kandang dengan dosis 1 – 10cc/liter air.


(3)

33

M ® dipasarkan di daerah Sragen dan sekitarnya. M ® dipasarkan ke pasaran dengan harga Rp. 10.000, 00 per liternya. 4. Pemasaran

Pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep, memberi harga, melakukan promosi dan mendistribusikan ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi. Dalam manajemen suatu pemasaran dibutuhkan suatu riset pemasaran. Riset pemasaran adalah fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan dan publik dengan pemasaran melalui informasi-informasi dengan luar, untuk mengidentifikasi peluang dan masalah pemasaran sehingga menghasilkan, melaksanakan dan mengevaluasi upaya pemasaran, memantau kinerja pemasaran sebagai suatu proses produksi. Riset pemasaran mengkhususkan informasi yang dibutuhkan untuk menghadapi isu-isu, mendesain metode pengumpulan informasi, mengelola dan mengimplementasikan proses pengumpulan data, menganalisis hasilnya dan mengkomunikasikan hasil temuan dan implikasinya.

Pemasaran produk – produk AUT adalah daerah Sragen dan sekitarnya. Adapun yang datang membeli pupuk ke UPTD AUT adalah para pengusaha yang mempunyai toko – toko pertanian untuk dijual kembali atau petani yang langsung membeli pupuk ke UPTD AUT. Biasanya yang petani yang langsung membeli pupuk langsung kesana adalah petani yang bertempat tinggal atau berdomisili di sekitar UPTD AUT atau petani yang mempunyai kebun atau sawah yang letaknya dekat dengan UPTD AUT.

Produk – produk hasil olahan limbah ternak dipasarkan dengan harga yang berpeda. Untuk pupuk Subur Alami dijual dengan harga Rp. 300,00 per kilogram, sedangkan untuk Ursa Prima dan Mikroorganisms® dipasarkan dengan harga Rp. 10.000,00 per kilogram.


(4)

34

1. Aneka Usaha Ternak (AUT) Sambirejo merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen semula berlokasi di Kantor Dinas Peternakan Kabupaten Sragen Jl. Anggrek No. 32 Sragen, dan sejak tahun 2004 pindah ke Dk. Kliro, Ds. Dawung, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Area peternakan luasnya ± 5,7 ha yang terdiri dari bangunan kantor, kandang, gudang, tempat pengolahan limbah dan kebun rumput. Ternak sapi yang diternakkan berjumlah 154 ekor sapi. Dari jumlah tersebut terdiri dari 123 indukan dan sapi dara dan 31 anak sapi.

2. Limbah – limbah ternak sapi yang berupa feses dan urin diolah dengan baik. Untuk feses diolah menjadi pupuk organik atau pupuk kompos dengan diberi nama pupuk Subur Alami. Sedangkan untuk urin sapi diolah menjadi pupuk cair yan diberi nama Ursa Prima. Di sana juga membuat starter dengan menggunakan isi rumen yang difermentasi bersama dengan empon – empon ( lengkuas, kunyit, temu ireng, jahe, kencur dan putrowali ) ditambah dengan tetes. Starter yang diproduksi tersebut diberi nama M®.

3. Pemasaran terhadap produk yang dihasilkan dapat dilakukan dengan baik. Pedet yang dihasilkan dijual setelah lepas masa sapih. Biasanya untuk pedet dijual kepada peternak yang ada di sekitar kandang. Sedangkan untuk pupuk dipasarkan di daerah Sragen dan sekitarnya atau ada beberapa petani yang bertempat tinggal di sekitar yang langsung membeli ke kandang. Adapun harga untuk pupuk organik perkilonya adalah Rp. 300,00 sedangkan untuk Ursa Prima dan M® dijual dengan harga Rp. 10.000,00.


(5)

35

B. Saran

Sementara ini pemasaran pupuk hanya di wilayah Sragen. Untuk mendapatkan penghasilan yang lebih, maka hendaknya pemasaran dapat untuk diperluas yaitu sampai keluar wilayah Sragen. Promosi dapat dilakukan dengan lewat menyebarkan brosur atau lewat siaran radio di wilayah sekitar.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Admin, 2009. Sifat dan Karakteristik Limbah Ternak. www.google.com. Diakses Djadjadiningrat dan Harry Harsono. 1983. Limbah Tenak. www.google.com. Diakses Rabu, 6 Januari 2010.

Frandson . 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. UGM Press. Yogyakarta Heru Prihmantoro dan Yovita Hety Indriyani . 1994. Hidroponik sayuran

Semusim Penebar swadaya. Jakarta.

Kamal, Muhammad. 1993. Nutrisi Ternak I. UGM Press. Yogyakarta. Lingga, Pinus. 1993. Pupuk dan cara memupuk. Kanisius. Jakarta

Murtidjo.1993.Memelihara Sapi. Kanisius. Yogyakarta. Rabu, 6 Januari 2010. Santosa, U., 2001. Tata Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi. PT. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Sihombing, G dan A. Nur Chamdi.2005. Bahan Ajar Ilmu Ekonomi Perusahaan Peternakan . Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Sumoprastowo,R.M. 1999.Pengantar Ilmu Ternak potong. Bandung

Suriawiria. 1981. Limbah Tenak .www.google.com. Diakses Rabu, 6 Januari 2010.