26
Seperti yag dilakukan di UPTD AUT , yaitu bisa mengolah kotoran ternak baik yang berupa kotoran padat maupun kotoran cair. Untuk
kotoran padat diolah menjadi pupuk kompos atau pupuk organik. Sedangkan untuk kotoran cair atau urinenya diolah menjadi pupuk cair.
Selain itu, di UPTD AUT juga membuat starter dari isi rumen sapi.
D. Evaluasi Kegiatan Magang Perusahaan
1. Pembuatan Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang sudah diproses melalui proses pabrikasi dan teknologi tinggi. Pupuk yang berasal dari bahan
kotoran hewan atau kompos bersifat organik dengan bentuk fisik dan cara kerjanya seperti pupuk anorganik atau pupuk kimia.
Manfaat fine kompos untuk usaha pertanian adalah sebagai berikut:
1. menambah unsure mikroorganisme bakteridalam tanah
dimana fungsi mikroorganisme antara lain: a.
menggemburkan tanah b. mengikat unsur N dari tanah
c. menguraikan unsur – unsur hara yang tekait dalam tanah
2. menambah unsur hara pada tanah
3. mengikat keseratan dan daya tahan tanaman terhadap hama
dan penyakit 4.
meningkatkan rendemen hasil tanaman misalnya butir padi lebih beruas
5. mendorong berkembangnya serangga yang berperan sebagai
musuh alami sehingga terjadi keseimbangan ekosistem 6.
menekan biaya usaha tani. Di dalam proses pembuatan pupuk organik, ada beberapa
tahapan yang harus di kerjakan, yaitu di antaranya pengumpulan feses, pencampuarn dan pembalikan serta pengemasan pupuk.
27
a. Pengumpulan Feses
Langkah pertama yang dilAkukan di dalam preses pembuatan pupuk organik adalah pengumpulan feses. Di
UPTD AUT, kegiatan pengumpulan feses dilakukan pada pagi hari yaitu pada jam 08.00 WIB. Pengumpulan feses itu
dilakukan sekaligus dengan pembersihan lantai kandang. Feses – feses sapi yang tersebar di lantai kandang dikumpulkan
dengan cara ditarik kebelakang sapi dengan menggunakan alat garu. Setelah
feses
terkumpul di belakang sapi,
feses
diangkut ke tempat pemrosesan pupuk dengan menggunakan gerobak.
Kebersihan kandang harus senantiasa terjaga, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan ternak. Jika
kebersihan kandang tidak terjaga, keadaan dalam kandang menjadi lembab sehingga menyebabkan timbul beberapa
penyakit yang jelas bisa merugikan bagi peternak yaitu termasuk diantaranya penyakit kulit seperti
scabies.
Di dalam satu hari satu malam, seekor sapi bisa mengahasilkan sekitar 15 kg
feses
, berarti bila dikalikan dengan jumlah sapi yang ada yaitu berjumlah 157 ekor di setiap
harinya terdapat feses sapi sebanyak 2.355 kg. Oleh karenanya, memang masalah pengolahan pupuk ini perlu dilakukan
b. Pencampuran dan Pembalikan
Setelah feses terkumpul di tempat pengumpulan atau tempat pembuatan pupuk organik, hal yang perlu dilakukan
adalah feses yang terkumpul ditumpuk setebal 25 – 50 cm pada
lapisan paling bawah. Kemudian pada lapisan kedua diberi serbuk gergaji dan ditambahkan diatasnya lagi abu sekam atau
abu dapur dan kalsit aktivator. Untuk kalsit aktivatornya sendiri, UPTD AUT
menggunakan kalsit aktivator yang diproduksi sendiri yaitu terbuat dari fermentasi dari isi rumen, air cucian beras, ragu
28
tape dan molases yang diberi nama microorganisme®. Pemberian kalsit aktivator dilakukan setiap hari dengan cara
disiramkan menggunakan gembor. Dipergunakan alat gembor dikarenakan supaya siramannya bisa merata.
Di dalam proses pembuatan pupuk kompos diperlukan waktu sekitar lima minggu atau tiga puluh lima hari. Agar
semua bahan bisa homogen maka dilakukan proses pembalikan setiap satu minggu sekali. Setelah minggu ke III, suhu dalam
gundukan harus mencapai 35° - 45° C. Adapun ciri
– ciri yang fine kompos yang sudah jadi anatara lain:
a. suhu telah tabil dingin,
b. warna coklat kehitam – hitaman,
c. Teksturnya remah dan lembut mawur,
d. Tidak timbul jamur,
e. bebas bau menyengat,
f. bebas biji gulma.
c. Pengemasan Pupuk Kompos
Setelah sekitar lima minggu dan pupuk kompos sudah siap pakai yaitu sesuai dengan ciri
– ciri yang tertera di atas, maka dilakukan proses selanjutnya, pupuk tersebut diayak atau
digiling dengan menggunakan mesin giling. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan pupuk yang mempunyai ukuran
partikel yang sama sehingga memudahkan di dalam pengemasan dan penggunaan pupuk kompos itu sendiri.
Langkah berikutnya dilakukan pengemasan pupuk kompos dengan menggunakan sak atau plastik. Seperti yang
dilakukan di UPTD AUT pengemasan pupuk kompos menggunakan sak dengan berat empat puluh kilogram
perkemasan. Pupuk kompos yang diproduksi oleh UPTD AUT diberi nama pupuk Subur Alami.
29
Guna menjaga agar kualitas pupuk tetap terjaga, maka juga perlu diperhatikan tentang cara penyimpanannya. Di
dalam penyimpanan pupuk kompos sebaiknya di simpan di dalam ruangan yang terjaga kelembapannya., yaitu mampu
melindungi dari sinar matahari secara langsung dan melindungi dari air hujan. Apabila pupuk kompos terkena sinar matahari
dan air hujan secara berlebihan, maka akan mengakibatkan unsur hara yang ada di dalam pupuk akan hilang. Di dalam
penataan tumpukan juga perlu diperhatikan yaitu tidak boleh langsung bersentuhan dengan tanah, sebagai alasnya bisa
digunakan balok kayu dan lain sebagainya.
2. Pengolahan Pupuk Cair