Pakan Kesehatan Ternak Teknologi pengolahan limbah ternak di UPTD Aneka Usaha Ternak Sragen ACHMAD MUSTAJID

5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bakalan Pertama yang harus dilakukan dalam pemilihan bibit sapi adalah memilih sapi yang sehat. Sapi yang sehat antara lain dicirikan dari sorot matanya yang cerah dan tajam. Tubuhnya berbentuk persegi empat dan tampak berisi. Kulit tubuhnya lemas dan mudah dilipat. Apabila dilepas, lipatan kulit cepat merata kembali. Kulit tubuh yang keras, kering, dan kaku menunjukkan sapi tersebut menderita penyakit kronis. Sapi yang sehat juga dapat dilihat dari bulunya yang mengkilap. Selaput lendir mulut dan gusi berwarna merah muda. Ujung hidung bersih , basah dan dingin. Jika ujung hidung kering, berarti sapi menderita panas tubuh karena karena infeksi penyakit. Sapi yang sehat juga kelihatan tegap dan lincah. Jangan sekali – kali memiih sapi yang terlihat malas dan ingin tidur terus untuk bibit Bambang dan Nazaruddin, 1994. Sapi aberdeen angus berkulit hitam pekat sehingga namanya lebih mudah diingat sebagai sapi angus angus : Hangus, gosong. Sapi ini berasal dari Skotlandia. Sapi ini tidak bertanduk dan tidak berpunuk. Punggungnya datar dan dahinya luas. Meskipun penampian sapi angus terlihat bundar dan pendek. Tetapi sapi ini lincah dan aktif bergerak. Selain itu, sapi ini memiliki toleransi yang cepat terhadap iklim di negara lain. Keistimewaan yang lain adalah bobotnya yang luar biasa. Bobot sapi betina dewasa mencapai 550 – 750 kg, sedangkan sapi jantan dewasa antara 800 – 1.000 kg. Dagingnya padat dan halus sehingga enak untuk disantap Bambang dan Nazaruddin, 1994. Pemilihan sapi yang akan dipelihara perlu diperhatikan dengan mempertimbangkan lokasi, tujuan peternakan serta sifat-sifat mandiri setiap bangsa sapi. Pemilihan pedet bakalan pun sangat perlu diperhatikan karena dalam beberapa program produksi ternak sapi diperlukan pemeliharaan sejak dari pedet. Selain itu, kematian terbesar dalam pemeliharaan biasanya juga terjadi pada saat masih pedet Santosa, 2005.

B. Pakan

Pemanfaatan hijauan pakan sebagai bahan makanan ternak harus disuplementasikan dengan makanan penguat atau konsentrat. Denga emikian 6 kebutuhan ternak akan zat- zat makan yang diperlukan untuk hidup pokok, pertumbuhan, produksi, dan reproduksi dapat terpenuhi Sumoprastowo,1999. Yang dimaksud dengan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, disenangi dan dicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorbsi dan dapat dicerna oleh ternak. Oleh karena itu apa yan disebut pakan adalah sesuat yang harus memenuhi semua persyaratan tersebut Kamal,1993. Hijauan merupakan makanan kasar yang terdiri dari hijauan pakan yang dapat berupa rumput lapangan, limbah hasil pertanian, rumput jenis unggul yan telah diintroduksikan, juga beberapa jenis leguminosa. Konsentrat merupakan yangterdiri atas bahan baku yang kaya karbohidrat dan protein. Seperti jagung kuning, bekatul dedak, gandum, dan bungkil- bungkilan Murtidjo, 1993. Keuntungan yang lain yang diperoleh dengan memberikan makanan kasar dengan makanan penguat dalah adanya kecendrungan mikroorganisme dalam rumen dapat memanfaatkan makanan penguat terlebih dahulu sebagai sumber energi dan selanjutnya dapat memanfaatkan makanan kasar yang ada. Dengan demikian mikroorganisme rumen lebih mudah dan cepat berkembang populasinya., sehingga akan bayak makanan yang dikonsumsi ternak Frandson, 1992.

C. Kesehatan Ternak

Hewan yang sehat adalah hewan yang bebas dari berbagai macam penyakit, khususnya penyakit yang dapat menular pada hewan lain dan pada manusia zoonosis. Hewan yang sehat harus bersih dari kandungan bahan- bahan yang dapat merugikan manusia sebagai konsumen karena daging yang sehat diperoleh dari hewan yang sehat pula. Kondisi hewan yang sehat dapat ditunjukkan dengan produksi daging yang optimum dan maksimal tanpa adanya tanda-tanda suatu penyakit pada hewan tersebut Back, 2009. Secara umum, penyakit-penyakit yang terdapat pada ternak disebabkan oleh banyak faktor yaitu mikroorganisme parasit, defisiensi makanan nutrisi, kecelakaan luka, dan turunan hereditary. Mikroorganisme berupa 7 parasit merupakan faktor yang sering menjadi penyebab timbulnya penyakit pada ternak Back, 2009 Parasit pada ternak dapat berupa parasit hewan cacing, kutu, dsb. atau parasit tumbuhan bakteri dan jamur. Parasit cacing biasanya terdapat dalam usus dan paru-paru. Penyakit pada hewan dapat disebabkan pula oleh bakteri. Bakteri terdapat di mana-mana dan dapat hidup di berbagai lingkungan. Bakteri patogen dapat hidup dalam tubuh ternak. Bakteri ini mendapatkan makanan dari ternak sehingga akan menyebabkan infeksi dan penyakit Back, 2009. Vaksin ialah bibit penyakit yang telah dilemahkan. Cara pembuatan vaksin: 1. Hasil dari pembiakan vaksin disaring kemudian didapatkan toksin racun. 2. Toksin dilarutkan dalam air garam steril disebut toksoid. 3. Toksoid inilah yang disuntikkan ke dalam tubuh. Rusdi, 2001 Penggunaan obat anti mikrobia tidak pernah ditinggalkan dalam mengatasi penyakit alat pernafasan. Obat dapat diinjeksikan atau diberikan secara aoral, diberikan secara individual atau massal, yang mungkin diberikan bersama air minum atau makanan penguat. Pemberian antibiotik secara intrabronchial juga sering di lakukan, baik di rumah maupun dilapangan. Penempatan penderita dalam kandang yang bersih, terhindar dari angin atau hujan, serta cukup istirahat adalah saran yang diberikan Subroto, 1989 .

D. Pengolahan Limbah