k. Zona V = 200 m 0,312 menit = 0,2 km 0,0052 jam = 38 km jam l. Zona VI = 200 m 0,287 menit = 0,2 km 0,00478jam = 41 km jam
d. Kepadatan Lalu Lintas
Kepadatan lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati pada suatu bagian tertentu dari sebuah jalur jalan dengan 1 satu atau 2 dua arah selama
jangka waktu, keadaan jalan serta lalu lintas tertentu. Kepadatan lalu lintas merupakan hasil dari bangkitan hasil perjalanan dan tarikan perjalanan dalam
suatu jaringan jalan pada suatu zona. Tingkat kepadatan kendaraan sangat ditentukan oleh besarnya volume kendaraan rata-rata dan tingkat kecepatan rata-
rata.
6. Penempatan Perambuan Lalu Lintas
a. Rambu Peringatan
Penempatan rambu peringatan diruas jalan bertujuan agar rambu yang terpasang dapat menyatakan bahaya atau tempat berbahaya pada jalan didepan
pemakai jalan. Diwilayah kota Palopo rambu peringatan pada umumnya terletak dipusat kota. Kondisi rambu yang terpasang saat ini dikategorikan baik. Untuk
lebih jelasnya mengenai penempatan rambu peringatan dapat dilihat pada gambar IV.3a - IV.3e.
b. Rambu Larangan
Rambu larangan dipasang pada suatu jalan, bertujuan menyatakan perbuatan yang dilarang yang dilakukan oleh pemakai jalan yang ditempatkan
sedekat mungkin dengan titik larangan dimulai. Penempatan rambu larangan dibeberapa jaringan jalan dikota palopo, sangat terkait dengan sirkulasi lalu
lintas sehingga pada sirkulasi dapat berjalan lancar. Untuk lebih jelasnya mengenai penempatan rambu larangan dikota palopo dapat dilihat pada gambar
IV.4a – IV.4e.
c. Rambu Perintah
Peletakan rambu perintah pada ruas jalan bertujuan untuk menyatakan perintah yang wajib dipatuhi dilakukan oleh pemakai jalan. Pada umumnya rambu
perintah tersebut berkaitan langsung terhadap pengaturan sirkulasi angkutan umum mikrolet dan ditandai dengan dipasangnya papan tambahan pada rambu
perintah yang terpasang. Untuk lebih jelasnya mengenai penampatan rambu perintah dikota palopo dapat dilihat pada gambar V.5a – IV.5b.
d. Rambu Petunjuk
Rambu petunjuk digunakan untuk menyatakan petunjuk mengenai tempat, jurusan, pengaturan, fasilitas dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya
mengenai penempatan rambu petunjuk dikota palopo dapat dilihat pada gambar IV.6a - IV.6c.
E. Analisis Sistim Tata Guna Lahan Dan Bangkitan Perjalanan 1. Pola dan Tata Guna Lahan
Pola penggunaan lahan, sistem transportasi dan penyebaran penduduk saling terkait, dimana penggunaan lahan sebagai akibat dari adanya mobilitas
penduduk. Penggunaan lahan dalam sistim transportasi terbagi atas dua tipe penggunaan lahan :
a. Tata guna lahan sebagai pembangkit pergerakan b. Tata guna lahan sebagai penarik pergerakan.
Untuk menghubungkan kedua type penggunaan lahan ini harus ada jaringan transportasi dan alat pengangkutan dari bangkitan pergerakan ke
penarik pergerakan. Kota palopo dengan luas wilayah 247,57 Km
2
dengan jumlah penduduk tahun 2003 sebanyak 113.649 jiwa yang tersebar di empat
kecamatan, dimana kecamatan Wara Utara tang mempunyai tingkat kepadatan tertinggi dari kecamatan lainnya. Kecamatan Wara sebagai pusat kegiatan
perdagangan CBD, pemerintahan, pendidikan dan pusat pelayanan sosial, hal ini menjadi penarik perjalanan. Sebagai akibat dari semua itu, trayek angkutan
umum menuju ke pusat kota, sedangkan Kecamatan Tellu Wanua, Kecamatan Wara Utara mempunyai bangkitan perjalanan yang paling tinggi dengan melihat
tingkat pergerakan penduduk yang melakukan perjalanan dan jumlah armada yang beroperasi di kecamatan tersebut.
2. Bangkitan Perjalanan
Jenis dan intensitas guna lahan berpengaruh terhadap bangkitan lalu lintas, sehingga jelas bahwa bangkitan pergerakan menunjukkan banyaknya lalu
lintas yang dibangkitkan oleh setiap guna lahan. Setiap guna lahan akan berbeda 77
tingkat pergerakannya, akan tetapi juga tingginya aktivitas pada guna lahan, semakin tinggi tingkat penggunaan tanah semakin tinggi pula pergerakan lalu
lintas yang dihasilkan. Potensial bangkitan pergerakan di Kota Palopo adalah disepanjang jalan
arteri dan jalan kolektor, dimana kedua jalan tersebut melayani pergerakan kendaraan arus menerus. Daya tarik guna lahan pasar sentral dan terminal Kota
Palopo serta aktifitas pendidikan dan perkantoran berakibat terhadap bangkitan lalu lintas dan berpengaruh terhadap keadaan lalu lintas utamanya pada jam-jam
sibuk pagi, siang, dan sore hari. Zona-zona bangkitan pada umumnya terdapat di zona I Jalan DR.
Ratulangi, zona II Jl.Jend.Sudirman, zona VIII Jl.Sultan Hasanuddin, zona XI Jn.K.H.A.Dahlan dan zona XII Jl. Flamboyan serta beberapa fungsi guna
lahan yang tersebar di beberapa ruas jalan utama. Perkembangan pembangunan Kota Palopo yang begitu pesat akan
mempengaruhi potensi bangkitan lalu lintas dimasa datang. Ini dilihat dengan beralih fungsinya lahan dari lahan persawahan menjadi lahan yang telah
terbanguni oleh fasilitas pendidikan, perkantoran dan lain-lain. Tata guna lahan tersebut akan mampu menarik lalu lintas yang berakibat terjadinya bangkitan
lalu lintas sehingga akan mempengaruhi kondisi lalu lintas pada sistem jalan.
F. Analisis Sistem Pergerakan 1. Pola Pergerakan
Pola pergerakan penduduk sangat terkait dengan pola tata guna lahan yang beragam fungsi. Pergerakan penduduk menuju tempat beraktivitas di luar tempat
tinggal dan sebaran tata guna lahan suatu kota akan sangat mempengaruhi pola perjalanan.
Berdasarkan hasil survei, ditemukan bahwa pada lokasi pengamatan yang menunjukkan aktivitas penduduk sangat tinggi menuju pusat kota dan luar kota
yaitu pada jalan Jenderal Sudirman dan jalan DR. Ratulangi.
2. Daerah Pelayanan
Pusat pelayanan di lokasi penelitian berada pada jalan Jenderal Sudirman dan jalan Jenderal Sudirman serta tersebar di beberapa jalan di kota
Palopo.Pada kedua jalan tersebut mudah dijangkau karena wilayah ini terlayani oleh angkutan umum dan sebagian masyarakat menggunakan kendaraan pribadi.
Moda transportasi yang ada di kota Palopo berupa angkutan umummikrolet,becak,ojek dan kendaraan pribadi. Dalam melayani masyarakat
menuju daerah pelayanan sangat mudah dan lancar karena jaringan jalan pada likasi penelitian memadai dengan kondisi yang sangat baik.
Lokasi permukiman yang tersebar di kota Palopo dapat terlayani dengan baik oleh angkutan umum mikrolet karena trayek menuju ke dan dari lokasi
daerah pelayanan sangat mudah untuk dicapai. G. Analisis Arus Kendaraan
1. Volume Kendaraan
Volume adalah sebuah peubah variabel yang paling penting pada teknik lalu lintas, dan merupakan proses perhitungan yang berhubungan dengan
gerakan persatuan waktu pada lokasi tertentu. Besarnya volume lalu lintas bergantung pada besarnya aktifitas di atas jaringan jalan yang menimbulkan
bangkitan pergerakan. 79
Volume pergerakan lalu lintas dalam suatu jaringan jalan berbeda menurut waktu pengamatan dan interval waktu yang digunakan, interval
pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 60 menit 1 Jam selama 12 Jam, sedang satuan yang digunakan adalah satuan mobil
penumpang SMP berdasarkan nilai satuan. Besarnya volume rata-rata tiap zona di Kota Palopo lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.10. Volume Harian Lalu Lintas Rata-rata di Kota Palopo
No Zona
N SMP T Jam
V SMP 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
8. 9.
10. 11.
12.
1 I
II III
IV V
VI VII
VIII IX
X XI
XII 6.268,55
7.277,85 2.960,6
4.633,9 2.882,85
3.377,65 3.132,9
4.422,35 2.811,05
2.729,5 3.305,0
2.926,5 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 12
12 522,38
606,49 246,72
386,116 240,24
281,47 261,08
368,5 234,25
227,46 275,42
243,88
Sumber : Hasil Perhitungan Tahun 2003
Dari hasil perhitungan pada tabel di atas terlihat bahwa volume lalu lintas tertinggi terdapat pada zona II Jl.Jendral Sudirman dengan jumlah
volume kendaraan 606,49 SMP, sedangkan volume kendaraan terdapat pada zona X Jl. Malaja dengan jumlah volume kendaraan 227,46 SMP.
Tingginya volume lalu lintas pada beberapa jalan utama disebabkan karena pada jalan tersebut terdapat fasilitas perkantoran, pendidikan, dan
perdagangan. Selain itu juga merupakan jalan penghubung menuju jalan-jalan yang ada di pusat kota. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka dipasang
rambu yang dapat mengurangi tingginya volume lalu lintas pada jalan utama yang volume lalu lintasnya tinggi yaitu:
Rambu larangan No.3 dengan papan tambahan khusus angkutan umum
pada jalan jendral Sudirman.
Rambu larangan No 3d Bus dilarang masuk pada Jl. Jendral Sudirman.
Rambu larangan No 5a Becak dan kendaraan rode tiga dilarang masuk pada Jl. Jendral Sudirman.
Rambu perintah No 6b Lajur wajib dilewatipada jalan jendral
sudirmanrambu ini dikhususkan buat angkutan umum dari arah selatan Kota Palopo.
Rambu larangan No 3c mobil barang dilarang masuk pada jalan durian
Rambu larangan No 3 papan tambahan khusus angkutan umum di Jl.
Veteran.
Rambu larangan No 3c mobil barang dilarang masuk pada Jl.Veteran.
Rambu perintah No 6b lajur wajib dilewati pada jalan Veteran. Rambu ini khusus buat angkutan umum dari arah jalan yang menghubungkan
Kota Palopo dan Kabupaten Tana Toraja.
2. Kecepatan Kendaraan
Kecepatan kendaraan yang melewati suatu ruas jalan tergantung pada waktu perjalanan dan lamanya waktu tundaan yang dialami oleh suatu
kendaraan. Semakin besar waktu tundaan yang dialami oleh suatu kendaraan dengan sendirinya waktu perjalanan semakin panjang, ini mengakibatkan
semakin rendahnya kecepatan suatu kendaraan pada ruas jalan. 81