rambu yang dapat mengurangi tingginya volume lalu lintas pada jalan utama yang volume lalu lintasnya tinggi yaitu:
Rambu larangan No.3 dengan papan tambahan khusus angkutan umum
pada jalan jendral Sudirman.
Rambu larangan No 3d Bus dilarang masuk pada Jl. Jendral Sudirman.
Rambu larangan No 5a Becak dan kendaraan rode tiga dilarang masuk pada Jl. Jendral Sudirman.
Rambu perintah No 6b Lajur wajib dilewatipada jalan jendral
sudirmanrambu ini dikhususkan buat angkutan umum dari arah selatan Kota Palopo.
Rambu larangan No 3c mobil barang dilarang masuk pada jalan durian
Rambu larangan No 3 papan tambahan khusus angkutan umum di Jl.
Veteran.
Rambu larangan No 3c mobil barang dilarang masuk pada Jl.Veteran.
Rambu perintah No 6b lajur wajib dilewati pada jalan Veteran. Rambu ini khusus buat angkutan umum dari arah jalan yang menghubungkan
Kota Palopo dan Kabupaten Tana Toraja.
2. Kecepatan Kendaraan
Kecepatan kendaraan yang melewati suatu ruas jalan tergantung pada waktu perjalanan dan lamanya waktu tundaan yang dialami oleh suatu
kendaraan. Semakin besar waktu tundaan yang dialami oleh suatu kendaraan dengan sendirinya waktu perjalanan semakin panjang, ini mengakibatkan
semakin rendahnya kecepatan suatu kendaraan pada ruas jalan. 81
Untuk mengetahui waktu tempuh rata-rata kendaraan pada lokasi penelitian digunakan rumus:
V =
T S
Dimana : V = Kecepatan rata-rata kendaraan S = Jarak tempuh
T = Waktu tempuh Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan analisis kecepatan rata-rata
kendaraan dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.11. Kecepatan Rata-rata Kendaraan Pada Lokasi Penelitian
Tahun 2003
No Lokasi
Jarak Tempuh
Km Waktu Tempuh
Jam Kec. Rata-
rata KmJam
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9.
10. 11.
12. Zona I
Zona II Zona III
Zona IV Zona V
Zona VI Zona VII
Zona VIII Zona IX
Zona X Zona XI
Zona XII 0,2
0,2 0,2
0,2 0,2
0,2 0,2
0,2 0,2
0,2 0,2
0,2 0,0035
0,0033 0,0045
0,0046 0,0036
0,005 0,0033
0,0042 0,0035
0,0040 0,0052
0,0048 62
60 44
43 55
40 61
47 57
50 38
41
Sumber : Hasil Perhitungan Tahun 2003
Dari hasil perhitungan tersebut terhadap kecepatan kendaraan, kecepatan tertinggi yaitu pada zona I Jl.DR. Ratulangi, zona II Jl.Jend. Sudirman,
zona VII Jl. Tandipau, dan zona IX Jl.Imam Bonjol. Kecepatan tertinggi terdapat pada zona tersebut disebabkan karena pada zona tersebut adalah
merupakan zona yang dilalui jalan arteri, jika dibandingkan kecepatan rencana 82
untuk jalan arteri =60-80 KmJam, maka dapat disimpulkan bahwa kecepatan perjalanan masih berada pada ketentuan rencana, demikian halnya pada zona-
zona yang lainnya. Kecepatan kendaraan sangat terkait dengan peletakan perambuan lalu
lintas sebab makin cepat laju kendaraan maka penempatan rambu harus ditempatkan pada jarak yang lebih panjang dibandingkan dengan kecepatan
kendaraan yang rendah sehingga rambu berfungsi efektif dan efisien. Adapun rambu yang menjadi bahan pertimbangan bagi pengendara pada
jalan-jalan utama ataupun pada jalan yang tingkat kecepatannya tinggi adalah:
Rambu peringatan No 12 awas anak-anak di Jl. DR. Ratulangi, Jl.Jendral Sudirman, dan Jalan Tandipau.
Rambu peringatan No 21 simpang empat pada Jl. DR. Ratulangi,
Jl.Jendral Sudirman, Jl. Kelapa, Jl.Veteran, Jl. Durian, Jl.St. Hasanuddin, Jl. Oputassappaile, dan jalan Tandipau.
Rambu peringatan No 1b tikungan ke kiri pada Jl. Tandipau.
Rambu peringatan No 20 hati-hati pada Jl. Oputosappaile.
Rambu peringatan No 22d simpang Tiga seraong kanan prioritas pada Jl.
Dr. Ratulangi.
Rambu peringatan No 22b Simpang tiga kanan prioritas pada Jl. Jendral Sudirman.
Rambu peringatan No 22c simpang tiga serong kiri prioritas pada Jl.
Jendral Sudirman.
Rambu peringatan No 22d simpang tiga serong kanan prioritas pada Jl. Jendral Sudirman.
3. Kepadatan Kendaraan
Kepadatan lalu lintas atau kendaraan adalah jumlah kendaraan yang melewati pada suatu bagian tertentu dari sebuah jalur jalan dengan 1 satu
atau 2 dua arah selama jangka waktu, kendaraan jalan serta lalu lintas tertentu. Kepadatan lalu lintas merupakan hasil dari bangkitan perjalanan dan
tarikan perjalanan dalam suatu jaringan jalan pada suatu zona. Tingkat kepadatan sangat ditentukan oleh besarnya volume kendaraan
rata-rata dan tingkat kecepatan rata-rata. Adapun tingkat kepadatan kendaraan pada lokasi penelitian di Kota Palopo dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.12. Kepadatan Kendaraan Pada Lokasi Penelitian
di Kota Palopo Tahun 2003 No
Lokasi Jalan V SMP
U KmJam D
SMPJam
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9.
10. 11.
12. Jl. D.R.Ratulangi
Jl. Jend.Sudirman Jl. Kelapa
Jl. Durian Jl. Vetran
Jl. Andi Jemma Jl. Tandipau
Jl. St. Hasanuddin Jl. Imam Bonjol
Jl. Malaja Jl. K.H.A.Dahlan
Jl. Jl. Flamboyan 522,38
606,49 246,72
386,16 240,24
281,47 261,08
368,5 234,25
227,46 275,42
243,88 62
60 44
43 55
40 61
47 57
50 38
41 8,71
10,11 5,61
8,98 4,37
7,04 4,28
5,71 4,11
4,55 7,25
5,95
Sumber : Hasil Perhitungan Tahun 2003
Dari tabel di atas terlihat bahwa kepadatan kendaraan yang paling tinggi berada pada jalan jendral Sudirman dengan kepadatan kendaraan
sebesar 10,11 SMPJam, sedang kepadatan kendaraan terendah terdapat pada jalan Imam Bonjol dengan kepadatan kendaraan 4,11 SMPJam.
Untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas pada beberapa jalan di Kota Palopo, maka ditempatkan rambu-rambu;
Rambu larangan No 3 angkutan umum dilarang masuk pada Jl. Jendral
Sudirman, Jl. Veteran, Jl. Oputosappaile dan Jl. Salak.
Rambu larangan No 3d Bus dilarang masuk pada Jl. Jendral Sudirman.
Rambu larangan No 5a becak dan kereta roda tiga dilarang masuk pada Jl. Jendral Sudirman.
Rambu larangan No 3c mobil gerobak dilarang masuk pada Jl. Durian,
dan Jl. Veteran.
Rambu larangan No 2a dilarang masuk pada Jl. Andi Jemma.
H. Analisis Perambuan Lalu Lintas 1. Analisis perambuan lalu lintas
Analisis ini dimaksudkan untuk menilai perambuan lalu lintas ditinjau dari parameter kondisi, bentuk dan warna lalu lintas yang ada, sehingga
diperoleh hasil penilaian untuk kebutuhan perambuan lalu lintas di Kota Palopo. Ukuran penilaian terhadap kondisi lalu lintas di bagi dalam tiga kategori, yaitu;
a. Rusak -
Warna dasar dan lambang atau tulisan tidak jelas tidak sesuai dengan warna asli.
- Tiang penyangga rusak.
- Daun rambu terlipat.
b. Sedang -
Warna dasar dan lambang atau tulisan sudah pudar warna asli kurang jelas
- Tiang penyangga tidak lurus atau bengkok
- Daun rambu tidak terpasang dengan baik
c. Baik -
Warna dasar dan tulisan atau lambang nampak dengan jelas -
Tiang lambang tegak lurus -
Daun rambu pada posisi baik Berdasarkan tiga parameter di atas maka dapat dikemukakan terhadap
beberapa rambu yang memerlukan peningkatan kualitas, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan pesan informatif yang disampaikan. Secara empiris
penilaian terhadap semua jenis rambu berdasarkan eksisting condition menjadi bahan rekomendasi pada beberapa rambu yang terpasang.
Dengan memperhatikan tiga penilaian rambu lalu lintas eksisting, maka dilakukan peningkatan dari kondisi rusak dan sedang menjadi kondisi baik
sehingga komunikasi dengan pemakai jalan dapat optimal yang pada akhirnya akan memperlancar arus lalu lintas dan meningkatkan keselamatan dan
keamanan berlalu lintas. Rambu-rambu tersebut yang memerlukan peningkatan kondisi dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.13 Rambu Yang RusakSedang
Berdasarkan Parameter Penilaian di Kota Palopo No
Jenis Kondisi Rambu
Nama Jalan
Rusak Sedang
Rambu Peringatan
1. 2.
3. 4.
- -
- -
21 21
22c 22d
Jl. D.R.Ratulangi Jl. Opu DG.Siraja
Jl. Jend. Sudirman Jl. Jend. Sudirman
Rambu Larangan
1. 2.
- -
3 3
Jl. Tandipau Jl. K.H.M. Razak
Rambu Perintah
1. -
6b Jl. K.H.M. Razak
Rambu Petunjuk
1. -
19 Jl. Opu DG.Siraja
Sumber : Hasil Survey Tahun 2003
2. Analisis Peletakan Perambuan Lalu Lintas
Analisis letak perambuan ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat efektifitas dari fungsi letak dari setiap jenis rambu yang peletakannya tidak
berfungsi secara optimal. Analisis peletakan rambu dilakukan dengan berdasarkan beberapa kriteria, yakni;
- fungsi pemasangan rambu
- Kondisi lalu lintas
- Aspek keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas
- Rute pergerakan lalu lintas
- Sitem kegiatan pada tata guna lahan.
Dengan mencermati beberapa kriteria di atas dalam analisis peletakan rambu, maka dapat diidentifikasi terhadap beberapa jenis rambu yang perlu
ditinjau kembali lokasi penempatannya. Hasil yang ingin dicapai adalah untuk mendapatkan output sementara terhadap rambu tidak diperlukan lagi.
a. Rambu peringatan 87
1 Penempatan rambu no 21b Simpang tiga sisi kanan di jalan Pangeran Diponegoro
Data
: - Kondisi lalu lintas tidak beraturan - Rambu terhalang oleh taman kota
- Adanya jembatan dengan kondisi jalan cembung
Analisis : - Arus lalu lintas yang tidak beraturan mengakibatkan terganggunya arus lalu lintas.
- Adanya taman kota yang berada pada lokasi penempatan pada rambu sehingga rambu tidak
terlihat dengan jelas. - Volume lalu lintas yang tinggi serta bercampurnya
arus lalu lintas berpengaruh pada reaksi pengemudi terhadap keadaan jalan yang cembung.
Output
: - penempatan rambu harus secara efektif dan efisien dengan mempertimbangkan tata gula lahan
disekitarnya, sehingga fungsi rambu dapat terbaca dengan jelas.
2 Penempatan rambu No. 21 Simpang empat di jalan St. Hasanuddin
Data : - fungsi rambu tidak memperlihatkan kondisi jalan di
depan. - Adanya traffic light
- Pada persimpangan terdapat jalan dua arah - Kondisi lalu lintas tidak beraturan
Analisis : - Volume kendaraan relatif tinggi karena berada pada
jalan utama - Adanya traffic light berfungsi untuk mengatur lalu
lintas - Kecepatan kendaraan relatif rendah karena
dipengaruhi oleh efektivitas tata guna lahan kantor wali kota, rumah sakit, dan kodim, sementara lokasi
parkir sempit. - Arus pergerakan pejalan kaki, ojek dan becak yang
tidak beraturan berakibat terganggunya arus lalu lintas.
Output
: - Menempatkan rambu yang sesuai dengan kondisi jalan sehingga pergerakan lalu lintas berjalan dengan
normal. 3 Penempatan rambu No 1 Tikungan Kekiri di jalan Tandipau
data
: - Penempatan rambu pada titik peringatan. - Kecepatan kendaraan cukup tinggi 61KmJam
- Pada jalan tersebut terdapat fasilitas pendidikan SD dan SMA
Analisa : - Rambu diletakkan pada posisi akhir peringatan
sedangkan idealnya rambu diletakkan sebelum tanda bahaya sehingga adanya reaksi awal.
Output
: - Penempatan rambu diletakkan sebelum keadaan jalan didepan
50 m. 89
b. Rambu Larangan 1 Penempatan rambu No 8 dilarang parkir pada jalan Opu DG.Risaju
Data
: - Larangan parkir sepanjang 30 M - Terletak di depan rumah sakit tentara, rumah sakit
umum Palopo dan kantor walikota.
Analisis : - Larangan parkir disekitar fasilitas umum tersebut sebaiknya ditiadakan karena lokasi parkir pada guna
lahan tersebut sempit.
Output : - Penempatan rambu harus secara efektif dan efisien dengan mempertimbangkan tata guna lahan
disekitarnya sehingga fungsi rambu dapat optimal. 2 Penempatan rambu No 3 Kendaraan roda empat atau lebih dilarang
masuk di Jl. Manenungan.
Data : - Larangan masuk kendaraan roda empat atau lebih
papan tambahan kecuali angkutan kota - Dari arah berlawanan terpasang rambu No 2a
semua jenis kendaraan dilarang masuk - Pada jalan tersebut terdapat fasilitas umum yaitu
Rumah Sakit Umum Kota Palopo.
Analisa : - penempatan rambu No 3 seharusnya ditiadakan karena dari arah berlawanan sudah ada rambu No 2a
larangan masuk bagi semua jenis kendaraan 90
- Pada jalan terdapat rumah sakit umum sehingga dengan adanya rambu No 3 menghambat masyarakat
yang membutuhkan pertolongan medis.
Output : - Rambu No.3 ditiadakan sehingga jalan tersebut
ditiadakan sehingga jalan tersebut merupakan jalan satu arah.
c. Rambu Perintah Penempatan rambu perintahyang ada sekarang sudah baik, hanya perlu
penambahan beberapa tempat. d. Rambu Penunjuk
Penempatan rambu penunjuk juga sudah baik, hanya perlu penambahan.
I. Konsep Ideal Penataan Sistem Perambuan
Pembahasan ini dimaksudkan untuk mengetahui atau memprediksi kebutuhan rambu dimasa sekarang dan dimasa akan datang, dehingga mampu
meningkatkan arus pergerakan lalu lintas kendaraan. Output dari pembahasan ini adalah dengan berdasarkan pada analisis sebelumnya dan kondisi ke depan Kota
Palopo. Adapun jenis rambu yang dibutuhkan untuk masa sekarang dan yang akan datang yang dianggap ideal untuk meningkatkan pengaturan arus lalu lintas dan
meningkatkan keselamatan para pemakai jalan adalah: 1. Rambu Peringatan
Rencana kebutuhan rambu peringatan meliputi; a. Penempatan rambu No.1b dan 1c rambu no.1b ke arah utara, rambu No.1c
dari arah utara di Jl. DR.Ratulangi. kebutuhan rambu ini berdasarkan pertimbangan:
Jalan ini merupakan jalan utama yang menghubungkan antar Provinsi,
Kabupaten, dan Kota
Kondisi jalan cembung sehingga mempengaruhi jarak pa
ndang pengendara.
Kecepatan rata-rata kendaraan pada jalan tersebut adalah 60 KmJam, sehingga memerlukan kehati-hatian dalam mengendarai kendaraan.
b. Penempatan rambu No 1 di Jl. Tandipau. Kebutuhan penempatan rambu berdasarkan pertimbangan;
Kecepatan rata-rata kendaraan pada jalan tersebut cukup tinggi yaitu
60 KmJam, sehingga perlu kehati-hatian bagi pengendara kendaraan.
Pada jalan tersebut terdapat tata guna lahan berupa fasilitas pendidikan SD dan SMA Veteran sehingga tingkat penyeberangan cukup tinggi
terutama pada pagi dan siang hari. c. Penempatan rambu No 7a di Jl. DR. Ratulangi. Kebutuhan penempatan
rambu berdasarkan pertimbangan;
Dengan kondisi jalan yang cembung akan mempengaruhi jarak pandang kendaraan yang berasal dari arah depan
Jalan tersebut adalah merupakan jalan utama yang menghubungkan
ProvinsiKabupaten serta Kota dengan kecepatan rata-rata kendaraan cukup tinggi yaitu 60 KmJam.
d. Rambu No 22a di Jl.DR.Ratulangi, kebutuhan penempatan rambu ini berdasarkan pertimbangan;
{Merupakan jalan utama dengan kecepatan rata-rata cukup tingggi yaitu
60 KmJam. 92