102
No Aktivitas
TarifUnit CD
Jumlah
b. Pemeliharaan Pengembangan
Sarana Prasarana Rp 4.285.073,93 24,36 Rp 104.384.400,82
c. Pembelian Peralatan Rp 1.073.708,74 95 Rp 102.002.329,97
d. Penggunaan Layanan Jasa
Rp 1.638.053,73 24,36 Rp 39.902.988,90
Jumlah Aktivitas Berlevel Fasilitas
Rp10.354.161,17 Rp 328.074.151,23
Jumlah Biaya Total Program Keahlian TPMP Rp 925.354.227,73
Jumlah Siswa Program Keahlian TPMP 95
Biaya Satuan Pendidikan Program Keahlian TPMP Rp 9.740.570,82
Sumber: Data primer yang diolah Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Biaya Satuan Pendidikan
per siswa Program Keahlian Teknik Pengolahan Migas dan Petrokimia
pada tahun
ajaran 20142015
adalah sebesar
Rp9.740.570,82. Jumlah tersebut tidak termasuk potongan bantuan dana dari pihak pemerintah.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaannya, penelitian berjudul Implementasi Model Aktivity Based Costing dalam Perhitungan Biaya Satuan Pedidikan di SMK N 2
Depok Tahun Ajaran 20142015 masih terdapat banyak kekurangan yang disebabkan oleh berbagai keterbatasan. Keterbatasan dalam penelitian ini
meliputi: 1.
Peneliti mengasumsikan untuk setiap mata anggaran dalam RKAS dikonsumsi sebesar 80. Hal ini dikarenakan keterbatasan data yang ada.
Sekolah hanya memberikan data rencana anggaranRKAS sehingga tidak diketahui berapa dana yang terealisasi dari anggaran. Setelah melakukan
103
wawancara diketahui bahwa rata-rata konsumsi dari rencana anggaran setiap tahunnya adalah sebesar 80. Oleh karenanya peneliti mengasumsikan
bahwa untuk setiap mata anggaran dalam RKAS dikonsumsi sebesar 80. 2.
Dana yang dialokasikan untuk aktivitas pembelian peralatan dibebankan langsung pada tahun ajaran tersebut, dikarenakan keterbatasan penentuan
umur ekonomis untuk masing-masing peralatan. 3.
Keterbatasan penentuan cost driver a.
Penentuan cost driver untuk jumlah guru mata pelajaran normatif adaptif menggunakan asumsi bahwa guru mata pelajaran normatif
adaptif mengajar untuk setiap program keahlian, sehingga jumlah guru normatif adaptif dibagi rata ke dalam sebelas program keahlian. Hal
ini dilakukan untuk mempermudah penentuan jumlah guru untuk setiap program keahlian.
b. Penentuan cost driver untuk kegiatan pemeliharaan sarana prasarana
menggunakan jumlah hari pelaksanaan pendidikan sebagai driver karena keterbatasan penelusuran frekuensi pemeliharaan untuk tiap-tiap kegiatan
pemeliharaan sarana prasarana. c.
Penentuan cost driver untuk kegiatan pengadaan alat maupun bahan menggunakan jumlah siswa sebagai driver karena keterbatasan
penelusuran frekuensi pembelian untuk tiap-tiap kegiatan pengadaan alatbahan.
104
d. Penentuan cost driver untuk kegiatan pengembangan tenaga
kependidikan menggunakan jumlah guru sebagai driver karena keterbatasan penelusuran jumlah frekuensi kegiatan.
4. Biaya pengadaan alat bahan praktik yang semestinya memiliki jumlah
yang berbeda-beda untuk setiap program keahlian dibebankan rata pada seluruh siswa karena keterbatasan penelusuran data.
105
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkah hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Biaya Satuan Pendidikan per siswa pada Program Keahlian Teknik Gambar
Bangunan di SMK N 2 Depok Tahun Ajaran 20142015 berdasarkan perhitungan dengan Model Activity Based Costing adalah sebesar
Rp7.121.526,49. 2.
Biaya Satuan Pendidikan per siswa pada Program Keahlian Teknik Audio Video di SMK N 2 Depok Tahun Ajaran 20142015 berdasarkan
perhitungan dengan Model Activity Based Costing adalah sebesar Rp9.830.405,78.
3. Biaya Satuan Pendidikan per siswa pada Program Keahlian Teknik
Otomasi Industri di SMK N 2 Depok Tahun Ajaran 20142015 berdasarkan perhitungan dengan Model Activity Based Costing adalah sebesar
Rp9.679.452,99. 4.
Biaya Satuan Pendidikan per siswa pada Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan di SMK N 2 Depok Tahun Ajaran 20142015
berdasarkan perhitungan dengan Model Activity Based Costing adalah sebesar Rp6.019.800,43.
5. Biaya Satuan Pendidikan per siswa pada Program Keahlian Teknik
Pemesinan di SMK N 2 Depok Tahun Ajaran 20142015 berdasarkan