Nilai Eigen Kestabilan Titik Ekuilibrium

27 dengan I adalah matriks identitas. Supaya  menjadi nilai eigen, maka harus ada pemecahan taknol dari Persamaan 2.15. Persamaan 2.15 akan memiliki pemecahan taknol jika dan hanya jika: det 0. I A    2.16 Persamaan 2.16 dinamakan persamaan karakteristik A dan skalar yang memenuhi Persamaan 2.16 adalah nilai eigen dari A. Jika A adalah matriks n x n, maka polinomial karakteristik A mempunyai bentuk: 1 1 det ... n n n I A c c          Contoh 2.13 Diketahui matriks 3 2 . 1 0 B         Tentukan nilai-nilai eigen dari matriks B Jawab: Persamaan karakteristik dari B adalah   det I B    3 2 1      2 3 2      28    2 1      sehingga diperoleh nilai eigen 2   dan 1.  

H. Kestabilan Titik Ekuilibrium

Kestabilan titik ekuilibrium dari suatu sistem persamaan diferensial baik linear maupun nonlinear diberikan dalam definisi berikut. Definisi 2.9. Olsder Woude, 2004 Diberikan sistem persamaan diferensial orde satu   x f x  dengan n x  dan   , x t x adalah solusi persamaan tersebut pada saat t dengan kondisi awal   x x  . i Vektor ˆx yang memenuhi   ˆ f x  dikatakan sebagai titik ekuilibrium. ii Titik ekuilibrium ˆx dikatakan stabil jika diberikan untuk setiap   ada   sedemikian sehingga jika ˆ x x    dan   ˆ , x t x x    untuk setiap t  . iii Titik ekuilbrium ˆx dikatakan stabil asimtotik jika titik ekuilibriumnya stabil dan terdapat 1   sedemikian sehingga   ˆ lim , t x t x x    , bila 1 ˆ x x    . iv Titik ekuilibrium ˆx dikatakan tidak stabil jika tidak memenuhi ii. Berikut adalah simulasi titik ekuilibrium stabil dan titik ekuilibrium stabil asimtotik. 29 Stabil Stabil asimtotik Tidak stabil Gambar 2.2. Simulasi Kestabilan Titik Ekuilibrium Matriks jacobian dapat dapat digunakan dalam mengidentifikasi sifat kestabilan sistem nonlinear disekitar titik ekuilbrium apabila sistem tersebut memiliki titik ekuilibrium hiperbolik. Selanjutnya diberikan teorema mengenai sifat kestabilan suatu sistem nonlinear yang ditinjau dari nilai eigen matriks jacobian   ˆ Jf x . Definisi 2.10. Wiggins, 1990 Sebuah titik ekuilibrium dikatakan hiperbolik jika bagian real nilai eigen dari matriks jacobian adalah tidak nol. Jika bagian manapun nilai eigen dari matriks jacobian adalah nol, maka titik ekuilibrium disebut nonhiperbolik. Teorema 2.2. Olsder Woude, 2004 Diberikan sistem persamaan diferensial x Ax  , dengan A adalah matriks berukuran n x n, mempunyai k nilai eigen yang berbeda 1 2 3 , , ,..., n     dengan k n  . 30 i Titik ekuilibrium ˆ 0 x  dikatakan stabil asimtotik jika dan hanya jika 1, 2,..., i e i k      . ii Titik ekuilibrium ˆ 0 x  dikatakan stabil jika dan hanya jika 1, 2,..., i e i k      dan jika setiap nilai eigen  , imajiner dengan i e    , maka multiplisitas aljabar dan geometri untuk nilai eigen harus sama. iii Titik ekuilibrium ˆ 0 x  dikatakan tidak stabil jika dan hanya jika terdapat paling sedikit satu 1 e    untuk 1, 2,..., i k  . Bukti: i Bukti dari kiri ke kanan Akan ditunjukkan jika titik ekuilibrium ˆ 0 x  stabil asimtotik maka 1, 2,..., i e i k      . Berdasarkan Definisi 2.9. titik ekuilibrium ˆ 0 x  dikatakan stabil asimtotik jika   ˆ lim , t x t x x    . Hal ini berarti bahwa untuk   , , t x t x   akan menuju ˆ 0 x  . Karena   , x t x merupakan penyelesaian dari sistem persamaan diferensial, sehingga   , x t x memuat   i e t e   . Oleh karena itu, supaya   i e t e   menuju ˆ 0 x  , maka  harus bernilai negatif. Bukti dari kanan ke kiri Akan ditunjukkan jika 1, 2,..., i e i k      maka titik ekuilibrium ˆ 0 x  stabil asimtotik. 31   , x t x merupakan penyelesaian dari sistem persamaan diferensial, sehingga   , x t x selalu memuat   i e t e   . Jika i e    , maka untuk   , , t x t x   akan menuju ˆ 0 x  . Sehingga berdasarkan Definisi 2.9. titik ekuilibrium ˆ 0 x  stabil asimtotik. ii Bukti dari kiri ke kanan Akan ditunjukkan bahwa jika titik ekuilibrium ˆ 0 x  stabil, maka 1, 2,..., i e i k      . Andaikan i e    , maka penyelesaian persamaan diferensial   , x t x yang selalu memuat   i e t e   akan menuju  atau menjauhi titik ekuilibrium ˆ 0 x  untuk t  , sehingga sistem tidak stabil. Hal tersebut bertentangan dengan yang diketahui. Jadi terbukti bahwa jika titik ekuilibrium ˆ 0 x  stabil, maka 1, 2,..., i e i k      . Bukti lain, jika i e    maka saat t  , berakibat   , x t x  sehingga titik ekuilibrium ˆ 0 x  stabil. Bukti dari kanan ke kiri Akan ditunjukkan bahwa jika 1, 2,..., i e i k      maka titik ekuilibrium ˆ 0 x  dikatakan stabil dan jika setiap nilai eigen  , imajiner dengan i e    , maka multiplisitas aljabar dan geometri untuk nilai eigen harus sama. Penyelesaian   , x t x merupakan penyelesaian dari sistem persamaan diferensial, maka   , x t x selau memuat   i e t e   . Jika i e    , 32 maka titik ekuilibrium ˆ 0 x  stabil asimtotik pasti stabil. Jika i e    maka berupa nilai eigen berupa bilangan kompleks murni. Multiplisitas aljabar berhubungan dengan nilai eigen sedangkan geometri berhubungan dengan vektor eigen. Oleh karena itu, akan dibuktikan bahwa banyak nilai eigen dan vektor eigen adalah sama. Tanpa mengurangi pembuktian secara umum, diambil sembarang sistem pada 2 yang mempunyai nilai eigen bilangan kompleks murni. 1 1 2 2 , 0, 0. x x p p q x x q                       2.17 Nilai eigen dari Sistem 2.17 ditentukan dengan mensubstitusikan matriks p A q         ke dalam persamaan det A I    sehingga diperoleh: p q       . Persamaan karakteristik dari matriks A adalah 2 pq    2 pq    i pq    1 i pq   dan . i pq    33 Berdasarkan definisi,   1 2 , T x x x  adalah vektor eigen dari A yang bersesuaian dengan  jika dan hanya jika x adalah penyelesaian nontrivial dari   A I x    , yaitu dari 1 2 0. x p x q                   2.18 Jika 1 i pq   , maka Persamaan 2.18 menjadi 1 2 0. i pq p x x q i pq                   Matriks augmentasi dari sistem di atas, yaitu . p i pq q i pq            Baris pertama matriks dikalikan i pq pq sehingga diperoleh 1 . i pq q q i pq             Kemudian baris kedua matriks 1 q sehingga diperoleh 1 . 1 i pq q i pq q                 34 Selanjutnya baris kedua dikurangi dengan baris pertama sehingga diperoleh matriks dalam bentuk eselon baris tereduksi 1 . i pq q            Berdasarkan matriks eselon baris tereduksi tersebut diperoleh penyelesaian 1 2 i pq x x q   1 2 i pq x x q  misalkan 2 x t  , maka 1 i pq x t q  , dapat ditulis sebagai berikut: 1 2 . 1 i pq x t q x                  Jadi, vektor yang bersesuaian dengan 1 i pq   yaitu 1 2 . 1 x i pq x              Jika 1 i pq    , maka Persamaan 2.18 menjadi 1 2 0. i pq p x x q i pq                 Matriks augmentasi dari sistem di atas, yaitu . p i pq q i pq          35 Baris pertama matriks dikalikan i pq pq  sehingga diperoleh 1 . i pq q q i pq           Kemudian baris kedua matriks 1 q sehingga diperoleh 1 . 1 i pq q i pq q               Selanjutnya baris kedua dikurangi dengan baris pertama sehingga diperoleh matriks dalam bentuk eselon baris tereduksi 1 . i pq q           Berdasarkan matriks eselon baris tereduksi tersebut diperoleh penyelesaian 1 2 i pq x x q   1 2 i pq x x q   misalkan 2 x t  , maka 1 i pq x t q   , dapat ditulis sebagai berikut: 1 2 . 1 i pq x t q x                   36 Jadi, vektor yang bersesuaian dengan 1 i pq   yaitu 1 2 . 1 x i pq x               Sehingga terbukti bahwa banyaknya nilai eigen sama dengan vektor eigen. iii Bukti dari kiri ke kanan Akan dibuktikan jika titik ekuilibrium ˆ 0 x  tidak stabil, maka i e    untuk setiap 1, 2,..., k. i  Titik ekuilibrium ˆ 0 x  dikatakan tidak stabil jika t  , maka   , x t x akan menuju . Karena   , x t x merpakan penyelesaian dari sistem persamaan diferensial, maka   , x t x memuat   . i e t e   Hal ini dapat dipenuhi bahwa i e    . Bukti dari kanan ke kiri Akan dibuktikan jika i e    untuk setiap 1, 2,..., k i  , maka titik ekuilibrium ˆ 0 x  tidak stabil. Jika i e    , maka saat nilai t  , berakibat   , x t x   sehingga titik ekilibrium tidak stabil. Contoh 2.14 Diberikan matriks 1 3 1 2 A         Nilai eigen dari matriks A adalah 37 1 3 1 1 2 det det 1 2 1 2 2 A I                                   1 2 4        2 6         2 3      1 2   dan 2 3    . Jadi nilai eigen dari matriks A adalah 1 2   dan 2 3    .

I. Kriteria Routh-Hurwitz

Menentukan kestabilan diperlukan perhitungan untuk menentukan nilai eigen dari matriks jacobian, adapun salah satu cara untuk menentukan nilai eigen tersebut yaitu menggunakan kriteria Routh-Hurwitz . Definisi 2.12. Olsder Woude, 2004 Kriteria Routh-Hurwitz: Semua akar-akar dari polinomial 2.30 memiliki bagian real negatif jika dan hanya jika tabel Routh-Hurwitz terdiri dari n+1 baris dan semua elemen kolom pertama pada tabel memiliki tanda yang sama semua elemen bertanda positif atau negatif. Diberikan suatu persamaan karakteristik dari akar-akar persamaan matiks nxn A sebagai berikut: 1 2 1 2 1 ... n n n n n A I a a a a a                2.19 38 dengan , 0,1, 2,..., i a i n  dan a  merupakan koefisien dari persamaan karakteristik matrik A. Akar-akar dari Persamaan 2.30 dapat diketahui dengan menyusun tabel Routh sebagai berikut: 2 4 1 3 5 1 2 3 1 2 3 a a a a a a b b b c c c dengan , ,i 1, 2,..., n i i b c  didefinisikan sebagai berikut: 1 2 0 3 1 4 0 5 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 2 1 5 1 3 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 , , , , , , . n n n n n n a a a a a a a a a a a a b b b a a a b a a b b a a b b a a b c c c b b b                2.20 Perhitungan dalam membentuk tabel Routh terus dilakukan sampai mendapatkan kolom pertama bernilai nol. 39

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

Tuberculosis merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Penularan penyakit Tuberculosis paling banyak dan paling mudah melalui udara, oleh karena itu organ yang pertama kali diserang adalah organ pernapasan. Selain menular penyakit tersebut juga bisa menyebabkan kematian. Individu baru dapat masuk ke dalam populasi karena adanya kelahiran dan individu dapat dikatakan keluar dari populasi karena kematian. Jumlah populasi adalah semua individu yang sehat atau rentan terhadap penyakit Tuberculosis, individu yang terinfeksi Tuberculosis, dan individu yang telah sembuh setelah terinfeksi Tuberculosis. Individu yang rentan akan mengalami 2 kemungkinan, yaitu akan meninggal ataupun akan terinfeksi Tuberculosis. Kemudian individu yang terinfeksi juga mengalami 2 kemungkinan, yaitu individu akan sembuh atau individu akan meninggal. Model matematika pada penyebaran penyakit Tuberculosis, populasi manusia terbagi menjadi 3 subpopulasi, yaitu individu yang rentan Susceptible, individu yang terinfeksi Tuberculosis Infectious, dan individu yang sembuh dari penyakit Tuberculosis Recovered. Individu yang masuk ke dalam subpopulasi Susceptible adalah semua individu yang belum pernah menderita penyakit Tuberculosis. Individu yang termasuk dalam subpopulasi Infectious adalah semua individu yang menderita Tuberculosis. Sedangkan individu yang termasuk dalam 40 subpopulasi Recovered ialah semua individu yang benar-benar sudah sembuh dari penyakit Tuberculosis.

B. Model Matematika Penyebaran Penyakit Tuberculosis

Dalam menyederhanakan model matematika penyebaran penyakit Tuberculosis, diberikan asumsi-asumsi sebagai berikut : 1. Populasi penduduk bersifat tertutup yang artinya pertambahan atau pengurangan penduduk hanya dikarenakan oleh kelahiran dan kematian, sedangkan pertambahan dan pengurangan yang disebabkan oleh faktor lain diabaikan. 2. Populasi bersifat homogen yang artinya setiap individu mempunyai kemungkinan yang sama untuk dapat terjangkit penyakit Tuberculosis. 3. Kematian yang disebabkan oleh faktor lain selain terinfeksi Tuberculosis dianggap sebagai kematian alami. 4. Individu yang belum terserang penyakit termasuk ke dalam kelas susceptible. 5. Individu pada kelas recovered tidak akan kembali lagi menjadi individu pada kelas infectious. 6. Terjadi kematian akibat terinfeksi Tuberculosis. Tabel 3.1. Variabel dan parameter yang digunakan dalam model Simbol Definisi Syarat   N t Jumlah populasi pada suatu daerah pada saat t. N  S t Banyaknya individu yang sehat dan rentan tehadap penyakit Tuberculosis pada saat t. S t 