Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga

71 “Ya modal itu mbak. Selain itu juga kalo ada acara kemarin ke lapangan denggung kasur saya d ibawa untuk di pajang dan dijual” CW-3 Bentuk fasilitas yang diberikan oleh pihak pengurus kepada anggota antara lain pinjaman modal, memfasilitasi untuk menabung dan arisan , pendampingan, serta SHU Sisa Hasil Usaha yang dibagikan setiap akhir tahun.

b. Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga

Lansia Mugi Waras Dalam pelaksanaan program, menurut Syukur 1987: 40 kaitannya dengan pelaksanaan merupakan usaha atau aktivitas yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang sudah dirumuskan dan ditetapkan dengan dilengkapinya semua kebutuhan seperti alat-alat yang dibutuhkan, siapa yang melaksanakan, tempat pelaksanaannya dan bagaimana cara melaksanakan, kemudian setelah program dan kebijaksanaan ditetapkan atas pengambilan keputusan suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah langkah strategis, kebijaksanaan maupun operasional menjadi nyata guna mencapai sasaran dari program yang sudah ditetapkan di awal. Proses pelaksanaan usaha ekonomi produktif melalui kegiatan simpan pinjam yang diperuntukkan lansia dan keluarga. Akan tetapi yang menjadi sasaran utama adalah lansia-lansia produktif. Selain itu dalam pelaksanaan kegiatan usaha ekonomi produktif dilakukan melalui sharing terkait usaha yang dilakukan, tukar pendapat dan saling membatu mencari jalan keluar ketika 72 anggota lain mengalami masalah dalam usahanya. Kegiatan sharing ini dilakukan secara non formal baik ketika ada kegiatan-kegiatan pertemuan lansia diantaranya pertemuan rutin usaha ekonomi produktif maupun kegiatan posyandu lansia. Hal ini disampaikan oleh “DJ” selaku ketua UEP, “Ya kegiatan simpan pinjam itu. Tapi biasanya kalo pas ada kegiatan pertemuan kita itu suka saling tukar informasi dan saling memberikan masukan” CW-1 Senada, menurut “SW” yang merupakan bendahara UEP menjelaskan, “Banyak mbak mulai dari simpan pinjam, arisan, nabung juga. Tapi ya yang paling pokok menunjang kegiatan usaha ekonomi produktif itu ya simpan pinjamnya mbak. Soalnya kan kita memberikan kesempatan mereka unt uk mengembangkan usahanya melalui pinjaman modal” CW- 4 Hal ini diperkuat oleh “SP” yang merupakan anggota, “Ya pinjam uang itu mbak, kalo enggak ya pas kemarin saya sempat bingung mau jual tempe kemana. Alhamdulillah ya dengan cerita ke yang lain akhirnya diajak buat nitipin tempe dele nya ke warung-warung sekitar sini” CW-2 Hal ini ditegaskan juga oleh “SD” yang juga anggota, “Ya ikut nabung iya, arisan iya, simpan pinjam iya. Kan lumayan bisa pinjam buat kulakan kapuk dan yang lainnya mbak” CW-3 Hal ini turut di pertegas oleh “NG” selaku anggota, “Kalo saya sih ya simpan pinjam itu kalo sharing ternak lele ya gak pernah mbak wong yang ngingu lele disini ya cuma saya” CW-7 Dalam pelaksanaan usaha ekonomi produktif, terdapat pertemuan rutin sebagai wadah untuk melakukan kegiatan simpan pinjam dan sharing pendapat 73 maupun usaha masing-masing yang dilakukan sebulan sekali oleh para anggota dan pengurus. Hal ini disampaikan oleh “DJ” selaku ketua, ”Ada pertemuan rutin setiap tanggal 17 dan 25 mulai jam setengah empat sore sampai selesai, tujuannya sendiri ya selain untuk silaturahmi, arisan juga jadi kesempatan untuk bayar pinjamannya itu mbak. Nah untuk anggota yang tanggal 17 dan 25 ini beda mbak, soalnya terlalu banyak anggota jadi kita bagi dua. Kalo untuk pengurusnya sendiri ada yang sama dan ada yang beda mbak. Saking banyaknya anggota dan kita ada yang laki-laki ada juga yang perempuan. Nah kalo yang laki-laki ini biasanya gak ikut kegiatan pertemuan rutinnya mbak kalo enggak ya suka pinjam modal ki malah istrine e. tapi ada juga lho yang ikut paguyuban UEP Lansia walaupun gak pakai uang pinjaman untuk modal. Lha wong wis mampu to mbak. Masak mau pinjam. Kalo yang minjam juga kita sesuaikan sama yang kurang mampu mbak” CW-1 Ungkapan tersebut diperkuat oleh pernyataaan “SW” berikut ini, “Dari awal terbentuk usaha ekonomi produktifnya sendiri kita sudah sepakat kalo pertemuannya setiap tanggal 17 dan 25 mbak. Kita buat jadi dua pertemuan karena banyaknya anggota mbak. Apalagi kan kalo dibuat dua pertemuan sistem administratifnya juga semakin mudah. Tapi ada juga yang udah ikut tanggal 17 tapi juga ikut yang tanggal 25. Nah biasanya yang begini ini karena mereka pinjemnya banyak jadi harus ikut dua- duanya” CW-4 Senada, menurut “SP” salah satu anggota UEP, “Yang mesti tiap tanggal 17 dan 25 mbak. Itu pasti. Tapi ya kalo ada halangan apa ya akhirnya terpaksa harus diganti hari lain” CW-2 Terkait dengan waktu pertemuan kegaiatan UEP, peneliti juga melakukan wawancara dengan anggota lainnya untuk mendapatkan data yang sesuai, antara lain wawancara dengan “SD”, “Saya ikut yang tanggal 17 mbak. Kalo jamnya kita jam setengah empat biasanya udah pada kumpul mbak” CW-3 “NG” yang merupakan anggota UEP menyampaikan, 74 “Saya ikut dua-duanya mbak , yang tanggal 17 sama tanggal 25“ CW-7 Dari pernyataan diatas, dapat diambil pengertian bahwa pertemuan rutin dilakukan setiap bulan di tanggal 17 dengan tanggal 25 oleh pengurus dan anggota usaha ekonomi produktif lansia yang seluruhnya adalah perempuan dengan sistem pinjam modal. Pertemuan dilakukan dengan tanggal yang berbeda karena banyaknya anggota yang ikut kegiatan simpan pinjam serta untuk mempermudah sistem administrasi. Dalam melaksanakan program, sarana prasarana merupakan salah satu hal yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan suatu program. Dalam usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras yang pelaksanaannya berupa kegiatan pertemuan, sarana prasarana yang dibutuhkan terdiri dari tempat dan beberapa penunjang lain. Hal ini disampaikan oleh “SW” yang merupakan salah satu pengurus UEP, “Ya itu mbak, Cuma alat-alat administrasi kayak bolpen, buku pinjaman , buku tabungan, dan buku-buku laporan lainnya. Selain itu juga tempatnya kita gilir berdasarkan siapa yang dapat arisan bulan ini ya bulan depan dia yang ketempatan untuk pertemuan selanjutnya. Kan kalo yang namanya pertemuan ya setidaknya ada konsumsi kan mbak. Nah kalo itu yang nyediain ya yang ketempatan itu” CW-4 Senada, menurut “DJ” yang juga merupakan pengurus menambahkan, “Ya yang dibutuhkan dalam mendukung kegiatan dari sarana prasarananya ya tempat yang sistemnya bergilir, administrasi yaitu atk” CW-1 P enyataan tersebut di perkuat oleh pendapat “SP” yang merupakan anggota, 75 Ya ada tempat, tikar, snack, buku tabungan, dan buku-buku yang lainnya mbak” CW-2 Anggota lainnya yaitu “SD” mengungkapkan, “Tempat mbak, kalo yang kejatahan dapat arisan ya bulan depan yang punya rumah ketempatan. Kan nanti yang nanggung makanan dan minumannya juga dari yang punya rumah” CW-3 Hal tersebut diperkuat oleh “NG” salah satu anggota turut mengungkapkan, “Iya tempat untuk pertemuan itu kan berdasarkan siapa yang dapat arisan sebelumnya. Nah nanti yang punya tempat itu juga setidaknya nyediain minum sama makanan kecil-kecilan mbak. Selain itu juga itu kan ada pengurus yang bawa buku-buku mulai dari buku arisan, nabung, simpan pinjam, iuran dan lainnya mbak” CW-7 Sarana prasarana merupakan sesuatu yang bisa dimanfaatkan sebagai alat dan penunjang untuk mencapai tujuan. Yang dimanfaatkan sebagai alat dan penunjang kegiatan pertemuan UEP di Dusun Blendung terdiri atas sarana berupa perlengkapan administrasi seperti buku-buku penunjang yang terdiri dari buku tabungan, buku simpan pinjam, buku arisan, bolpoin dan lainnya. Selain itu juga dibutuhkan konsumsi berupa snack dan minum yang disediakan oleh tuan rumah. Prasarana yang digunakan berupa rumah anggota UEP yang dijadikan tempat berlangsungnya kegiatan pertemuan rutin dengan sistem bergilir dan yang mendapatkan jatah di dasarkan pada yang bulan sebelumnya mendapat arisan. Selama pertemuan berlangsung, berisi kegiatan-kegiatan yang sifatnya umum, seperti yang disampaikan oleh “DJ” berikut ini, 76 “Kegiatannya dimulai dari menyanyikan lagu Mars P2WSS Sumbersari dan Lansia Sehat, sambutan tuan rumah, sambutan ketua BKL, Kegiatan arisan, simpan pinjam dan terakhir laporan-laporan keuangan. Selain itu juga selama kegiatan berlangsung juga dilakukan kegiatan jual beli yang dilakukan sesama anggota. Nah kalo pas ketemu begini juga jadi kesempatan untuk saling tukar pikiran dan informasi seputar usaha masing- masing”CW-1 Sama halnya, “SW” yang juga merupakan pengurus mengungkapkan, “Ya mulai dari nyanyi, sambutan-sambutan terus juga ada kegiatan arisan, nabung, simpan pinjam dan yang paling penting juga laporan-laporan administratif. Nah kemarin mbaknya juga lihat kana da yang jualan kebutuhan sehari-hari waktu pertemuan. Itu merupakan usaha kita meningkatkan ekonomi lansia dan kel uarga mbak” CW-4 Hal senada diperkuat oleh “SP”, yaitu, “Ya biasanya sih kita nyanyi bareng-bareng dulu mbak, setelah itu yang punya rumah sama ketuanya ngomong nah setelahnya baru kita bayar pinjaman, arisan dan tabungan. Tapi biasanya sebelum pulang bu djumanah menyampaikan informasi dan kita suka ngobrol sama yang lainnya kalo lagi ada masalah sama usaha kita. Kan kadang yang begitu itu yang lainnya bisa bantu nyari jalan keluar e mbak” CW-2 Pernyataaan yang sama juga disampaikan oleh “SD” yakni, “Ya mulai dari nyanyi mbak. Seneng itu mbak kita diajak nyanyi bareng. Kemudian yang punya rumah menyambut kita dan yang pasti itu bayar pinjaman kemudian setor tabungan sepuluh ribu rupiah” CW-3 Adapun “NG” yang juga merupakan anggota menyampaikan, “Biasanya dimulai dengan menyanyi, terus ada sambutan-sambutan yang punya rumah sama perwakilan pengurus, kita juga dipersilahkan makan suguhan yang sudah disediakan yang punya rumah. Terakhir ya kita setor tabungan, arisan, buka arisan, bayar pinjaman dan yang terakhir laporan keuangan dari bendahara” CW-7 Dari hasil wawancara, observasi yang dilakukan peneliti serta dokumentasi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pertemuan dimulai dengan 77 pembukaan, menyanyikan lagu P2WSS Sumbersari dan lagu Lansia Sehat, sambutan tuan rumah yang menjadi tempat pertemuan, sambutan ketua BKL Mugi Waras, kegiatan menabung, kegiatan arisan, kegiatan simpan pinjam, laporan keuangan oleh bendahara, saling tukar informasi dan tukar pikiran, dan terakhir adalah penutup. Pokok dari pelaksanaan usaha ekonomi produktif adalah kegiatan simpan pinjam yang dilakukan oleh anggota. Simpan pinjam tersebut berjalan melalui sistem peminjaman modal yang terinci dengan menggunakan pembukuan administrasi. Seperti yang diungkapkan oleh “DJ”, “Dimulai dari pinjaman modal yang diangsur sebanyak 5 kali, dengan bunga 1 setiap satu bulan. Nah bunga yang sudah terkumpul itu nanti setiap akhir tahun dikumpulkan dan 50 masuk modal, 15 digunakan untuk operasional seperti rapat atau seragam, 10 untuk pengurus dan 25 masuk anggota” CW-1 Hal senada diungkapkan oleh “SW”, bendahara UEP yakni, ”Kalo itu kita batasi 5 kali lunas dengan total bunga 5 selama 5 bulan untuk pinjaman” CW-4 Diperkuat dengan pendapat “SP” anggota UEP yang menyatakan: “Ya awalnya kita dikasih tau kalo kita boleh pinjam tapi ya dalam waktu 5 bulan harus sudah lunas” CW-2 Senada, anggota lain yaitu “SD” mengungkapkan, “Kita dikasih pinjaman dan setiap bulannya nyaur mbak. Kalo bunganya sih ya saya gak paham mbak, tapi dapat pinjaman saja saya sudah senang sekali mbak” CW-3 Melalui hasil wawancara, NG yang merupakan anggota UEP menyampaikan, 78 “Diangsur selama lima bulan dengan bunga satu persen. Misalnya pinjam Rp.2000.000 ya setor perbulannya Rp.420.000” CW-7 Pada dasarnya peminjaman modal berjalan dengan melibatkan pengurus dan anggota, menggunakan sistem pinjaman modal dengan batas waktu pelunasan selama lima bulan dan potongan 1 setiap bulan serta di angsur sebulan sekali ketika ada pertemuan UEP. Dalam melaksanakan program usaha ekonomi produktif, dilakukan beberapa usaha sebagai upaya meningkatkan kualitas program. Upaya yang dilaksanakan dengan aktif diberbagai kegiatan pameran dan memberikan pelayanan yang terbaik ketika ada kunjunga dari pemerintah maupun tamu lainnya. Pernyataan ini disampaikan oleh “DJ” selaku pengurus, yakni : “Berusaha agar anggota selalu tertib, selain itu juga aktif ikut pameran contohnya aja waktu hari jadi kabupaten Sleman kita memamerkan dan menjual hasil karya lansia seperti bros plas tik bekas” CW-1 Pengurus lain yaitu “SW” juga mengungkapkan, “Ya kalo pas ada kunjungan kita tampilkan apa saja hasil dari ekonomi produktif lansia seperti waktu ada kunjungan yang jualan apem kita tampilkan, terus kemarin juga ada yang buat tempat tisu dan kerajinan itu juga kita tampilkan” CW-4 Pernyataan senada diungkapkan oleh “SP” yang menyebutkan, “Kalo ada pameran dari pemerintah saya suka diajak mbak. Sekalian saya bisa jual tempe- tempe saya juga” CW-2 Pernyataan tersebut diperkuat oleh “SD” selaku anggota UEP, “Ya kalo saya sih biasanya ikut kegiatan pameran sama kalo ada kunjungan dari pemerintah atau tamu itu ada yang beli kasur-kasur saya. Itu juga ada yang mblanjani guling” CW-3 79 Dalam hal ini, “NG” salah satu anggota menyatakan pendapatnya mengenai tindak lanjut untuk meningkatkan kualitas program, “Kalo ada kunjungan dari pemerintah itu mbak suka pada lihat lele-lele saya. Kalo saya ya sebisa mungkin biar usaha lelenya tambah baik saya telateni ternaknya mbak” CW-7 Dalam meningkatkan kualitas program usaha ekonomi produktif, dilakukan beberapa upaya yang diharapkan mampu meningkatkan kualitas program yaitu adanya kerjasama yang baik antara anggota dan pengurus dalam pelunasan pinjaman modal serta aktif di berbagai pameran usaha ekonomi produktif yang diselenggarakan pemerintah. Suatu pelaksanaan program tidak terlepas dari evaluasi dimana berperan untuk memberikan penilaian terhadap keberhasilan program. Evaluasi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras dilakukan oleh dinas-dinas terkait seperti yang disampaikan oleh “DJ” selaku pengurus BKL Mugi Waras. “Kalo selama ini sih belum mbak soalnya kan kalo dilihat dari masalah-masalah yang ada selama melakukan pekerjaan dan usaha itu sifatnya lebih berbeda-beda. Yang wajib setelah pelaksanaan itu ya cuman nyerahin laporan perkembangan UEP ini ke dinas perekonomian, kelurahan sama kecamatan mbak. Nah kalo dulu sifatnya triwulan tapi tahun 2017 ini diganti per enam bulan sekali. ” CW-1 Sependapat, menurut “SW” selaku pengurus BKL Mugi Waras, “Wah kalo yang begituan kita gak ada mbak. Ya evaluasinya apa ya mbak. Gak ada wong kalo kita ada masalah ya pas pertemuan- pertemuan lansia itu gunanya buat ngobrol bareng dan cari jalan keluarnya bersama-sama. Tapi ya kalo evaluasi dari pengurus kita gak 80 ada mbak. Ya belum ada lah mbak kan kita gak tau kedepannya gimana ya. ” CW-4 Dalam pelaksanaannya, tidak ada evaluasi khusus yang dilakukan pengurus maupun anggota. Adapun bentuk lain dari penilaian yaitu laporan berkala yang dilakukan pengurus kepada dinas pemerintahan terkait yaitu Dinas Perekonomian Kabupaten Sleman, Desa Sumbersari dan Kecamatan Moyudan.

2. Manfaat Pelaksanaan Program Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELOMPOK DALAM PROGRAM BINA KELUARGA LANSIA (BKL) DI KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG.

0 1 23

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PENDAMPINGAN DESA MANDIRI DAN PRODUKTIF DI DUSUN GAMPLONG 1 DESA SUMBER RAHAYU KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA.

3 17 234

TENUN RAINBOW SETAGEN KOMUNITAS DREAMDELION YOGYAKARTA DI DUSUN SEJATI DESA, SUMBERARUM, MOYUDAN, SLEMAN, YOGYAKARTA.

2 14 334

PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) SRIKANDI DI DUSUN GAMOL, DESA BALECATUR, GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA.

0 3 184

EFEKTIVITAS PROGRAM BINA KELUARGA LANSIA (BKL) DALAM MEMBINA LANSIA DI KECAMATAN GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 5

HUBUNGAN POLA MAKAN FAST FOOD DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA PRODUKTIF DI DUSUN TEGAL NGIJON SUMBER AGUNG MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA

0 2 12

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERASAAN KESEPIAN PADA USIA LANJUT DI PADUKUHANTIWIR SUMBERSARI MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perasaan Kesepian pada Usia Lanjut di Padukuhan Tiwir Sumbersari Moyudan Slema

0 0 13

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DUSUN KRODAN MAGUWOHARJO DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kejadian Insomnia pada Lansia di Dusun Krodan Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta Tahu

0 0 19

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI DUSUN CELUNGAN SUMBERAGUNG MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur pada Lansia di Dusun Celungan Sumberagung Moyidan Sleman Yogyakarta -

0 0 12

ANALISIS KOMPARATIF USAHA TANI IKAN PENGGUNA PAKAN ALAMI, ALTERNATIF, DAN PELET DI DESA SUMBERSARI, MOYUDAN, SLEMAN

0 0 119