Faktor Penghambat Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Pelaksanaan Program

85 Sehingga meskipun usia sudah tua, lansia di Dusun Blendung mampu menciptakan kemandirian untuk dirinya sendiri bahkan anggota keluarga lainnya.

3. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Pelaksanaan Program

Usaha Ekonomi Produktif Oleh Bina Keluarga Lansia Mugi Waras Pelaksanaan program usaha ekonomi produktif oleh BKL Mugi Waras pengurus maupun anggota mengalami hambatan maupun dukungan yang turut mempengaruhi keberhasilan program yang terdiri sebagai berikut:

a. Faktor Penghambat

Dalam melaksanakan program, temuan di lapangan menunjukkan adanya hambatan-hambatan yang dialami oleh pengurus maupun anggota UEP yang disampaikan oleh “DJ” selaku pengurus, “Ya kalo ada yang kurang beres ada anggota yang tidak bisa memenuhi pelunasan dengan tepat waktu, tapi ya kita targetnya kan 5 bulan lunas, Paling ada yang pertemuan kelima belum lunas, nah kalo ada yang belum lunas di bulan kelima, untuk pinjaman selanjutnya dikurangi kurangan di pinjaman yang sebelumnya. Faktor penghambat lainnya yaitu kita juga masih kekurangan modal” CW-1 Diungkapkan juga oleh “SW”, “Kalo penghambat yang fatal gak ada. Tapi ya cuma kadang ada simbah yang pinjam modal tapi mengembalikannya tidak tepat waktu. Tapi ya paling dari satu kelompok yang kurang tepat waktu hanya satu sampai dua orang saja. Nah jalan keluarnya ya kalo ada yang belum lunas tepat waktu padahal udah 5 bulan, untuk pinjaman berikutnya dikurangi kekurangan sebelumnya. Tapi jumlah ngangsurnya tetap sesuai dengan pinjaman yang berikutnya” CW-4 86 Masih berkaitan dengan hambatan utama yaitu kekurangan modal, hal ini disampaikan oleh “SP” anggota UEP, yakni: “Ya sebenarnya masih kekurangan modal mbak tapi ya gimana lagi karena yang ikut juga banyak akhirnya kita pinjam seadanya. Selain itu juga saya bingung, bisa bikin banyak tempe tapi bingung mau dijual kemana. Paling mentok ya dititipkan ke warung dan kalo pas ada yang mau punya acara biasanya pada pesen sampai sepuluh kilo. Sebenarnya saya butuh orang- orang yang bisa membantu saya jual tempe- tempe saya mbak” CW-2 Pernyataan tersebut diperkuat oleh salah satu anggota yaitu “NG” mengungkapkan, “Kendalanya saya gak bisa ikut pertemuan setiap saat mbak karena ada tanggungan cucu dirumah. Tapi biasanya kalo saya gak berangkat urusan simpan pinjam dan lainnya saya nitip sama tetangga mbak. Selain itu juga saya sebenarnya butuh pendampingan usaha ekonomi produktif ini biar kalo ada masalah saya bisa minta jalan keluarnya. Kekurangan modal juga mbak. Cuma bisa pinjam dua juta yang hanya bisa memelihara dua ribu lele” CW-7 Selain itu, hambatan lain juga dirasakan oleh anggota usaha ekonomi produktif lainnya, seperti yang disampaikan oleh “SD”, “Ya kalo penghambat paling cuma pas lagi gak ada uang pernah mbak gak bisa bayar angsuran yang ketiga. Tapi syukurnya pengurusnya pada mengerti mbak. Tapi ya pas pertemuan selanjutnya ndilalah saya ada uang terus saya bayar dobel mbak” CW-3 Senada, ham batan lain juga di rasakan oleh salah satu anggota yaitu “BA” menyatakan, “Kalo penghambatnya cuaca. Kalo cuacanya buruk ya itu mempengaruhi kesehatan itik itu sendiri. Kalo kesulitan di usaha ekonomi produktif lansia untuk saat ini kita malah jarang bisa ketemu karena walaupun kita sudah tua kan kita juga punya kesibukan masing-masing mulai dari ternak lele, gurameh, ayam, jualan dan juga yang lainnya. Yang pasti kalo kita saling tukar fikiran tentang usaha kita ya waktunya di pertemuan yang tanggal 18 itu. Kalo itu kan pasti semua anggota pasti datang kecuali yang 87 berhalangan. Kalo yang mendampingi untuk ekonomi produktif ini kurang. Karena apa? Ya karena mengingat yang didepan itu dari dinas peternakan atau pertanian kan ya jarang turun” CW-5 Hambatan-hambatan yang dirasakan selama mengikuti pelaksanaan kegiatan usaha ekonomi produktif menjadi salah satu acuan untuk anggota dan pengurus untuk terus berusaha memperbaiki dan meningkatkan kualitas baik dari segi internal maupun eksternal. Dari beberapa pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulan, faktor-faktor penghambat pelaksanaan kegiatan usaha ekonomi produktif, antara lain: 1. Faktor internal usaha yang ditekuni anggota UEP Faktor internal terdiri dari hambatan yang berasal dari masing-masing usaha dan jenis pekerjaan yang ditekuni oleh lansia. Hal ini dirasakan oleh masing-masing lansia. Selain itu, faktor penghambat juga dirasakan oleh lansia ketika ada tanggungjawab dalam urusan keluarga yang bersamaan dengan kegiatan usaha ekonomi produktif sehingga lansia harus memilih mana yang lebih prioritas saat itu juga. 2. Kekurangan modal Kekurangan modal hampir dirasakan oleh semua lansia yang mengikuti program usaha ekonomi produktif yang berupa simpan pinjam. Keterbatasan pinjaman untuk modal menjadikan lansia harus bijak dalam memanfaatkan uang pinjaman untuk tambahan modal usaha. 88 3. Keterlambatan dalam mengangsur dan melunasi keterbatasan pinjaman Masing-masing lansia memerlukan modal dan memiliki pendapatan yang berbeda-beda dalam menjalankan usaha dan pekerjaannya. Hal ini yang menjadi pertimbangan pengurus untuk menentukan jumlah pinjaman masing- masing anggota yang disesuaikan dengan kemampuan lansia untuk menganggsur pinjaman. 4. Kurangnya pendampingan Keterbatasan waktu pengurus mengakibatkan para kader tidak bisa maksimal dalam mendampingi usaha yang dijalankan oleh para lansia di Dusun Blendung. Oleh karena itu peran pengurus hanya memfasilitasi dan menjembatani lansia untuk mengembangkan usahanya. 5. Kurangnya pemasaran Kurangnya relasi dalam menjual hasil usaha menjadi salah satu hambatan lansia untuk meningkatkan pendapatan. Hal ini disampaikan oleh beberapa lansia yang bisa memproduksi banyak hasil usahanya meskipun mengalami hambatan dalam hal pemasaran. 89

b. Faktor Pendukung

Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELOMPOK DALAM PROGRAM BINA KELUARGA LANSIA (BKL) DI KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG.

0 1 23

PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PENDAMPINGAN DESA MANDIRI DAN PRODUKTIF DI DUSUN GAMPLONG 1 DESA SUMBER RAHAYU KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA.

3 17 234

TENUN RAINBOW SETAGEN KOMUNITAS DREAMDELION YOGYAKARTA DI DUSUN SEJATI DESA, SUMBERARUM, MOYUDAN, SLEMAN, YOGYAKARTA.

2 14 334

PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) SRIKANDI DI DUSUN GAMOL, DESA BALECATUR, GAMPING, SLEMAN, YOGYAKARTA.

0 3 184

EFEKTIVITAS PROGRAM BINA KELUARGA LANSIA (BKL) DALAM MEMBINA LANSIA DI KECAMATAN GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 5

HUBUNGAN POLA MAKAN FAST FOOD DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA USIA PRODUKTIF DI DUSUN TEGAL NGIJON SUMBER AGUNG MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA

0 2 12

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERASAAN KESEPIAN PADA USIA LANJUT DI PADUKUHANTIWIR SUMBERSARI MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perasaan Kesepian pada Usia Lanjut di Padukuhan Tiwir Sumbersari Moyudan Slema

0 0 13

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DUSUN KRODAN MAGUWOHARJO DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kejadian Insomnia pada Lansia di Dusun Krodan Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta Tahu

0 0 19

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI DUSUN CELUNGAN SUMBERAGUNG MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur pada Lansia di Dusun Celungan Sumberagung Moyidan Sleman Yogyakarta -

0 0 12

ANALISIS KOMPARATIF USAHA TANI IKAN PENGGUNA PAKAN ALAMI, ALTERNATIF, DAN PELET DI DESA SUMBERSARI, MOYUDAN, SLEMAN

0 0 119