Kaitan Ujungan dengan Upacara Minta Hujan

42 42

C. Kaitan Ujungan dengan Upacara Minta Hujan

Ujungan adalah media ungkap suasana batin sebuah komunitas masyarakat tentang keinginan akan turunnya hujan. Sebagai komunitas petani tradisional, masyarakat desa Gumelem Kulon tentu saja sangat membutuhkan datangnya hujan untuk mengairi sawah yang menjadi sumber penghidupan. Apabila musim kemarau terlalu panjang, akibat yang segera dapat dirasakan adalah penderitaan yang diakibatkan oleh kekeringan yang melanda seluruh desa. Masyarakat Gumelem Kulon merasakan penderitaan akibat kekeringan sebagai cobaan Tuhan yang dirasakan seluruh warga. Peristiwa kekeringan telah membuat masyarakat seringkali merasa frustasi sehingga memungkinkan terjadinya emosi yang tidak terkendali diantara warga, terutama berkaitan dengan pembagian air gunung yang mengalir kecil sehingga tidak cukup untuk mengaliri sawah. Apabila emosi antar warga sudah tidak terkendali sangat mungkin terjadi perkelahian antar warga yang berebut air. Ujungan menggambarkan perkelahian antara dua kelompok. Penggambaran perkelahian dilakukan secara nyata dalam bentuk adu fisik menggunakan ujung atau rotan sebagai alat pemukul. Namun demikian sebagai bentuk seni sekaligus olahraga tradisional, di dalamnya terdapat aturan-aturan main yang harus disepakati oleh kedua belah pihak yang saling berhadapan. Peraga ujungan tidaka dapat sembarang memukul lawan. Peraga ujungan hanya diperbolehkan memukul mulai dari pusar kebawah sampai kemata kaki. Didalam pelaksanaan ujungan juga terdapat wlandang wasit yang bertugas mengatur jalannya pertandingan. Wlandang lah yang 43 43 bertanggung jawab memimpin pertadingan, menjadi sang pengadil yang berhak menentukan siapa kalah dan siapa yang menang. Secara filosofis, ujungan adalah bentuk visualisasi dari keadaan batin masyarakat desa Gumelem Kulon mengenai jeritan hati atas penderitaan yang dialami sebagai akibat terjadinya kemarau panjang. Masyarakat Gumelem Kulon memiliki kepercayaan dengan mengadakan adu kekuatan melalui ujungan maka Tuhan Semesta Alam akan menyaksikan betapa penderitaan akibat kekeringan telah menjadikan menusia saling bertarung satu sama lain demi mempertahankan hidup masing-masing. Dengan demikian Tuhan akan memberikan kemurahan kepada manusia berupa hujan yang sangat dibutuhkan untuk mengairi sawah. Dengan melihat lebih jauh mengenai pelaksanaan ujungan, maka dapar diperoleh gambaran bahwa pelaksanaan ujungan bukanlah kegiatan fisik semata. Di dalamnya terdapat dua hal penting yaitu secara fisik berupa perpaduan antara olahraga dan seni, sementara ditinjau dari sudut metafisika merupakan kegiatan ritual tradisional sehubungan dengan kemarau panjang yang melanda desa Gumelem Kulon dan sekitarnya. Kegiatan ritual tradisional yang dilaksanakan melalui berupa datangnya hujan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup masyarakat yang bersangkutan. Pelaksanaan ujungan pada prinsipnya sebuah media ungkap kehendak manusia agar Tuhan mengabulkan sebuah permintaan atau cita-cita. Dengan demikian ujungan dapat dikatakan merupakan cara lain dari kelompok masyarakat di desa Gumelem Kulon dalam melaksanakan doa kepada Tuhan 44 44 dengan harapan cita-cita atau keinginannya terwujud. Adapun doa yang dipersembahkan kepada Tuhan adalah permintaan akan datangnya hujan yang berguna untuk kelestarian hidup di dunia.

D. Penyelenggaraan Ujungan