Bela Diri dalam Kehidupan Masyarakat

15 15 inilah masyarakat tradisional melakukan tindakan-tindakan simbolis yang bermakna sebagai bentuk persembahan seluruh jiwa dan raga terhadap Sang Pencipta Hastanto,1990:7. Berdasarkan uraian mengenai upacara tradisional dalam sistem religi bahwa upacara-upacara ritual yang dilaksanakan oleh komunitas masyarakat tradisional tidak lepas adanya pemahaman terhadap mitos- mitos dalam kehidupan sosial mereka. Dalam upacara-upacara dibutuhkan kekuatan-kekuatan supranatural yang diwujudkan melalui kesenian sebagai media ungkap.

D. Bela Diri dalam Kehidupan Masyarakat

Dalam kehidupan masyarakat tradisional di Indonesia dikenal berbagai ilmu bela diri yang digunakan untuk pertahanan diri seseorang menghadapi serangan lawan secara fisik. Salah satu ilmu bela diri yang dikenal secara luas adalah pencak silat yang merupakan cabang ilmu bela diri tradisional Mulyono,1998:1. Di dalam pencak silat diajarkan cara-cara menghadapi lawan baik dengan tangan kosong, senjata tajam, dan senjata tumpul. Menghadapi lawan dengan tangan kosong adalah menggunakan daya kekuatan fisik tanpa menggunakan alat bantu berupa senjata. Senjata tajam yang lazim digunakan dalam pencak silat ialah belati, trisula, pedang, clurit atau rambik, dan golok. Sedangkan senjata tumpul yang biasa digunakan ialah 16 16 tongkat pendek disebut pentungan, kenut atau stick dan tongkat panjang atau toya Pinandita,1995:10. Dalam beladiri sering diikuti dengan pelajaran tenaga dalam. Barthano 1995:12 menyebutkan bahwa dari kenyataan-kenyataan yang ada dalam sejarah, maka tenaga sakti yang lebih populer dengan sebutan tenaga dalam senantiasa merupakan bahan perbincangan yang tiada habis-habisnya, baik di kalangan persilatan, kalangan kebatinan dan sebangsanya maupun di kalangan orang biasa; karena ilmu ini memiliki suatu kaluarbiasaan yang tiada taranya dan juga menunjukan kamurniannya. Setiap orang memiliki tenaga dalam. Aliran tenaga itu terdapat pada setiap manusia, hanya karena si manusia tidak mangetahui adanya aliran itu; tidak mengetahui cara membangkitkan; tidak “secara sadar”, maka seakan-akan aliran tenaga luar biasa tersebut tidak memilki fungsi yang sebagaimana mestinya. Dalam prakteknya pencak silat tidak terbatas hadir sebagai cara mempertahankan diri saja, melainkan juga menjadi seni pertunjukan. Pencak silat dalam seni pertunjukan rakyat dimunculkan melalui stalisasi menjadi semacam bentuk gerak tari maupun ditampilkan secara langsung dalam bentuk gerakan bela diri. Unsur-unsur gerak tari jaipong di Sunda dan atraksi pada kesenian aksi mudha dan ujungan di Banyumas adalah gerakan-gerakan silat tidak secara langsung ditampilkan secara wantah, namun dikombinasikan dengan bentukgerak-gerak tari tertentu sehingga lebih terkesan sebagai suatu gerak tarian Depdikbud,1995:1. 17 17 Berdasarkan kesimpulan mengenai unsur bela diri dalam kehidupan masyarakat bahwa bela diri yang digunakan untuk pertahanan diri seseorang menghadapi serangan lawan secara fisik baik dengan tangan kosong, senjata tajam, dan senjata tumpul. Selain itu juga memerlukan teknik-teknik tenaga dalam contohnya pencak silat sebagai bekal untuk memepertahankan diri. 18

BAB III METODE PENELITIAN