Kesenian Tradisional LANDASAN TEORI

9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kesenian Tradisional

Sedyawati 1981:48 mengatakan bahwa istilah tradisional dapat diartikan segala sesuatu yang sesuai dengan tradisi, sesuai dengan kerangka pola-pola bentuk maupun penerapan yang selalu berulang. Istilah tradisi sering kali dikatakan dengan pengertian kuno atau sesuatu yang bersifat luhur sebagai warisan nenek moyang. Menurut Shils dalam Sedyawati, 1981:3-4 arti yang paling dasar kata tradisi berasal dari kata traditium adalah sesuatu yang diberikan atau diteruskan dari masa lalu ke masa kini. Pengertian tradisi meliputi semua kehidupan yang berpedoman ketat pada hal-hal yang sudah-sudah dan aliran-aliran yang telah ditentukan oleh angkatan-angkatan sebelumnya. Tradisi bisa dikatakan suatu situasi proses sosial yang unsur-unsurnya diwariskan atau diturunkan dari angkatan yang satu ke angkatan yang lain Humardini, 1982:2. Kesenian tradisional atau bisa dikatakan kesenian asli Indonesia terbagi menjadi berpuluh kesenian daerah yang terdiri dari kesenian tradisional rakyat dan kesenian tradisional klasik. Kesenian rakyat berkembang secara beragan di desa-desa, sedangkan kesenian klasik berkembang terutama di pusat-pusat pemerintahan kerajaan di Indonesia. Kesenian tradisional itupun mungkin ada dalam bentuk sederhana pada 10 10 suku bangsa terasing berupa kesenian lokal atau pada daerah perbatasan Rohidi, 1987:6. Sachs dalam Jazuli, 1994:36 mengatakan bahwa kesenian tradisional tari memiliki fungsi untuk tujuan magis dan tontonan. Tujuan magis maksudnya adalah lingkungan, seperti mendatangkan hujan, memperoleh kesejahteraan dan ketentraman hidup bebas dari penyakit, selamat dari rencana kehidupan pribadi dan sebagainya. Fungsi tontonan adalah untuk hiburan atau santapan estetis merupakan perkembangan fungsi magis. Berdasarkan urauian di atas dapat disimpulkan bahwa kesenian tradisional adalah kesenian yang lahir karena adanya dorongan emosi atas dasar pandangan hidup dan kepentingan-kepentingan masyarakat pendukungnya dengan kaidah-kaidah yang turun-temurun.

B. Fungsi Sosial Kesenian