Pendidikan Gambaran Umum Desa Gumelem Kulon

36 36 yang sangat diperlukan untuk pengolahan lahan pertanian yang menjadi penghidupan sehari-hari.

4. Pendidikan

Warga usia sekolah di desa Gumelem Kulon berjumlah jiwa yang terdiri atas sebagian dari usia antara 5 – 19 tahun. Dari keseluruhan warga usia sekolah itu tersebar mlai tingkat Sekolah Dasar SD, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP, Sekolah Menengah Umum SMU, Sekolah Menengah Kejuruan SMK, Akademi, dan Perguruan Tinggi. Berdasarkan data pada Monografi Desa Gumelem Kulon tahun 2008 tingkat pendidikan warga desa Gumelem Kulon adalah sebagai berikut : Tabel 3 Data Pendidikan Penduduk Desa Gumelem Kulon Tahun 2008 Tingkat Pendidikan Jumlah a. b. c. d. e. f. g. SD SLTP SMUSMK AkademiPerguruan Tinggi Tidak Tamat SD Belum Tamat SD Tidak Sekolah 2.015 jiwa 475 jiwa 127 jiwa 64 jiwa 761 jiwa 981 jiwa 315 jiwa Jumlah 4.689 jiwa Sumber : Monografi Desa Gumelem Kulon Tahun 2008 Di desa Gumelem Kulon terdapat tiga sekolah dasar dan satu SLTP. Ketiga SD tersebut yaitu SD Gumelem Kulon I, SD Gumelem Kulon II dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri MIN Gumelem Kulon. Adapun SLTP Negeri I Susukan. Dengan kondisi demikian bagi warga yang akan 37 37 melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi akan melaksanakannya di tempat lain, missal SMU Negeri Klampok, Unsoed Purwokerto dan lain-lain. Berdasarkan data tabel 3 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan masyarakat desa Gumelem Kulon cenderung masih rendah, yaitu dari jumlah keseluruhan penduduk 9.803 jiwa, 2.015 jiwa diantaranya hanya lulus SD dan 315 jiwa tidak sekolah. Rendahnya tingkat pendidikan merupakan salah satu pemicu bagi rendahnya tingkat perkembangan pola pikir ke arah modernisme, sehingga paling tidak hingga saat sekarang pola kehidupan tradisional masih cukup lekat dalam diri masyarakat desa Gumelem Kulon. Dalam kaitannya dengan keberadaan ujungan, sesuai dengan awal perkembangannya bahwa ujungan lahir dalam lingkungan masyarakat yang berpola pikir tradisional. Dengan demikian masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat desa Gumelem Kulon merupakan salah satu penyebab yang menjadikan tradisi ujungan masih terus berlangsung.

5. Mata Pencaharian