3. Faktor-Faktor untuk Menilai Tingkat Kesehatan Bank.
a. Faktor Permodalan
Capital
Modal merupakan faktor yang penting dalam rangka pengembangan usaha dan untuk menampung resiko kerugiannya. Modal berfungsi untuk
membiayai operasi, sebagai instrument untuk mengantisipasi rasio dan sebagai alat untuk ekspansi usaha. Penelitias aspek permodalan suatu bank
lebih dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana atau berapa modal bank tersebut lebih memadai untuk menunjang kebutuhan Merkusiwati, 2007.
Menurut peraturan Bank Indonesia No.91PBI2007 tentang sistim Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum berdasarkan prinsip syariah “ Penilaian permodalan dimaksudkan untuk menilai kecukupan modal bank
dalam mengamankan eksposur risiko posisi dan mengantisipasi eksposur risiko yang akan muncul
”. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk menilai faktor permodalan adalah
Capital Adequacy Ratio
CAR. Berdasarka surat edaran BI No. 924DPbs2007 tujuan rasio CAR adalah
untuk mengukur kecukupan modal bank dalam menyerap kerugian dan pemenuhan ketentuan CAR yang belaku. Bank wajib memelihara rasio
kewajiban penyediaan modal minimum. b.
Faktor Kualitas aset
Asset Quality
Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk mengevaluasi kondisi aset bank kecukupan manajemen risiko kredit Bank Indonesia, 2004. Aspek ini
menunjukkan kualitas aset sehubungan dengan risiko kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit dan investasi dana bank pada portofolio yang
commit to user
berbeda. Setiap penanaman dana bank dalam aktiva produktif dinilai kualitasnya dengan menentukan tingkat kolektibilitas yaitu apakah lancar,
kurang lancar, diragukan atau macet. Pembidaan tingkat kolektibilitas tersebut diperlukan untuk mengetahui besarnya cadangan minimum
penghapusan aktiva produktif yang harus disediakan oleh bank untuk memutupi risiko kemungkinan kerugian terjadi Kuncoro, 2002.
Dalam penilitian ini rasio yang digunakan untuk menilai faktor kualitas aset adalah rasio
Non Performing Financing
NPF. Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank termasuk antisipasi atas
resiko gagal bayar dari pembiayaankredit yang akan mincul. Berdasarka surat edaran BI No. 924DPbs2007 tujuan dari rasio NPF adalah untuk
mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank. Semakin tinggi rasio NPF, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah
semakin buruk.. c.
Faktor Rentabilitas
Earnings
Penilaian Earning dimaksudkan untuk mengevaluasi kondisi dan kemampuan earning atau rentabilitas bank dalam mendukung kegiatan
operasional dan permodalan. Earning digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menetapkan harga yang mampu menutup seluruh
biaya. Laba memungkinkan bank untuk bertumbuh, laba yang dihasilkan secara setabil akan memberikan nilai tambah Bank Indonesia, 2004.
Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat ukur untuk menguku tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai bank yang bersangkutan.
commit to user
Selain itu rasio dalam kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank Dendawijay, 2003. Dalam penelitian ini rasio
rentabilitas yang digunakan adalah
Net Interest margin
NIM. NIM merupakan rasio antara pendapatan bunga terhadap rata-rata aktiva
produktif. Pendapatan diperoleh dari bunga yang diterima dari pi jaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari sumber dana yang
dikumpulkan. Untuk dapat meningkatkan perolehan NIM maka perlu menekan biaya dana, biaya dana adalah bunga yang dibayarkan oleh bank
kepada masing-masing sumber dana yang bersangkutan. Secara keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh bank akan mementukan berapa
porsen bank harus menetapkan tingkat bunga kredit yang diberikan kepada nasabah untuk memperoleh pendapatan netto bank. Dalam hal ini tingkat
suku banga menentukan NIM. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga
kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil Almilia dan Herdiningtyas, 2005.
d. Faktor Likuiditas
Liquidity
Penilaian likuiditas dimaksudkan untuk mengevaluasi kemampuan bank dalam memelihara tingkat likuiditas yang memadai dan kecukupan
manajemen risiko likuiditas Bank Indonesia, 2004. Analisis Likuiditas dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar kemampuan bank tersebut
mampu membayar utang-utangnya dan membayar kembali kepada deposannya serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa
commit to user
terjadi penangguhan Merkusiwati, 2007. Ketersediaan dana dan sumber dana bank pada saat ini dan dimasa yang akan datang, merupakan
pemahaman konsep likuiditas dalam indicator ini. Pengaturan likuiditas terutama dimaksudkan agar bank setiap saat dapat memenuhi kewajiban-
kewajibannya yang harus segera dibayar Kuncoro, 2002. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk menilai faktor likuiditas adalah
rasio
Financing to Deposit Rati
o FDR. Semakin tinggi rasio FDR akan memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan bank yang
bersangkutan hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk pembiayaan menjadi semakin besar.
D. Profitabilitas