Di Indonesia Bank Indonesia menetapkan angka ROA ≥ 2 agar sebuah bank dapat dikatakan sehat.
Return On Asset
ROA dipilih sebagai indikator pengukur kinerja keuangan perbankan karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya.
Analisis
profitabilitas
bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan,
assets
, maupun modal sendiri. Jadi hasil profitabilitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur
ataupun gambaran tentang efektivitas kinerja manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi perusahaan.
E. Capital Adequancy Ratio CAR
Capital Adequacy Ratio
CAR adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank.
Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kreditaktiva produktif yang berisiko.Jika nilai
CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
profitabilitas.Capital Adequacy Ratio
menurut Dendawijaya 2005 adalah Rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko kredit, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain ikut di biayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana
– dana dari sumber – sumber di luar bank, seperti perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain – lain. CAR merupakan indikator
terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian
– kerugian bank yang di sebabkan oleh aktiva yang berisiko. Ratio CAR merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan
bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional
bank. Semakin besar rasio tersebut akan semakin baik posisi modal Achmad dan Kusuno, 2003. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 1015PBI2008 pasal
2 ayat 1 tercantum bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8 dari aset tertimbang menurut risiko ATMR, CAR adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain ikut dibiayai dari modal
sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank PBI, 2008. Ratio merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank
dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Semakin
besar rasio tersebut akan semakin baik posisi modal Achmad dan Kusuno, 2003. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 1015PBI2008 pasal 2 ayat 1
tercantum bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8 dari aset tertimbang menurut risiko ATMR.
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan
commit to user
pada bank lain ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank PBI, 2008.
Capital AdequacyRatio
adalah kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan
kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap
besarnya modal Almilia, 2005. Perhitungan
Capital AdequacyRatio
didasarkan pada prinsip bahwa setiap penanaman yang mengandung risiko harus disediakan
jumlah modal sebesar persentase tertentu terhadap jumlah penanamannya. Sejalan dengan standar yang ditetapkan
Bank of International Settlements
BIS, seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum
sebesar 8 dari ATMR Kuncoro dan Suhardjono, 2002. Rumus
Capital Adequacy Ratio
CAR sebagai berikut:
Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
profitabilitas
.CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai
akibat dari kerugian – kerugian bank yang di sebabkan oleh aktiva yang berisiko.
commit to user
F. Non Performing Financial NPF