Ragam Hias Gebyok Kudus

commit to user 58 pengetahuan yang dimanfaatkan manusia untuk memperoleh pengetahuan tentang realitas dan keteraturan, dan 4 simbol ekspresif, simbol yang berkaitan dengan pengungkapan perasaan Subiyantoro, 2011:22 Makna simbol ragam hias pada gebyok rumah Kudus merupakan salah satu bagian dalam pembahasan penelitian ini, Dari paparan di atas dapat dirumuskan konsep makna simbol sebagai berikut. Makna simbol adalah persepsi terhadap pengertian yang diberikan subjek kepada suatu hal atau keadaan yang bersifat teraba, tercerap, umum, dan konkret yang merupakan pengantar pemahaman terhadap objek, yaitu ragam hias pada gebyok rumah Kudus.

2.3.3. Ragam Hias Gebyok Kudus

Padanan kata dari ragam hias adalah ornamen, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ornamen diartikan sebagai hiasan yang dibuat pada arsitektur, kerajinan tangan, lukisan, perhiasan dan sebagainya. Ragam hias setidaknya adalah sebagai sebuah bentuk hasrat sang seniman untuk mengeksplorasi kenyataan dalam bentuk abstrak dan geometri, seperti lekukan sederhana berbentuk bujur sangkar meander atau abstraksi tumbuhan yang melingkar atau binatang yang lebih rumit bentuknya yang banyak ditemui dalam karya seni atau produk lainnya Susanto, 2003:222. Pendapat lain mengatakan bahwa ragam hias adalah elemen-elemen dekorasi yang diperoleh dengan meniru atau mengembangkan bentuk-bentuk yang ada di alam dan divisualkan pada permukaan suatu benda. Pada dasarnya ragam hias berperan sebagai media untuk memperindah suatu karya. commit to user 59 Ia dapat memperindah benda pakai secara lahiriah, satu atau dua darinya memiliki nilai simbolik atau mengandung makna tertentu. Dalam penciptaan ragam hias tidak dapat dilepaskan unsur-unsur apa yang menjadi pendukung terjadinya bentuk-bentuk visual tersebut, di antaranya peran garis, bidang, tekstur dan warna Toekio, 1987:10. Spelt 1996:1 mengatakan bahwa kesesuaian ragam hias itu selalu dihubungkan dengan bentuk dan struktur objek yang dihiasi, sebagai pelengkap dari objek itu, dan tidak pernah melemahkan bahkan menambah nilai estetis dengan berbagai variasi bentuknya. Seni ragam hias bukan sesuatu yang bersifat sewenang- wenang; di samping tergantung kepada bentuk produk, ia juga dipengaruhi oleh sifat alami material yang dibuat, demikian juga halnya gaya atau cara di mana produk alami dibuat untuk ornamentasi oleh orang yang berbeda pada waktu yang berbeda. Seni ragam hias berkaitan erat dengan material, tujuan, bentuk, dan gaya. Bentuk ragam hias yang paling tua terdiri dari gambar geometris, lingkaran-lingkaran kecil, pita, garis luruslengkung dan sebagainya. Dengan kemajuan intelektual umat manusia, seniman memperoleh lebih banyak kecakapan teknis, dan mencoba untuk menggunakan obyek binatang, tumbuhan, dan akhirnya menggambarkan dirinya sendiri, untuk seni ragam hiasnya. Tumbuhan dan binatang sering dijadikan sebagai produk ragam hias yang dapat ditempuh dengan dua cara, pertama; dibentuk sesuai dengan wujud aslinya, yang disebut dengan ragam hias naturalistik, dan yang kedua, dalam suatu bentuk yang mencerminkan spirit waktu, religius atau gagasan commit to user 60 politis dari suatu masyarakat tertentu disebut dengan stylistic ornament . Masing-masing gaya memperlihatkan corak berbeda dan mempunyai bentuk ragam hias yang lebih disukai oleh masyarakat di mana ragam hias itu berkembang. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ragam hias pada dasarnya adalah sesuatu yang ditambahkan dengan maksud menambah keindahan pada suatu benda, dengan mengutamakan keserasian antara corak ragam hias dengan benda yang dihias sehingga dapat menambah nilai estetis benda yang dihias. Pada kesenian Indonesia, ragam hias juga bermakna simbolik, ragam hias tidak sekedar untuk memperindah suatu permukaan saja, tetapi juga mempunyai muatan-muatan simbolik yang berfungsi sebagai media bertutur untuk menyampaikan pesan tertentu yang berkaitan dengan sistem kepercayaan dan filosofi hidup masyarakatnya. Ragam hias tradisional Kudus banyak terdapat pada peninggalan- peninggalan sejarah terutama pada peninggalan arsitektur tradisional. Penerapan ragam hias banyak ditemukan pada bangunan rumah ibadah, makam-makam dan tempat tinggal. Penelusuran terhadap obyek-obyek yang masih ada dapat dijadikan sebagai rujukan dalam upaya pendalaman dan pemahaman tentang ragam hias dan penerapannya pada gebyok rumah Kudus. Gebyok rumah Kudus merupakan warisan budaya tradisional yang pada saat sekarang jumlahnya di Kudus sudah sangat berkurang dibandingkan dengan jaman masa kejayaannya dulu pada sekitar abad 18 M. Gebyok rumah Kudus beserta bagian-bagiannya yang sarat dengan ukiran tersebut, terus commit to user 61 diincar oleh para kolektor dalam dan luar negeri sehingga satu demi satu gebyok tersebut berpindah dari tempat asalnya di Kudus. Gebyok Kudus yang asli dahulunya hanya sebagai unsur arsitektur rumah adat Kudus yang berlokasi atau berada di Kudus Kulon di sekeliling Masjid Menara Kudus. Seiring dengan berjalannya waktu, karena adanya penjualan rumah Kudus, sehingga gebyoknya pun ikut terjual. Di samping itu, faktor lain seperti faktor usia gebyok, kondisi ekonomi pemiliknya sekarang dan kondisi sosial budaya yang sudah tidak sama lagi dengan waktu dulu semakin mempercepat kemungkinan punahnya keberadaan gebyok rumah Kudus tersebut. Berkurangnya gebyok rumah Kudus yang berukiran ragam hias dengan penuh makna simbol bagi kehidupan masyarakat Kudus, bisa mengakibatkan terjadinya kepunahan, sedangkan yang banyak dijumpai di Kudus sekarang ini merupakan hasil replika yang dibuat oleh para perajin gebyok. Ragam hias merupakan komponen produk seni yang ditambahkan atau sengaja dibuat untuk tujuan sebagai hiasan. Di samping sebagai penghias yang secara implisit menyangkut segi-segi keindahan, misalnya untuk menambah keindahan suatu barang supaya lebih bagus dan menarik, di samping itu dalam ragam hias sering ditemukan pula nilai-nilai simbol atau maksud-maksud tertentu yang ada hubungannya dengan pandangan hidup falsafah hidup dari manusia atau masyarakat pembuatnya, sehingga benda- benda yang diterapinya memiliki arti dan makna yang mendalam, dengan disertai harapan-harapan tertentu. Artinya bahwa ketika misalnya membuat commit to user 62 patung, mereka menganggap patung itu sebagai benda sakral dan menjadi benda untuk ritual atau pemujaan. Ada juga yang membuat sebuah gunungan wayang yang merupakan landasan dari hubungan kehidupan makrokosmos dan mikrokosmos yang mempunyai arti bahwa dalam hidup kita harus bisa menyeimbangkan kedua hubungan tersebut supaya kehidupan berjalan baik tanpa adanya ketimpangan di suatu saat nanti. Banyak tulisan yang membahas tentang ragam hias oleh sebagian ahli. Ragam hias pada dasarnya identik dengan keindahan yang diterapkan pada suatu benda atau bangunan tertentu. Ragam hias adalah motif yang menjadi pangkal atau pokok dari suatu pola, di mana setelah motif itu mengalami proses penyusunan dan ditebarkan secara berulang-ulang akan memperoleh sebuah pola, kemudian setelah pola tersebut diterapkan pada benda lain maka jadilah suatu bentuk ornamen Gustami, 1980:25. Tampilan ragam hias pada suatu benda bukan sekedar bentuk yang lebih indah dan menarik, tetapi di dalam ornamen mempunyai peranan lain, yaitu sebagai simbol tertentu yang unsur di dalamnya mengisyaratkan pesan- pesan adat yang mencerminkan kepercayaan, pengabdian kepada nenek moyang dan ruh leluhur mereka Gustami, 1980: 28. Secara umum peranan ragam hias sangat besar sekaligus sebagai sarana untuk kebutuhan manusia. Hal ini dapat dilihat melalui penerapannya diberbagai benda, kesemuanya itu untuk kebutuhan jasmani dan rohani manusia. Dalam perwujudannya, ragam hias memiliki bentuk yang berbeda- beda tergantung benda apa yang dihiasnya. Ragam hias akan memberikan commit to user 63 nilai tambah pada benda yang dihiasinya, sehingga benda tersebut menjadi indah dan menarik. Terbentuknya ragam hias tentunya tidak akan terlepas dengan unsur pola dan motif. Dengan demikian dengan segala penerapannya akan selalu berhubungan dengan istilah pola dan motif yang bentuknya sesuai perkembangan jaman. Ragam hias selalu bersinggungan dengan istilah pola dan motif. Pola merupakan wujud dasar yang dipakai pedoman untuk menyusun suatu ragam hias. Pola mengandung pengertian hasil susunan dari motif tertentu dalam bentuk dan komposisi yang tertentu pula Toekio, 1987:147. Dalam ensiklopedi Indonesia dijelaskan bahwa motif merupakan pangkal bagi tema kesenian. Sesuai dengan penjelasan tersebut, maka motif merupakan pokok pikiran dan bentuk dasar dalam penciptaan ragam hias yang meliputi segala bentuk yang ada di alam semesta ciptaan Tuhan dan hasil daya kreasi atau imajinasi manusia Toekio, 1987: 12, sesuai dengan pendapat tadi, secara visual motif tersebut dapat meliputi ; bentuk manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, bentuk garis, lautan, awan, mahluk imajinatif, dan lain-lain. Motif juga merupakan unsur pokok dari suatu pola, sebab pola terbentuk akibat penyusunan dan pengorganisasian motif secara berulang- ulang, dengan demikian susunan motif yang berulang-ulang disebut pola. Jadi pola yang sudah diperoleh kemudian diterapkan dan dijadikan penghias hiasan pada suatu benda disebut dengan istilah ragam hias. commit to user 64 Dalam pembuatan ragam hias terdapat berbagai bentuk, diantaranya ada beberapa yang sudah mempunyai bentuk-bentuk baku. Bentuk demikian itu nampaknya merupakan sesuatu yang tepat dan memiliki kedudukan tertentu di dalam penerapannya serta pembuatannya. Ragam hias ini, proses pengalihan atau penciptanya tidak selalu sama. Dalam pembuatan atau penciptaan produk baru maka susunan maupun ukuran dibuat dengan pola ulang tertentu. Kenyataan demikian ini rupanya masih mampu bertahan di dalam lingkungan kehidupan masyarakat yang bertumpu pada tradisi. Menurut Soegeng Toekio dalam bukunya ”Mengenal Ragam Hias Indonesia ”, 1987: 146-147 melihat tiga hal yang menonjol dalam proses ulang untuk ragam hias antara lain : Pertama : bentuk pola dengan susunan maupun ukuran yang dibuat tanpa pembubuhan bentuk lain dan berdiri sendiri pola ulang tunggal, bisa ditemukan dalam relung candi, rumah adat atau benda magis lainnya. Kedua : bentuk lain dalam cara reproduksi untuk ragam hias ini dapat kita perhatikan yang tiap bagian merupakan suatu kelompok dan merupakan himpunan untuk pola ulang yang terdiri atas beberapa bentuk atau unsur namun masih bersifat satu kesatuan pokok. Ini biasa dinamakan sebagai pola ulang himpunan. Pola ini dapat dijumpai di benda-benda pusaka, karya monumental, tata ruang bangunan adat, dan lainnya. Ketiga : pengulangan berproduksi dari ragam hias dengan kombinasi- kombinasi ulangan. Pengulangan di sini disertai membubuhkan bentuk lain yang tidak tercakup pada kelompoknya tanpa merusak atau commit to user 65 mengganggu bagian atau bentuk pokok itu sendiri. Biasa digunakan dalam benda-benda permukaan lebar atau luas. Pengulangan yang demikian ini disebut pola ulang menyeluruh. Beberapa uraian di atas dapat disebutkan bahwa ragam hias didasari dengan unsur pola dan motif. Sedangkan faktor penerapan ragam hias terhadap suatu benda atau bangunan senantiasa mempertimbangkan beberapa hal yaitu mengenai bentuk, komposisi, keseimbangan, serta makna yang terkandung di dalam ragam hias itu sendiri, sehingga tercipta sebuah karya seni yang mempunyai nilai estetis. Bentuk ragam hias terdiri dari beberapa jenis yaitu ragam hias geometris, tumbuh-tumbuhan dan binatang Bastomi, 1987: 26. Adapun pendapat lain mengatakan ragam hias dibedakan menjadi lima jenis yaitu : 1. Ragam hias Geometris Ragam hias geometris tergolong ragam hias paling tua, bentuk ragam hias ini sangat sederhana yaitu berupa goresan-goresan yang tajam seperti garis lurus dan lengkung. Kemudian berkembang bentuk-bentuk baru seperti pilin, meander, tumpal, dan swastika. Kemudian berkembang lagi menjadi pilin berganda, meander tegak, dan meander miring. Pada jaman dulu bentuk ini banyak ditemukan pada benda- benda kuno yang isiannya berupa goresan-goresan yang cukup sederhana Guntur, 2009: 4. 2. Ragam hias Tumbuh-tumbuhan commit to user 66 Ragam hias ini biasanya mengambil pola-pola pokok yang berasal dari alam, yaitu berupa tumbuh-tumbuhan atau flora yang dalam penampilannya setiap ragam hias ini diwakili bagian dari tumbuh- tumbuhan tersebut, misalnya; daun-daunan, buah-buahan, dan bunga. Bentuk ragam hias ini banyak digunakan pada hiasan meja, vas bunga dan lampion Guntur,2009: 5 3. Ragam hias Binatang Ragam hias ini sering menggunakan binatang sebagai motif hiasnya, bagian tubuh binatang dianggap mempunyai nilai tersendiri. Dalam penggambarannya sering menggunakan bentuk binatang secara utuh maupun bagian-bagian tubuhnya, dan biasanya bentuk binatang sudah di stilasi Guntur, 2009: 6. 4. Ragam hias Manusia Manusia sering dijadikan motif hiasan, bagian tubuh manusia dianggap mempunyai nilai tertentu. Dalam penggambarannya bentuk manusia seringkali dikombinasikan dengan bentuk-bentuk lain seperti geometris, tumbuh-tumbuhan, dan binatang Guntur,2009: 7 5. Ragam hias Imajinatif Ragam hias jenis ini berbeda dengan ragam hias jenis lainnya ragam hias yang jelas objeknya. Ragam hias imajinatif merupakan hasil kreasi manusia yang penciptaan objeknya tidak ada di alam semesta, artinya terdapat keanehan dalam ragam hias tersebut, meskipun dasar pokok penciptaan mengambil bentuk alam semesta Guntur, 2009: 8 commit to user 67 Dari pendapat Guntur tersebut, jenis-jenis ragam di atas merupakan hasil kreasi manusia sepanjang hidupnya yang bersumber pada alam. Keindahan alam seringkali menjadi tema dalam perwujudan ragam hias, semakin maju cara berpikir manusia akan berkembang pula penciptaan berbagai bentuk ragam hias. Perkembangan berpikir manusia akan menentukan perkembangan bentuk ragam hias beserta fungsi ragam hias itu sendiri. Adapun fungsi ragam hias itu sendiri sebagai penghias suatu objek, sehingga apabila ragam hias diletakkan atau diterapkan pada benda lain akan menambah nilai benda yang dikenainya, apakah menjadi antik, indah, angker, ataupun predikat yang lain lagi Guntur, 2004: 14. Ragam hias sebagai seni hias dalam kehidupan masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai elemen untuk memperindah barang atau benda, melainkan juga memiliki fungsi lain seperti fungsi sakral, simbolik, dan sosial. Adapun fungsi dan terapannya ragam hias pada suatu benda dapat dipilih menjadi : 1. Fungsi Ragam Hias AktifKonstruktif Ragam hias yang digunakan pada elemen-elemen bangunan yang berfungsi sebagai konstruksi dan menambah kekuatan suatu benda sebagai hiasan. Dengan demikian perwujudannya tidak terbatas sebagai penambah indah tetapi menjadi satu kesatuan yang utuh dengan struktur dan konstruksi bangunan 2. Fungsi Ragam Hias Pasif commit to user 68 Ragam hias yang melekat pada bangunan dengan fungsi sebagai hiasan saja, dengan demikian bentuk ragam hias pun dapat lepas, artinya ragam hias yang melekat pada benda apabila dihilangkan tidak berpengaruh terhadap konstruksi benda tersebut. 3. Fungsi Ragam Hias sebagai Simbol Ragam hias yang berfungsi sebagai hiasan sekaligus mempunyai makna simbolis atau perlambang Guntur, 2004: 10.

2.4. Landasan Teori