Jenis-jenis Kesenian Jawa Kesenian Jawa 1. Pengertian Kesenian Jawa

commit to user 24

2.2.6.2. Jenis-jenis Kesenian Jawa

Kesenian di Jawa begitu beragam macamnya, adapun jenis-jenis kesenian yang menggunakan ragam hias di antaranya adalah : a. Wayang Kulit. Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia, terutama berkembang di Jawa. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh suara gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden . Dalang memainkan wayang kulit di balik kelir , yaitu layar yang terbuat dari kain putih, Sementara dibelakangnya disorotkan blencong lampu minyak atau lampu listrik, sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir . Untuk dapat memahami cerita wayang lakon, penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar. Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan pakem standar tersebut, Ki Dalang bisa juga memainkan lakon carangan gubahan. b. Batik Batik Jawa telah lama ada, bahkan merupakan produk seni rupa paling tua di Indonesia. Secara terminologi, kata batik berasal dari kosa kata bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan malam yang dituangkan ke atas kain dengan canting untuk menahan masuknya bahan pewarna. Di lingkungan commit to user 25 bangsawan kraton di Jawa, kain batik dikenakan sebagai busana mereka. Kain batik di lingkungan kraton merupakan kelengkapan busana yang dipergunakan untuk segala keperluan, busana harian, busana keprabon, busana untuk menghadiri upacara tradisi, dan sebagainya. Busana pria Jawa yang terdiri dari tutup kepala blangkon , nyamping , semuanya berupa kain batik. Begitu pula dengan kelengkapan busana putri Jawa yang juga berupa kain batik. Batik merupakan hasil seni budaya yang memiliki keindahan visual dan mengandung makna filosofis pada setiap motifnya. c. Seni Ukir Seni ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung kruwikan dan bagian-bagian cembung buledan yang menyusun suatu gambar yang indah. Pengertian ini berkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang merupakan seni membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain. Seiring dengan perkembangan zaman, yaitu saat agama Hindu dan Budha masuk ke Indonesia, seni ukir di Jawa mengalami perkembangan. Puncak keemasan seni ukir dengan menggunakan media batu terjadi sekitar abad ke 10, yaitu pada zaman kerajaan Hindu dan Budha di Jawa. Pada zaman inilah seni ukir disebut seni ukir klasik. Bentuk seni ukir tersebut dapat dilihat di relief-relief candi yang banyak tersebar di Jawa Tengah. Bentuk motif yang ada pada relief tersebut di antaranya tumbuhan, manusia, hewan, garis, titik, lingkaran dan sebagainya Warsino, 2005:25. commit to user 26

2.2.7. Ragam Hias Sebagai Bentuk Rupa dan Simbol