commit to user
55
eter. Lignin juga mempunyai gugus hidroksi yang dapat diaktifkan sehingga dapat menjerap suatu ion logam CrVI.
Gambar 22 . Mekanisme Reaksi Aktivasi Limbah Kayu Aren menggunakan
HNO
3
dan NaOH Fahrizal, 2008.
C. Karakterisasi Adsorben
1. Karakterisasi Zeolit Alam
Zeolit alam yang digunakan untuk adsorben adalah zeolit yang berasal dari Wonosari, kabupaten Gunung Kidul. Sifat fisis dari zeolit alam yang digunakan
dalam penelitian ini ialah berbentuk batuan kecil dan berwarna hijau muda. Karakterisasi zeolit alam sebelum aktivasi dan sesudah aktivasi dealumunisasi
dilakukan menggunakan FTIR. Secara spektroskopis, zeolit dapat diamati pada rentang daerah bilangan
gelombang 300-1300 cm
-1
. Pita pada 300-420 cm
-1
merupakan daerah untuk pore opening pada external linkage. Rentangan simetri O-Al-O atau O-Si-O pada internal
tetrahedral akan muncul pada 650-720 cm
-1
sedang untuk external linkage akan muncul pada 750-820 cm
-1
. Tekukan Si-O atau Al-O akan muncul pada daerah 420- 500 cm
-1
. Adsorban pada daerah 950-1250 cm
-1
menunjukkan rentangan asimetri Wietkamp dan Puppe, 1999. Pada zeolit alam rentangan asimetri ditunjukkan pada
pita 1055,06 cm
-1
dan pada zeolit alam aktivasi ditunjukkan pada pita 1058,92 cm
-1
.
commit to user
56
Terjadinya dealuminasi dapat diamati dari adanya pergeseran pada spektra vibrasi internal dan external. Bila terjadi proses dealuminasi, maka akan ada pergeseran
spektra ke arah bilangan gelombang yang lebih tinggi pada vibrasi ulur internal zeolit dan pergeseran pita ke arah bilangan gelombang yang lebih rendah pada vibrasi
eksternal. Hal ini seiring dengan menurunnya jumlah Al dalam struktur zeolit Flanigen dan Khatami, 1997 Gambar 25. Hasil penelitian, bahwa terjadi
pergeseran pita pada daerah vibrasi internal zeolit alam yaitu dari 1055,06 cm
-1
menjadi 1058,92 cm
-1
pada zeolit alam terdealuminasi. Ini diperkuat dengan adanya pergeseran pada vibrasi pore opening yaitu dari 353,8 cm
-1
pada zeolit alam menjadi 332,5 cm
-1
pada zeolit alam termodifikasi. Spektra FTIR pada zeolit alam dan zeolit dealuminasi membuktikan telah terjadi proses dealuminasi Gambar 23 Tabel 4.
Gambar 23
. Spektra FTIR a Zeolit Alam dan b Zeolit Teraktivasi
commit to user
57
Tabel 4 . Spektra Inframerah dari Zeolit Alam
Jenis Vibrasi Bilangan Gelombang cm
-1
Zeolit Alam
a Zeolit Alam
teraktivasi b
Referensi
Vibrasi ulur O-H 3435,22
3435,22 3442,7 dan 3448,5
Heraldy et al., 2003 Tekuk O-H
1631,78 1629,85
Saikia et al., 2010 Vibrasi ulur TO
4
1055,06 1058,92
1080 Li and Wu, 2003 Vibrasi tekuk T-O
pada jalinan eksternal kerangka zeolit
atau Si-O quartz 798,53
798,53 780 dan 800 Li and Wu, 2003
794,6 Heraldy et al., 2003 797 Saikia et al., 2010
Tekukan Si-O atau Al-O
464,84 466,77 470 framework modernit
Li and Wu, 2003 447,2 dan 470,6
Heraldy et al., 2003 Vibrasi T-O pore
opening 353,8
332,5 350 – 330 Li and Wu, 2003
Keterangan: T = Si atau Al
Hasil analisa fourier tramsform infrared spectroscopic FTIR diperkuat dengan analisa XRD dari referensi. Mutngimaturrohmah et al. 2009 telah
melakukan dealumunisasi zeolit alam menggunakan konsentrasi HCl 6M dan NH
4
NO
3
2 M. Pada difraktogram tampak bahwa pada intensitas yang sama 100 telah terjadi pergeseran, yaitu pada zeolit alam adalah 3,33269 sedangkan pada zeolit
terdealuminasi adalah 3,34869. Pergeseran difraktogram ini merupakan pendekatan dalam memprediksi telah terjadi dealuminasi pada zeolit Gambar 24 dan 25.
commit to user
58
Gambar 24
. Difraktogram Sinar X pada Zeolit Alam Mutngimaturrohmah et al., 2009.
Gambar 25
. Difraktogram Sinar X pada Zeolit Alam Dealumunasi Mutngimaturrohmah et al., 2009
2. Karakterisasi Limbah Kayu Aren