Karakterisasi Limbah Kayu Aren

commit to user 58 Gambar 24 . Difraktogram Sinar X pada Zeolit Alam Mutngimaturrohmah et al., 2009. Gambar 25 . Difraktogram Sinar X pada Zeolit Alam Dealumunasi Mutngimaturrohmah et al., 2009

2. Karakterisasi Limbah Kayu Aren

Limbah kayu aren merupakan limbah padat sisa dari pencucian parutan kayu aren ampas terakhir. Limbah kayu aren yang tidak ditangani dengan baik, berpotensi menimbulkan masalah bagi komunitas sekitarnya. Limbah kayu aren yang komponen dasarnya materi organik akan terdekomposisi secara alamiah di lingkungan. Namun dalam prosesnya sering sekali timbul gangguan bau dan estetika dari timbunan limbah kayu aren ini. Limbah kayu aren yang masih mengandung pati commit to user 59 dan dalam keadaan lembab, diketahui kadang ditumbuhi beberapa jenis jamur, sehingga dalam tiga tahun terakhir, limbah tersebut diambil oleh sebuah perusahaan jamur. Ini cukup mengurangi namun belum mampu menyerap limbah kayu aren yang ada. Hasil analisis karakteristik air sumur yang digunakan untuk proses produksi diperoleh bahwa air tersebut diukur parameter Fe besi dan CrVI. Hasil menunjukkan adanya FeII dalam air sebesar 14,26 ppm dan CrVI sebesar 0,002 ppm. Kandungan FeII dalam air untuk produksi telah melebihi baku mutu air sebesar 5 ppm berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Dari hasil penelitian yang lain mengandung beberapa parameter yang melebihi baku mutu, yakni: Fe, Amoniak NH 3 -N, minyak dan lemak, BOD serta COD Firdayati dan Handajani, 2005 Tabel 5. Mengingat sampel air tersebut diambil dari tempat penampungan air yang ada pada industri tersebut diperkirakan keberadaan amoniak, minyak dan lemak, materi organik berasal dari kontaminasi air baku dengan bahan baku proses produksi serbuk aren. Sumber air baku untuk produksi kemungkinan berasal dari sumur terbuka. Tingginya kandungan besi Fe dalam air sumur dapat mempengaruhi proses produksi karena ion besi FeII yang terlarut dalam air apabila kontak dengan oksigen yang terdapat di udara akan membentuk presipitat FeIII yang berwarna kuning kemerahan. Kehadiran presipitat besi berpotensi memberikan warna merah pada endapan pati aren sehingga menyebabkan peningkatan kebutuhan air untuk mencuci endapan pati. Firdayati dan Handajani, 2005. commit to user 60 Tabel 5. Karakteristik Air Sumur dan Baku Mutu KEP-51MENLH101995, untuk Golongan B Firdayati dan Handajani, 2005. Pada aktivasi dengan NaOH disertai dengan pemanasan impregnasi basa terlihat bahwa filtrat hasil penyaringan menunjukkan warna coklat kemerah-merahan. Warna tersebut kemungkinan berasal dari FeII yang terlarut dalam air apabila kontak dengan oksigen yang terdapat di udara akan membentuk presipitat FeIII yang berwarna coklat kemerah-merahan. commit to user 61 Salah satu kelemahan adsorben LKA yaitu adsorben tersebut ketika sudah lama tidak digunakan mudah ditumbuhi beberapa jenis jamur karena masih adanya kandungan organik pada adsorben LKA. Menurut Firdayati dan Handajani 2005 bahwa hasil analisis limbah kayu aren mengadung C-Organik sebesar 69,94 BK. Jamur dapat tumbuh karena kondisi yang lembab dan adanya materi organik sebagai nutrisi jamur.

D. Aplikasi Adsorben

1. Larutan Standard K