Gula Rafinasi Bahan Tambahan

commit to user sehingga dapat dibuat menjadi selai. Gula yang terdapat dalam buah naga daging merah tergolong sedikit, kandungan terbanyak yaitu air gula dan pektin yang terkandung dalam buah naga daging merah sehingga mampu menjadi kental saat pemanasan dan berpengaruh dalam pembuatan selai.

2. Bahan Tambahan

a. Gula Rafinasi

Rafinasi berasal dari kata refinery yang artinya menyuling, menyaring, atau membersihkan. Gula rafinasi adalah gula berasal dari tebu yang sudah dipisahkan dari zat-zat lainnya serta mempunyai kualitas kemurnian yang tinggi Kriz, 2011. Menurut Baikow 1978, proses pengolahan gula rafinasi meliputi beberapa tahapan seperti afinasi, klarifikasi, filtrasi, dekolorisasi, evaporasi, kristalisasi, dan sentrifugasi. Syarat gula rafinasi menurut SNI dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Standar Gula Rafinasi Menurut SNI 01-3140.2-2006 No Kriteria uji satuan Persyaratan I II 1 Polarisasi ºZ Min. 99,80 Min. 99,70 2 Gula reduksi , Maks.0,04 Maks. 0,04 3 Susut pengeringan , bb Maks. 0,05 Maks. 0,05 4 Warna larutan IU Maks. 45 Maks. 80 5 Abu , bb Maks. 0,03 Maks. 0,05 6 Sedimen mgkg Maks. 7,0 Maks. 10,0 7 Belerang dioksida SO 2 mgkg Maks.2,0 Maks. 5,0 8 Timbal Pb mgkg Maks. 2,0 Maks. 2,0 9 Tembaga Cu mgkg Maks. 2,0 Maks. 2,0 10 Arsen As mgkg Maks. 1,0 Maks. 1,0 11 Angka lempeng total ALT Koloni10g Maks. 200 Maks. 250 12 Kapang Koloni10g Maks. 10 Maks. 10 13 Khamir Koloni10g Maks. 10 Maks. 10 CATATAN Z =Zuiker = Sukrosa; IU = ICUMSA UNIT BSN, 2006 Gula sukrosa menurut SNI adalah gula yang diproduksi melalui tahapan proses pengolahan gula kristal mentah GKM yang commit to user meliputi afinasi-pelarutan kembali remelting-klarifikasi- dekolorisasi-kristalisasi-fugalisasi-pengeringan-pengemasan BSN, 2006. Fungsi penambahan gula berpengaruh pada kekentalan gel yang terbentuk, memberi rasa, mengatur fermentasi, memperpanjang umur selai, menambah kandungan gizi, membuat tekstur selai menjadi lebih ideal dan gula akan menurunkan kekentalan gel. Hal ini disebabkan gula akan mengikat air akibatnya suhu gelatinisasi lebih tinggi, Selain itu adanya gula akan menurunkan aktivitas air dalam bahan pangan karena gula bersifat higroskopis Winarno, 1992. Gula terbagi menjadi berbagai bentuk antara lain sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Sukrosa adalah gula yang dikenal sehari – hari dengan istilah gula pasir dan banyak digunakan dalam industri makanan, baik bentuk kristal halus, kasar maupun dalam bentuk cair Winarno, 1997. Gula termasuk pengawet dalam pembuatan aneka ragam produk-produk makanan beberapa diantaranya jeli, selai, marmalade, sari buah pekat, sirup buahbuahan, buah-buahan bergula, umbi dan kulit, buah-buahan beku dalam sirup, acar manis, susu kental manis, madu dan lain sebagainya. Daya larut gula tinggi mampu mengurangi keseimbangan kelembaban relatif ERH dan dapat mengikat air adalah sifat-sifat yang menyebabkan gula dipakai sebagai pengawet bahan pangan. Apabila gula ditambahkan kedalam bahan pangan dalam konsentrasi yang tinggi paling sedikit 40 padatan terlarut sebagian dari air yang ada menjadi tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas air A w dari bahan pangan Buckle dkk . ,1985. Fungsi utama gula dalam pembuatan selai buah naga daging merah adalah sebagai pengental dan sebagai bahan pengawet, serta commit to user untuk memperoleh tekstur, penampakan, dan rasa yang ideal. Semakin tinggi penggunaan gula pada selai dagng merah maka hasil selai yang dihasilkan akan semakin keras, maka dalam pembuatan selai buah naga daging merah penggunaan gula sangat sedikit karena adanya kandungan serat pangan pada buah naga daging merah.

b. Air H