Proses Pengolahan Selai TINJAUAN PUSTAKA

commit to user jumlah gula yang mengalami inversi selama pendidihan Fatonah, 2002.

D. Proses Pengolahan Selai

Pembuatan atau pengolahan selai pada buah naga daging merah hampir sama dengan pembuatan selai pada umumnya yaitu pengupasan kulit buah untuk memisahkan kulit buah dengan daging buah kemudian dilakukan penghancuran daging buah dengan menggunakan alat juicer dan blender untuk menghasilkan bubur buah kemudian dilakukan pemasakan pada api kecil seelah masak kemudian dilakukan pendinginan dilanjutkan proses yang terakhir yaitu proses pengemasan. Pada proses penghancuran dengan menggunakan alat juicer hasil yang didapat berupa sari buah dengan ampas sehingga dalam pembuatan selai dari ampas tekstur lebih kasar dibanding penghancuran dengan blender. Warna yang dihasilkan lebih bagus juicer daripada blender. Jus yang dihasilkan dengan menggunakan juicer banyak dikarenakan juicer memisahkan antara sari buah dengan ampas buah, makan jus yang dihasilkan akan banyak.

a. Sortasi

Proses ini bertujuan untuk memilih buah yang baik dan kurang baik serta memisahkan kulit buah dengan daging buah untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Serta memisahkan bahan yang layak diolah dengan bahan yang tidak layak untuk diolah. Dalam proses ini dipilih dua bagian yaitu ampas buah serta daging buah yang utuh. Buah yang layak digunakan adalah buah yang tidak terlalu masak ataupun terlalu tua. Serta daging buah yang tidak terlalu keras maupun terlalu lembek.

b. Pembuatan bubur buah

Pada proses ini bahan daging buah dimasukkan ke dalam mesin blender atau juicer kemudian dihancurkan untuk menjadi bubur buah sebagai bahan pembuatan selai. Proses penghancuran ini dilakukan sampai halus. Bila menggunakan blender maka bubur buah yang dihasilkan adalah bubur buah yang halus karena daging buah serta biji commit to user hancur menjadi satu, sedangkan juicer hanya mengambil sari buah dan menghasilkan ampas buah maka yang digunakan dalam pembuatan selai adalah ampas buah yang telah diambil sarinya.

c. Pemasakan

Pada proses ini bahan baku yang telah menjadi bubur kemudian dimasak diatas api kecil, kemudian bubur buah diaduk hingga mengental dan dihindari supaya tidak sampai gosong. Suhu pemasakan selai yaitu 103-105 C selama 10 menit. Kondisi setelah dimasak terjadi perubahan pada warna yaitu dari warna merah menjadi keunguan, tekstur menjadi lembut.

d. Pendinginan

Tahap ini merupakan tahapan setelah produk yang sudah jadi kemudian didinginkan sebelum dikemas. Suhu pendinginan yang digunakan pada suhu ruang, karena bila selai masih dalam kondisi panas langsung dikemas maka hasil selai akan rusak serta akan merusak kemasan bila dikemas dalam kemasan plastik. Pendinginan dilakukan sampai selai benar-benar dingin waktu yang digunakan dapat 3 sampai 15 menit. Pendinginan dilakukan dengan cara didiamkan pada suhu kamar atau dimasukkan kedalam wadah kemudian direndam menggunakan air supaya pendinginan dapat berjalan cepat. Kondisi saat dingin selai menjadi liat.

e. Pengemasan

Pengemas disebut juga pembungkus, pewadahan atau pengepakan. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi, melindungi bahan pangan atau produk yang ada didalamnya, dan melindungi bahaya pencemaran serta bahaya fisik gesekan benturan, dan getaran. Pengemasan juga berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri supaya mempunyai bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, commit to user pengangkutan dan distribusi. Kemasan juga sebagai alat promosi dan media informasi Syarif dkk, 1993. Pengemasan yang cocok untuk selai buah naga daging merah adalah kemasan plastik ataupun kemasan botol kaca, karena mampu melindungi selai dari bahan cemaran serta lainnya. Cara sterilisasi kemasan gelas yaitu dipanaskan pada suhu 100 C supaya membunuh bakteri patogen yang terdapat dalam kemasan. Perebusan botol dan tutupnya di dalam panci besar selama kurang lebih 15 menit. Kemasan yang digunakan adalah botol kaca hal ini dikarenakan untuk melindungi produk dari cemaran mikroba yang terdapat di sekitar produk. Bila pengemasan salah maka produk yang dihasilkan akan rusak, bila pengemasan kurang benar maka bentuk, warna, serta rasa produk dapat berubah.

E. Analisis Sensori